Riset Kaspersky Catat Karyawan Lebih Nyaman Kerja Jarak Jauh  

Survei menunjukkan 64 persen responden tidak lagi merasa kelelahan dari penerapan sistem kerja jarak jauh.

Rustam Agus

2 Nov 2021 - 15.45
A-
A+
Riset Kaspersky Catat Karyawan Lebih Nyaman Kerja Jarak Jauh  

Ilustrasi kerja jarak jauh/istimewa

Bisnis, JAKARTA – Harus diakui pandemi makin mendorong digitalisasi di berbagai aktivitas harian masyarakat termasuk bekerja.

Survei terbaru dari Kaspersky menunjukkan bahwa meski karyawan merasa mengalami peningkatan beban kerja, mereka merasa lebih nyaman bekerja secara jarak jauh.

Survei perusahaan keamanan siber itu menyatakan bahwa pada masa awal pandemi, 82 persen manajerial merasa khawatir transisi cepat pekerjaan jarak jauh akan menyebabkan penurunan produktivitas.

Selain itu, 69 persen pekerja mengklaim bahwa pekerjaan jarak jauh memengaruhi kondisi emosional mereka secara negatif.

Ilustrasi kerja jarak jauh/Kaspersky

Akan tetapi, kondisinya mulai berubah seiring dengan perjalanan waktu dan berbagai penyesuaian yang dilakukan.

Survei menunjukkan 64 persen responden tidak lagi merasa kelelahan dari penerapan sistem kerja jarak jauh.

Ini didukung dengan fakta sebanyak 36 persen melaporkan lebih banyak energi saat kerja dari rumah dan 28 persen tidak melihat perbedaan antara kedua format.

Dalam hal stabilitas emosional, kerja jarak jauh juga kini lebih dapat diterima oleh pekerja.

Sekitar 67 persen melaporkan bahwa mereka tidak mengalami peningkatan kecemasan akibat lembur saat kerja dari rumah, dan 41 persen mengaku lebih nyaman kerja dari rumah.

Walaupun begitu, pekerja lain masih merasa tidak nyaman dengan format kerja jarak jauh.

Sekitar 36 persen responden mengatakan mereka merasa lebih lelah dengan metode ini dan 33 persen mengaku merasa lebih cemas kerja dari rumah.

Adapun, salah satu solusi yang terbukti di kalangan karyawan adalah dengan model kerja hibrida.

Ilustrasi WFH/istimewa

Format ini dinilai cukup disukai oleh kalangan pekerja dengan 45 persen responden mengatakan telah beralih ke pekerjaan hibrida pada pertengahan tahun ini.

Solusi lain yang disambut baik adalah menerapkan praktik kesejahteraan karyawan di mana perusahaan melakukan berbagai cara demi membantu pengelolaan kesejahteraan sumber daya manusia dari potensi kelelahan dalam bekerja.

Beberapa upaya yang dilakukan misalnya 80 persen perusahaan menawarkan kursus pelatihan peningkatan keterampilan, 30 persen menawarkan fasilitas cuti berbayar tambahan atau cuti tahunan, dan 29 persen perusahaan menyediakan konsultasi kesehatan daring. (Syaiful Millah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rustam Agus

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.