Bisnis, JAKARTA – Sektor properti masih mengalami tantangan dan pemulihan di tahun lalu. Di tahun ini sendiri, memang sektor properti masih menghadapi sejumlah tantangan yang salah satunya berasal dari kondisi ekonomi global dan juga kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak mungkin dihindari akan tetapi Indonesia lebih baik dibandingkan dengan kondisi di berbagai negara lain.
Indonesia masih mendapatkan manfaat dari kenaikan harga komoditas energi, dan pada saat yang sama sektor manufaktur masih dalam posisi ekspansif walaupun sudah menunjukkan tren penurunan. Indonesia sendiri diproyeksikan masih akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada 2023.
Chief Economist PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Martin Daniel Siyaranamual mengatakan di sepanjang tahun lalu, sektor properti khususnya penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hanya berkontribusi 2,99 persen terhadap Produk Domestik Brutto (PDB) nasional.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara berkembang dan masuk dalam level kelas menengah, rasio KPR terhadap PDB Indonesia ini dinilai masih sangat kecil bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang sebesar 38,48 persen. Terlebih dukungan pembiayaan Pemerintah melalui APBN khusus untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) memiliki rumah sangatlah besar.