Bisnis, JAKARTA - Rusia bergegas mempersiapkan infrastruktur aliran gas langsung ke China melalui pipa yang melewati Mongolia, sejalan dengan upaya untuk mengalihkan pasarnya dari Eropa.
Proyek pipa gas Power of Siberia 2 disebut-sebut akan menggantikan sumber pendapatan bagi Rusia setelah penutupan bertahap Nord Stream pada September akibat perselisihan geopolitik antara Rusia dan Uni Eropa.
Dengan kapasitas pengiriman hingga 50 miliar kubik meter, kapasitas Power of Siberia 2 hampir sama dengan Nord Stream 1 sebesar 55 miliar meter kubik.
Sistem aliran melalui pipa baru ini akan mempertemukan transportasi gas dari timur dan barat Rusia. Aliran pipa ini akan melalui Mongolia dan menyediakan gas ke sejumlah wilayah Rusia.