Bisnis, JAKARTA — Investor perlu lebih cermat dalam mengambil langkah untuk berinvestasi di instrumen obligasi korporasi tahun ini, meskipun ada potensi peningkatan keuntungan dari besaran kupon yang akan lebih tinggi seiring dengan kenaikan suku bunga global.
Tahun ini seharusnya menjadi kesempatan bagi kalangan korporasi untuk memacu kinerja mereka setelah selama 2 tahun terakhir tertekan akibat pandemi. Namun, sayangnya kondisi pasar tahun ini justru ditandai oleh tingkat inflasi yang meroket dan memaksa terjadinya pengetatan moneter.
Bank sentral Amerika Serikat, yakni the Fed, telah memberikan sinyal hawkish atau akan lebih agresif dalam mengetatkan moneternya, baik melalui instrumen suku bunga, maupun melalui aksi pembelian aset di pasar. Hal ini bakal menyebabkan likuiditas di pasar makin mengetat.
Dampaknya, yield surat utang Paman Sam, yakni US Treasury akan ikut meningkat. Saat ini, posisi yield US Treasury tenor 10 tahun sudah makin mendekati level 3 persen, padahal pada awal tahun ini masih di kisaran 1,5 persen. Bahkan, pada tahun pertama pandemi di 2020 lalu, yield-nya hanya 0,5 persen.