Saat Masyarakat Kembali Jorjoran Beli HP Baru untuk Berlebaran

Melanjutkan tren penjualan ponsel untuk Idulfitri pada 2021 yang tumbuh di rentang 20—25 persen secara tahunan, potensi pertumbuhan penjualan smartphone untuk kebutuhan Lebaran tahun ini digadang-gadang kembali menerjang posisi dua digit.

Wike D. Herlinda

2 Mei 2022 - 18.30
A-
A+
Saat Masyarakat Kembali Jorjoran Beli HP Baru untuk Berlebaran

Pengguna mencoba ponsel pintar Oppo./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis, JAKARTA — Tren masyarakat yang mengganti atau upgrade ponsel baru jelang perayaan Idulfitri kembali marak pada tahun ini, kendati berbagai kajian sebelumnya memperingatkan soal daya beli yang belum pulih serta risiko inflasi. 

Berdasarkan survei yang dilakukan Xiaomi Indonesia medio April 2022 terhadap 543 responden dalam rentang usia 20—35 tahun, didapati kecenderungan bahwa 43,1 persen responden memutuskan untuk membeli ponsel pintar (smartphone) keluaran baru guna menyongsong Lebaran.

Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse mengatakan ponsel pintar menjelmaja sebagai kebutuhan wajib masyarakat tidak hanya untuk berkomunikasi, tetapi juga menikmati hiburan serta melakukan kegiatan produktif lainnya. 

"Ini yang menjadi alasan masyarakat untuk upgrade ponsel ke seri yang lebih baru. Sebanyak 43,1 persen responden memilih periode Ramadan sebagai saat yang tepat untuk mengganti ponselnya dengan yang lebih baru," katanya, baru-baru ini.

Terdapat beberapa alasan masyarakat membeli ponsel baru untuk Lebaran. Sebanyak 51,2 persen responden menyatakan gawai yang dimiliki sudah waktunya diperbarui, sedangkan 35,4 persen menyatakan ingin menikmati inovasi teknologi yang lebih baru.

Menurut Alvinbeberapa faktor penting yang harus dimiliki ponsel modern saat ini adalah prosesor yang mumpuni, kamera berkualitas, baterai besar, serta layar Super AMOLED untuk kenyamanan saat digunakan di luar ruangan.

"Seiring dengan meningkatnya teknologi, smartphone model baru umumnya dilengkapi kamera dan teknologi AI yang lebih mumpuni,” tuturnya

Dari hasil survei Xiaomisebanyak 51,9 persen responden menginginkan untuk dapat mengabadikan foto bersama pada saat hari raya Idulfitri dengan menggunakan peranti baru. 

Hasil ini cukup dominan dibandingkan 13 persen responden yang ingin menggunakan ponsel baru mereka untuk panggilan video dengan teman atau keluarga, serta 11,9 persen ingin menikmati bermain gim menggunakan gadget baru mereka.

Alvin menambahkan sebanyak 45,1 persen responden berpendapat periode Ramadan merupakan kesempatan terbaik untuk mendapatkan penawaran khusus terhadap gawai pilihan mereka. 

Lalu, sebanyak 20,1 persen menyatakan bahwa Ramadan merupakan waktu terbaik untuk membeli ponsel untuk Lebaran karena mereka baru saja mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR).

Dari sisi harga, mayoritas atau sebanyak 74,9 persen responden mengatakan jenis ponsel yang hendak dibeli untuk Lebaran ada di rentang Rp2 juta—Rp4 juta. Hal ini tidak mengherankan, mengingat segmen entry-mid range merupakan segmen terbesar yang menjadi favorit masyarakat. 

"Sementara soal faktor penting yang harus ada di dalam ponsel pilihan, 77,5 persen menginginkan ponsel kompak yang memiliki desain menarik dan elegan, serta 48,4 persen menginginkan perangkat kamera yang mumpuni," ujarnya.


