Saham BUKA Paling Banyak Dilepas Asing

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berakhir di area penguatan pada penutupan perdagangan Kamis (12/8). IHSG menguat 0,84% atau 51,24 poin menjadi level 6.139,65 meskipun investor asing cenderung melakukan aksi jual bersih.

12 Agt 2021 - 17.38
A-
A+
Saham BUKA Paling Banyak Dilepas Asing

Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, beberapa waktu lalu. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis, JAKARTA—Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berakhir di area penguatan pada penutupan perdagangan Kamis (12/8). IHSG menguat 0,84% atau 51,24 poin menjadi level 6.139,65 meskipun investor asing cenderung melakukan aksi jual bersih.

Sebanyak 24,34 miliar saham diperdagangkan dengan total transaksi mencapai Rp16,01 triliun. Penguatan pasar ditopang oleh sektor infrastruktur, perindustrian dan barang baku yang ketiganya naik hingga lebih dari 2%.

Investor asing cenderung melakukan aksi jual bersih dengan net sell sebesar Rp506,01 miliar di seluruh pasar. Saham PT Bukalapak.com (BUKA) menjadi yang paling banyak dilego investor asing dengan nilai jual bersih mencapai Rp880,67 miliar. Saham BUKA merosot hingga 6,76% ke level 965, dengan koreksi tersebut BUKA terkena Auto Rejection Bawah (ARB) oleh bursa.

Di sisi lain, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencetak net foreign buy Rp310,84 miliar, saham PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) dikoleksi asing dengan nilai beli bersih Rp91,86 miliar dan saham PT United Tractors Tbk (UNTR) juga dibeli asing dengan net buy Rp89,91 miliar.

Pelaku pasar dalam negeri menghimpun sentimen positif yang sempat tertunda pasaca libur nasional Rabu (11/8) lalu yang memperingati Tahun Baru 1 Muharram 1443 Hijriah. Ketika itu sentimen datang dari Negeri Paman Sam di mana Senat AS menyetujui paket stimulus senilai US$1 triliun. 

Selain itu, AS juga telah merilis data inflasi Juli 2021 yang tercatat di angka 5,4% secara tahunan dimana angka tersebut sedikit di atas prediksi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka 5,3%. 

Inflasi bulanan AS berada di level 0,5% atau sesuai ekspektasi pasar. Capaian angka inflasi tersebut memicu optimistis pasar bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) belum akan tergesa-gesa untuk mengambil kebijakan pengetatan moneter.

Pergerakan IHSG pun ditopang oleh penguatan indeks DJIA sebesar +1.09%, EIDO +1.39% dan kenaikan harga beberapa komoditas yang cukup tajam seperti Oil +3.82%, Coal +1.41%, CPO +6.26%, Nikel +4.49% dan Timah +2.98%, sehingga fokus pelaku pasar juga teralihkan pada saham berbasis komoditas. 

Indeks Bisnis-27

Indeks Bisnis-27 terpantau menguat bahkan berhasil mengungguli indeks komposit yang menguat hanya 0,84% pada perdagangan Kamis (12/8). Indeks Bisnis-27 melesat 1,44% atau 6,5 poin dan mendarat di level 457,85.

Mayoritas anggota konstituen mengalami penguatan dimana tercatat sebanyak 20 saham menguat, tiga saham stagnan, dan empat saham lainnya ditutup terkontraksi. 

Saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) memimpin penguatan sebesar 8,95% menuju 20.700. Penguatan saham UNTR seiring dengan sektor perindustrian yang juga melesat hingga lebih dari 2%. Saham UNTR juga menjadi incaran investor asing untuk dikoleksi dengan net buy Rp89,91 miliar di seluruh pasar. 

Selanjutnya diikuti saham PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) dengan kenaikan 8,54% menjadi Rp8.575 diikuti saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) yang juga naik 8,14% ke posisi Rp2.790. 

Sementara itu saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) turun paling dalam sebesar 2,78% ke posisi Rp1.400 dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) yang juga turun 1,15% menuju Rp1.290. 

Keuangan

Sektor keuangan mengalami kenaikan tipis sebesar 0,26% ke level 1.384,72 pada penutupan perdagangan Kamis (12/8). 

Penopang pada sektor ini antara lain PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) terapresiasi 9,90% menjadi Rp1.610, lalu PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) melonjak 9,80% menjadi Rp336 dan PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) tumbuh 2,59% menjadi Rp595. 

Nilai tukar rupiah pada Kamis (12/8) ditutup stagnan di level Rp14.382,5 per dolar AS. Menurunnya angka pengangguran di AS menjadi pemberat rupiah untuk tumbuh. Terpantau lowongan pekerjaan di Negeri Paman Sam meningkat 590.000 ke rekor tertinggi 10.100.000 pada hari terakhir Juni 2021. 

Selain itu terpantau pula bank mini yang kini banyak dikoleksi oleh investor ritel. Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menilai naiknya volume sektor keuangan masih ditopang oleh emiten saham bank digital. 

Pergerakan didorong ekspektasi investor yang terlalu tinggi terhadap transformasi bank-bank kecil menjadi bank digital. 

Properti dan Realestat

Indeks sektor properti dan realestat mengalami penguatan 0,74% ke level 809,01 pada Kamis (12/8). 

Beberapa saham yang berada di zona hijau antara lain PT Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP) menanjak 6,38% menjadi Rp750, disusul Pakuwon Jati Tbk. (PWON) meningkat 5,41% menjadi Rp468 dan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) tumbuh 1,34% menjadi Rp755.

