Rusia Lanjutkan Pengiriman Gas ke Eropa

Rusia mengonfirmasi untuk melanjutkan pasokan gas kepada Eropa melalui pipa Yamal - Eropa setelah ditutup karena perang geopolitik dengan Benua Biru. Hal ini tetap dilakukan di tengah kesepakatan pembatasan gas (price cap) pada Moskow.

Nindya Aldila

26 Des 2022 - 18.20
A-
A+
Rusia Lanjutkan Pengiriman Gas ke Eropa

Pipa Gazprom Rusia (TASS)

Bisnis, JAKARTA - Rusia mengonfirmasi untuk melanjutkan pasokan gas kepada Eropa melalui pipa Yamal - Eropa setelah dihentikan karena perang geopolitik dengan Benua Biru. Hal ini tetap dilakukan di tengah kesepakatan pembatasan gas (price cap) pada Moskow. 

Kembalinya pembukaan pipa gas yang dioperatori Gazprom Rusia ini didasarkan oleh masih adanya permintaan dari Eropa. 

"Pasar Eropa masih relevan karena masih ada kelangkaan gas dan kami punya kesempatan untuk melanjutkan pasokan. Contohnya, pipa Yamal - Eropa yang dihentikan karena alasan politik dan tidak terpakai," ujar Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak yang dikutip CNN dari kantor berita Rusia TASS pada Minggu (26/12/2022). 

Perlu diketahui, pipa ini menjadi jalur pengiriman gas antara Yamal ke Polandia dan Jerman via Belarusia. Sistem pipa ini ditutup sejak Mei, hanya 44 jam setelah Ukraina mengatakan bahwa Rusia menyabotase aliran gas alam ke Eropa, seperti dilaporkan kantor berita Rusia RIA Novosti. Pasokan gas dari Jerman ke Polandia juga dihentikan sementara pada Desember. 

Selain sistem pipa itu, Nord Stream 1 juga telah menghentikan pengiriman gas yang melewati Laut Baltik ke Jerman. 

Rusia sendiri merupakan pemasok utama bagi gas Eropa. Setelah perang di Ukraina pecah, Eropa lebih banyak mengimpor gas alam cair atau LNG dari Amerika Serikat dan Qatar.

"Kami terus mempertimbangkan Eropa sebagai pasar potensial untuk penjualan produk kami. Jelas ada kampanye besar-besaran yang menyerang kami, yang diakhiri dengan tindakan sabotase terhadap Nord Stream," lanjut Novak. 

 

Price Cap

Menteri energi di Uni Eropa telah mencapai kesepakatan pada 19 Desember dalam menerapkan pembatasan harga gas alam dari Rusia, seperti halnya yang dilakukan pada komoditas minyak mentah. 

Berdasarkan keterangan menteri dari Malta, batasan harga ditetapkan sebesar 180 euro atau US$191 per megawatt hour. Saat ini, harga ggas alam Dutch Title Transfer Facility (TTF) ditutup 82,97 euro pada Jumat (23/12/2022). 




Angka itu terus mengempis sejak keputusan Uni Eropa pada 19 Desember yang harganya masih US$108 euro. Namun, harga sempat melonjak menyentuh 340 euro pada Agustus. 

Sementara itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Oeskov mengatakan bahwa tindakan itu hanya akan mengganggu harga pasar dan tidak dapat diterima, seperti dilaporkan Deutsche Welle yang berbasis di Jerman.

Sejatinya, tidak semua anggota Uni Eropa menyukai keputusan itu. Pemerintah Jerman sejak lama menolak tindakan price cap karena khawatir dapat mengancam keamanan pasokan mengingat Rusia masih bisa menjualnya ke kawasan lain seperti Asia dengan harga yang memuaskan.

Belum bisa dipastikan bagaimana respons Rusia terkait hal ini. Namun, penetapan price cap minyak mentah telah membuat Kremlin memutuskan untuk memangkas pasokan sebesar 500.000 - 700.000 barel per hari pada awal 2023. Wakil PM Novak mengatakan hal itu sebagai balasan negara-negara G7.

(Asahi Asry Larasati)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Nindya Aldila

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.