KEBIASAAN LAMA

Melanjutkan tren penjualan ponsel untuk Idulfitri pada 2021 yang tumbuh di rentang 20—25 persen secara tahunan, potensi pertumbuhan penjualan smartphone untuk kebutuhan Lebaran tahun ini  digadang-gadang kembali menerjang posisi dua digit. 

Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan diizinkannya masyarakat melakukan aktivitas mudik dan dibukanya kembali penerbangan luar negeri memberi dampak cukup besar pada bisnis ponsel pintar tahun ini. 

"Dengan dibukanya mudik, penerbangan luar negeri dan rata-rata ponsel sudah 5G, maka akan ada pertumbuhan penjualan ponsel yang cukup besar tahun ini. Bisa mencapai pertumbuhan dua digit," kata Ian

Dia menyebut masyarakat Indonesia kerap kali merayakan hari besar seperti Lebaran dengan pulang kampung dan memamerkan barang-barang baru, tak terkecuali ponsel pintar. 

Menurut prediksi Ian, tahun ini akan terjadi peningkatan penjualan di segmen ponsel low end hingga middle end dengan rentang harga Rp1 juta hingga Rp3 juta, sesuai dengan daya beli rata-rata dan kemauan masyarakat mengeluarkan uang untuk sebuah perangkat elektronik.

"Saat ini orang akan banyak mudik dengan [membawa] gadget terkini. [Segmen ponsel] yang pertumbuhan [penjualan]nya tinggi yang level menengah dengan harga 13 juta sesuai dengan daya beli rata-rata untuk gadget," ucap dia.

Lebih lanjut, Ian menyarankan agar vendor-vendor ponsel dapat memanfaatkan momen ini dengan gencar mempromosikan peranti yang mengusung beberapa keunggulan seperti kapasitas penyimpanan yang besar, baterai tahan lama, dan tentunya teknologi terkini 5G.

Bukan itu saja, menurutnya beragam promo menarik selain teknologi terkini juga dibutuhkan dan akan sangat efektif menggaet calon pembeli terutama di kalangan anak muda. 

Di sisi lain, pengamat gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian menyebut kamera dan daya tahan baterai menjadi fokus utama masyarakat yang ingin membeli ponsel baru saat akan merayakan momen Lebaran.

Menurutnya, Lebaran menjadi salah satu periode masyarakat akan memburu hal-hal baru termasuk gadget. Biasanya, calon pengguna akan memiliki uang lebih karena mendapat THR atau keuntungan lebih dari usahanya.

"Momen Hari Raya dengan berkumpul dan berjalan-jalan biasanya menuntut pembeli mencari smartphone yang bagus dari sisi kamera dan daya tahan baterai," kata Lucky.

Melihat Lebaran sebagai salah satu peak season bagi industri gawai, dia mengaku tak heran bila saat ini sudah banyak vendor-vendor yang mengeluarkan atau baru akan merilis beragam tipe smartphone baru untuk mengejar pembelian.

Tahun lalu, sambung Lucky, ponsel yang paling diminati berada di kisaran harga kurang dari Rp3 juta. Penjualan tertinggi biasanya tercatat pada ponsel dengan kisaran Rp1 jutaan—Rp2 jutaan sepekan menjelang Lebaran.

"Saat ini, pada saat menjelang Ramadan saja, vendor biasanya akan merilis smartphone dengan kategori harga terjangkau hingga mid range. Marketing biasanya dilakukan lebih masif dari awal sebelum puasa dimulai, kemudian makin tinggi saat mendekati Hari Raya," tambahnya.

Dia melanjutkan, adanya bonus dari pembelian smartphone seperti potongan harga atau aksesori biasanya akan lebih menarik pembeli. 

Reputasi gawai juga perlu dibangun di periode ini dengan review, endorse selebritas, dan lainnya yang bisa memperlihatkan kelebihan peranti tersebut.

Setiap brand punya cara masing-masing untuk memasarkan unitnya dan menyasar kategori target pasar. Ada yang mengedepankan harga, spesifikasi, kelengkapan fitur dan lainnya," ujarnya. (Rahmi Yati) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike Dita Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.