Reksa Dana Pendapatan Tetap Masih Menjanjikan di 2022

Reksa dana pendapatan tetap masih akan menghadapi sejumlah sentimen penekan pada tahun depan. Meskipun demikian, prospeknya untuk dapat tumbuh lebih baik masih terbuka.

Dwi Nicken Tari & Ika Fatma Ramadhansari

7 Des 2021 - 19.50
A-
A+
Reksa Dana Pendapatan Tetap Masih Menjanjikan di 2022

ilustrasi investasi reksa dana

Bisnis, JAKARTA — Instrumen reksa dana dengan aset dasar atau underlying asset berupa surat utang yakni reksa dana pendapatan tetap dinilai masih menjadi pilihan yang menarik untuk menjadi sasaran koleksi investor pada 2022 mendatang.

Director & CIO Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula mengatakan performa reksa dana pendapatan tetap masih akan stabil dan bisa menjadi peluang diversifikasi. Dia memperkirakan yield Surat Utang Negara (SUN) bertenor 10 tahun akan berada pada kisaran 6% - 6,25% pada 2022.

“Memang saat ini yield bergerak di kisaran itu. Dengan kondisi inflasi masih terjaga dan walaupun Bank Indonesia berpotensi menaikkan suku bunga sebanyak 1 - 2 kali, bukan berarti yield akan mengikuti [naik],” kata Ezra, Selasa (7/12).

Selanjutnya, nilai tukar rupiah yang juga masih stabil di bawah Rp15.000 dan potensi investor asing kembali ke pasar obligasi Indonesia turut menjadi penopang pada tahun depan.

Lebih lanjut, Ezra menjelaskan bahwa tantangan pasar obligasi pada tahun depan tetap berasal dari pengetatan atau tapering dari Bank Sentral AS (Federal Reserve), walaupun respons pasar saat ini lebih baik dibandingkan dengan pada 2013.

Hal itu mengingat komunikasi the Fed yang lebih jelas dan penyampaian pesan dilakukan sejak jauh hari. Hal ini berbeda ketika tapering yang menyebabkan tantrum pada 2013 ketika pasar tidak diberi cukup waktu untuk merespons kebijakan pengetatan yang dilakukan the Fed.

Lagipula, lanjut Ezra, kondisi kepemilikan investor asing dalam SUN juga mengurangi risiko Indonesia terpapar tekanan dari tapering pada tahun depan. Belum lagi, kondisi fundamental dalam negeri juga lebih baik dibandingkan dengan masa tapering sebelumnya.

Dengan antisipasi yield obligasi AS atau US Treasury masih berada di sekitar 2%, target yield SUN tenor 10 tahun di kisaran 6% - 6,25% disebut masih sangat fair.

Dalam pengelolaan reksa dana berbasis obligasi, Ezra mengatakan pihaknya menerapkan alokasi aset strategis dengan mengelola durasi, menyeleksi jenis obligasi, dan memaksimalkan potensi imbal hasil pada porsi kas portofolio.

“Kami pilih tenor mana yang underweight atau overweight. Misalnya ada perbedaan lebar di yield tenor 5 tahun maka akan kami pindahkan ke tenor 10 tahun. Semua dikelola secara aktif [actively managed],” jelas Ezra.

Selain mengumpulkan obligasi negara, Manulife Aset Manajemen Indonesia juga menilai prospek obligasi korporasi akan moncer pada tahun depan. Ezra mengatakan fundamental emiten bakal kembali kuat pada tahun depan untuk melaksanakan ekspansi.

Dengan kondisi yield yang masih rendah, Manulife Aset Manajemen Indonesia juga akan memaksimalkan potensi imbal hasil di obligasi korporasi dan pasar uang.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan bahwa jika berbicara tentang prospek tahun depan, itu berarti juga mencermati prospek reksa dana hingga akhir tahun ini.

“Kalau tahun depannya dipandang positif biasanya Desember itu positif juga. Kalau sekarang kan beberapa katalis negatif kan masih kuat ya. Tapering di AS dipercepat lalu juga varian Covid-19 Omicron ini masih ada,” ungkap Wawan kepada Bisnis, Senin (6/12).

Terkait dengan varian baru Covid-19 Omicron, Wawan berpandangan dalam bulan ini investor masih wait and see. Namun, untuk pemulihan ekonomi di tahun depan, Wawan menilai investor sudah percaya hal tersebut terjadi.

Oleh sebab itu, ungkapnya optimisme tersebut juga terefleksi pada pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang tahun. Hal tersebut juga membawa kinerja reksa dana sepanjang tahun masih tumbuh meski dalam beberapa minggu belakangan setelah Omicron muncul kinerja menurun.

Berdasarkan data Infovesta, seluruh instrumen reksa dana sepanjang tahun hingga 3 Desember 2021 tumbuh, di mana pertumbuhan tertinggi tercatat pada reksa dana campuran yang naik 4,20% year-to-date (YtD). Di bawahnya reksa dana pasar uang terpantau naik 3,04% YtD.

Reksa dana pendapatan tetap sepanjang tahun telah tumbuh 2,00% YtD dan reksa dana saham juga telah tumbuh sebesar 1,02% YtD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.