REI Ajak Developer Burj Khalifa & Jumeirah Beach ke IKN

Realestat Indonesia (REI) berkomitmen untuk membantu pengembangan perumahan dan properti nkomersial di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Terkait dengan hal itu, REI telah mengontak sejumlah pengembang Uni Emirat Arab untuk ikut berinvestasi.

M. Syahran W. Lubis

24 Mar 2022 - 20.29
A-
A+
REI Ajak Developer Burj Khalifa & Jumeirah Beach ke IKN

IKN Nusantara

Bisnis, JAKARTA – Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara direncanakan berlangsung hingga puluhan tahun dan peran serta berbagai lapisan masyarakat serta kalangan swasta diyakini sangat penting.

Untuk pengembangan perumahan dan properti komersial di IKN Nusantara di Kalimantan Timur tersebut, Realestat Indonesia (REI) telah mengungkapkan komitmen mereka untuk membantu memasukkan modal dari mancanegara.

Bahkan DPP REI telah bertemu langsung dengan sejumlah pengembang yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), untuk mengajak mereka ikut terlibat dalam pengembangan berbagai properti perumahan dan komersial di IKN Nusantara.


Beberapa pengembang yang sudah dikontak REI untuk berinvestasi di IKN Nusantara antara lain Emaar Properties Group, Damac Properties Group, Azizi Developments Group, Dubai Properties Holdings, Diamond Developers, dan Sheikh Tahnoon bin Saeed bin Tahnoon Al Nahyan Group.

Mari kita simak para developer raksasa UEA ini. Emaar Properties Group adalah Emaar Properties Group adalah developer dan pemilik gedung tertinggi di dunia Burj Khalifa yang berlokasi di Dubai, salah satu dari tujuh keemiran (kerajaan) yang membentuk UEA.

Gedung tertinggi di dunia Burj Khalifa di Dubai./Arab News

Emaar Properties memang berbasis di Dubai. Sebagaimana ditulis di laman resminya, perusahaan ini terdaftar di Pasar Keuangan Dubai, dan memiliki valuasi US$15,5 miliar per Juni 2021.

Perusahaan ini, yang dipimpin oleh Jamal bin Theniyah sebagai chairman, beroperasi secara internasional dengan menyediakan layanan pengembangan dan manajemen properti. Dengan enam segmen bisnis dan 60 perusahaan aktif, Emaar memiliki kehadiran kolektif di 36 pasar di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia, Eropa, dan Amerika Utara.

Emaar Properties Dubai merupakan salah satu pengembang real estat terbesar di UEA dan dikenal dengan berbagai proyek skala besar termasuk Burj Khalifa.

Selanjutnya mari kita simak sosok Damac Properties Group. Berbasis di Dubai, pada Januari 2015 Damac Properties terdaftar secara publik di Pasar Keuangan Dubai. Perusahaan ini beroperasi secara internasional dengan menyediakan properti perumahan, komersial dan rekreasi dan hadir di UEA, Arab Saudi, Qatar, Yordania, Lebanon, Oman, dan Inggris.

Hussain Sajwani, pendiri Damac Properties Group./Financial Times

Damac juga berminat berinvestasi di Indonesia. Pada pertengahan Januari 2022, Badan Pengusahaan Batam menerima kunjungan Vice President Damac Group Memethan Sisik yang mengungkap rencana pembangunan data center di Kepulauan Riau.

Sementara itu, Azizi Developments Group dimiliki oleh Mirwais Azizi, yang menjabat sebagai ketua chairman. Azizi Group, juga bermarkas di Dubai, didirikan pada 1989 dengan perkembangan di sektor real estat termasuk perhotelan, perbankan, dan investasi.

Azizi memiliki lebih dari 54 proyek yang sedang berjalan yang akan diselesaikan pada 2023, dan lebih dari 130 lainnya dalam perencanaan yang diproyeksikan selesai pada 2025. Azizi Developments memiliki portofolio bernilai lebih dari 45 miliar dirham atau sekitar Rp176 triliun.

Nama developer besar yang juga disebutkan REI telah dihubungi untuk menanamkan modal di IKN Nusantara adalah Dubai Properties Holdings.

Dubai Properties adalah perusahaan pengembangan dan manajemen properti yang merupakan anggota grup Dubai Holding. Aktivitas inti Dubai Properties adalah pengembangan properti perumahan dan komersial skala besar di dalam Emirat Dubai.

Salah satu proyek kelompok usaha ini adalah Jumeirah Beach Residence. Megaproyek ini adalah komunitas tepi laut dengan luas lantai kotor 2 km2 yang terletak di pantai Teluk Persia di Dubai Marina.

Jumeirah Beach Residence di Dubai Marina./SAT Real Estate

Jumeirah Beach Residence adalah proyek yang terdiri atas 40 menara, yang terdiri atas 35 menara residensial dan 5 menara hotel. Megaproyek ini dapat menampung sekitar 15.000 orang, tinggal di apartemen dan kamar hotelnya.

Megaproyek tersebut memiliki 6.917 unit apartemen, yang mencakup studio berukuran 900 84 m2 hingga penthouse seluas 5.500 510 m2. Jumeirah Beach Residence memiliki total enam blok perumahan yaitu Syams, Amwaj, Rimal, Bahar, Sadaf, dan Murjan, dan berada dalam jarak cukup berjalan kaki ke Marina Dubai, Trem Dubai, dan Metro Dubai.

Berikutnya Diamond Developers. Perusahaan ini merupakan developer The Sustainable City yaitu pengembangan proyek properti seluas 46 hektare di Dubai.

Terletak di Jalan Al Qudra, ini adalah pengembangan properti dengan energi nol-bersih pertama di Dubai. Rencana induknya menggabungkan desain hijau dan hemat energi dengan filosofi yang berpusat pada manusia yang mencakup alam dan hewan sehingga meningkatkan ruang publik.

Pengembangan megaproyek tersebut mencakup 500 vila, 89 apartemen, dan kawasan serba guna yang terdiri dari perkantoran, ritel, fasilitas kesehatan, pembibitan, serta gerai makanan dan minuman. Tahap 2 pengembangan akan mencakup hotel, sekolah dan pusat inovasi.

Kemudian ada pula nama Ritossa Family Office yang bermarkas di Dubai dan Sheikh Tahnoon bin Saeed bin Tahnoon Al Nahyan Group, yang berbasis di Abu Dhabi, ibu kota UEA. Kedua perusahaan ini menjalankan bisnis family office di dalam dan luar UEA.

Family office adalah perusahaan swasta yang menangani manajemen investasi dan manajemen kekayaan untuk keluarga kaya dengan tujuan menumbuhkan dan mentransfer kekayaan secara efektif dari generasi ke generasi.

Modal keuangan perusahaan adalah kekayaan keluarga sendiri. Family office juga dapat menangani tugas-tugas seperti mengelola staf rumah tangga, membuat pengaturan perjalanan, manajemen properti, kegiatan akuntansi dan penggajian sehari-hari, manajemen urusan hukum, layanan manajemen keluarga, tata kelola keluarga, pendidikan keuangan dan investor, koordinasi filantropi dan yayasan swasta, dan perencanaan suksesi.

Sebuah family office dapat menghabiskan biaya lebih dari $1 juta per tahun untuk beroperasi, sehingga kekayaan bersih keluarga biasanya melebihi US$100 juta dalam aset yang dapat diinvestasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: M. Syahran W. Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.