Bisnis, JAKARTA—Kendati mayoritas pemain industri teknologi finansial pendanaan bersama atau yang dikenal fintech P2P lending masih berstatus perusahaan rintisan atau startup, para platform tergolong tahan banting dari gejolak yang menimpa iklim bisnis startup di Tanah Air.
Belakangan ini sejumlah startup diberitakan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Bahkan, tidak hanya satu startup, terhitung lebih dari 5 rintisan melakukan hal serupa. Di balik kesulitan yang dihadapi industri ini, sejumlah peluang menghampiri fintech P2P lending.
Para startup klaster industri fintech P2P lending terbilang adem-ayem di tengah tren perusahaan rintisan lain yang sedang ramai-ramai melakukan efisiensi. Bahkan, beberapa platform P2P justru baru mendapat suntikan dana segar di tahun ini.
Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah berujar faktor pendukung bisnis klaster P2P lending tahan banting adalah credit gap di Indonesia masih sangat tinggi,atau mencapai Rp1.650 triliun per tahun.