Saat Devisa Pariwisata Kembali Bertumpu ke Wisatawan Lokal

Pada tahun depan, pemerintah menargetkan pendapatan dari sektor pariwisata hanya mencapai US$1,7 miliar. 

Stepanus I Nyoman A. Wahyudi

8 Nov 2021 - 16.07
A-
A+
Saat Devisa Pariwisata Kembali Bertumpu ke Wisatawan Lokal

Wisatawan domestik melintasi batuan menhir di Situs Megalitik Bori di Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Minggu (23/4)./Antara-Adwit B Pramono

Bisnis, JAKARTA — Pemerintah mengandalkan pergerakan wisatawan nusantara atau wisnus guna mengejar target pendapatan negara dari sektor turisme senilai US$0,37 miliar hingga akhir tahun ini.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan dengan bertumpu pada wisnus, target pendapatan dari sektor pariwisata pada 2022 juga relatif dapat tercapai.

Pada tahun depan, pemerintah menargetkan pendapatan dari sektor pariwisata mencapai US$1,7 miliar. 

“Target tahun depan target yang sudah disetujui akan kami realisasikan dengan meningkatkan kualitas dari belanja pariwisata dan juga lama tinggal dari wisatawan serta bagaimana produk ekonomi kreatif jadi pencipta lapangan kerja baru,” kata Sandi saat mengadakan konferensi pers secara daring, Senin (8/11/2021). 

Sandi menargetkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menyerap 70 persen tenaga kerja seiring pelandaian kurva pandemi di Tanah Air. Apalagi, kata dia, Indonesia bakal menjadi tuan rumah sejumlah gelaran internasional seperti Presidensi G20 tahun 2022.

“Untuk wisatawan mancanegara kami prediksi akan pulih tahun depan seiring dengan fokus pemerintah untuk mengendalikan Covid-19 yang menunjukkan grafik dan capaian yang baik,” tuturnya. 

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani sebelumnya memproyeksikan industri pariwisata dalam negeri mulai pulih pada semester II/2022.

Dengan catatan, kata Hariyadi, pemerintah merevisi kebijakan karantina dan protokol kesehatan yang memberatkan wisatawan mancanegara. 

“Mungkin bicara-bicara pulih itu pada semester kedua tahun depan itu sudah cukup bergeliat lebih baik lagi, sekarang kan sudah menuju aktif lagi,” kata Hariyadi. 

Di sisi lain, Hariyadi menambahkan, pemulihan industri pariwisata itu juga dapat ditopang dengan optimasi peluang turis domestik.

Dengan demikian, dia meminta pemerintah dapat konsekuen dengan menerapkan kebijakan pembatasan mobilitas yang relatif longgar di tengah pelandaian kurva pandemi. 

“Susah kalau masih karantina bagi turis asing, mending kita konsen di turis domestik saja dulu. Ini kan sekarang antigen jalan, kalau PCR berat, asal [level] PPKM-nya tidak naik lagi,” tuturnya. 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya peningkatan jumlah penumpang angkutan udara domestik menjadi 2 juta orang pada September 2021 atau naik 84,04 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2021. 

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pencatatan itu menunjukkan peningkatan yang signifikan secara bulanan atau month to month (MtM).

Di sisi lain, pertumbuhan penumpang dari moda transportasi udara itu mengalami peningkatan mencapai 3,72 persen jika dibandingkan secara YoY. Hanya saja, secara kumulatif realisasi penumpang itu masih mengalami kontraksi yang relatif tajam mencapai 16,50 persen. 

“Kenaikan penerbangan domestik itu mulai terlihat pada Agustus sampai September 2021, di mana bulan Juli hanya 1 juta orang yang melakukan penerbangan domestik, drop sekali kalau dibandingkan dengan Juni yang sebesar 3,52 juta orang,” kata Margo, awal bulan ini. 

Margo mengatakan pencatatan itu menunjukkan adanya perbaikan dari industri jasa penerbangan di Tanah Air seiring dengan pelandaian kurva pandemi sejak pertengahan tahun ini.

Di sisi lain, turunnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pelesir ke Indonesia tidak menghalangi torehan positif penerbangan internasional. 

Dia menuturkan realisasi positif penerbangan domestik itu juga diikuti oleh penerbangan internasional. Secara bulanan atau month-to-month, penerbangan internasional mencatatkan penumpang sebanyak 48.000 orang atau naik sekitar 7,62 persen. 

“Dibandingkan dengan September 2020 pencatatannya naik 41,18 persen, tetapi secara akumulatif turun 88,49 persen,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.