Sektor properti diproyeksikan akan terus tumbuh dengan adanya perpanjangan insentif PPN 0%. Untuk mendukung upaya pertumbuhan sektor ini, Kementerian PUPR memberikan tambahan kuota KR melalui skema FLPP sebanyak 23.562 unit kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 

Dari tambahan kuota tersebut, perusahaan rencananya akan mengalokasikan 8.562 unit untuk BTN Syariah. KPR Subsidi masih menjadi motor utama penggerak penyaluran kredit BTN dengan kenaikan sebesar 11,17% yoy menjadi Rp126,29 triliun per semester I/2021. 

Teknologi

Pada penutupan perdagangan Kamis (12/8) sektor teknologi menjadi sektor dengan koreksi terdalam dengan penurunan 1,62% ke level 11.278,64. 

Pemberatnya dipimpin oleh saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) anjlok 6,99% menjadi Rp54.875, diikuti PT Bukalapak.com (BUKA) ambles 6,76% menjadi Rp965 dan PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk. (ZYRX) minus 3,60% menjadi Rp670. 

BEI telah membuka gembok suspensi saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), tetapi laju pertumbuhannya terhenti. Investor menjual saham DCII sehingga auto reject bawah (ARB) dan harga saham DCII turun 6,99%. 

Kemudian PT Bukalapak.com (BUKA) menjadi kontributor utama pada pergerakan sektor teknologi belakangan ini. Pada Kamis (12/8) emiten ini dijual asing mencapai Rp880,67 miliar. Selain itu BUKA juga telah ARB berturut-turut hingga berakhir di level Rp965. 

Infrastruktur

Kinerja sektor infrastruktur menjadi juara di IHSG pada Kamis (12/8) dengan penguatan 2.72% ke level 935,26. 

Subsektor konstruksi menjadi pendongkrak sektor ini, antara lain PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) melesat 5,97% menjadi Rp284, lalu PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) melaju 5,08% menjadi Rp3.930 dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) terangkat 4,12% menjadi Rp885. 

Melonjaknya nilai impor bahan konstruksi seperti baja turut menjadi katalis positif pada menggeliatnya pengguna baja konstruksi nasional. Impor besi dan baja pada semester I/2021 naik 51.18% menjadi RpUS$5,36 miliar dari realisasi paruh pertama 2020 senilai US$3,54 miliar. 

Selain itu, Kementerian PUPR juga menyatakan pemerintah sudah melarang importasi komponen konstruksi pada tahun ini dan mengutamakan produk lokal. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan pada 2017 menemukan penggunaan produk dalam negeri mencapai 84,6%. Angka tersebut meningkat menjadi 85,9% pada 2019.

Transportasi dan Logistik

Pergerakan saham sektor trasnportasi dan logistik mengalami kenaikan 1,06% ke level 1,087,14 pada perdagangan Kamis (12/8). 

Saham-saham yang naik di antaranya PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk. (WEHA) menguat 35,00% menjadi Rp216, lalu PT Temas Tbk. (TMAS) menanjak 4,38% menjadi Rp286 dan PT Dewata Freightinternational Tbk. (DEAL) tumbuh 3,28% menjadi Rp63. 

Emiten WEHA menjadi salah satu top gainers dengan dibeli asing hingga Rp61,53 juta. Selain itu berita WEHA akan menggelar rights issue turut menjadi penopang. Rencananya WEA akan menggelar RUPS pada 26 Agustus 2021. 

Di sisi lain, sektor logistik masih akan terus menjadi penopang pemulihan ekonomi. Untuk optimalisasi, Supply Chain Indonesia mengusulkan perbaikan kualitas infrastruktur jalan guna menurunkan biaya logistik. Pasalnya biaya logistik yang mencapai 24% dari PDB mengakibatkan Indonesia kurang bersaing dengan negara lain. 

Energi

Pada perdagangan Kamis (12/8), indeks sektor energi menutup di zona hijau menjadi 768,97 atau naik 1,99%. 

Penguatan sektoral dipimpin oleh PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk. (CANI) yang terapresiasi 34,82% menjadi Rp151. Lalu saham PT Pelita Samudera Shipping Tbk. (PSSI) melesat 14,52% menjadi Rp284 dan saham PT Indika Energy Tbk. (INDY) naik 11,40% menjadi Rp1.515.

Harga batu bara yang kembali naik setelah mengalami koreksi menjadi katalis positif sektor ini. Tercatat pada perdagangan kemarin harga batu bara di pasar ICE Newcastle naik 0,99% atau US$ 168,7/ton pada pukul 15.00 WIB.

Pemulihan ekonomi di berbagai negara membuat permintaan listrik meningkat dan otomatis mendongkrak permintaan batubara sebagai sumber energi primer pembangkitan listrik.

Kenaikan harga batu bara akan membawa dampak positif terhadap perekonomian Indonesia karena menjadi salah satu komoditas andalan ekspor.

Barang Konsumen Primer

Pada perdagangan Kamis (12/8), indeks sektor barang konsumen primer ditutup menguat 0,39% di level 663,00. 

Saham yang mendorong penguatan ialah PT Akasha Wira Internaional Tbk. (ADES) melesat 10,73% menjadi Rp2.890. Kemudian diikuti saham PT Astra Agro LestariTbk. (AALI) naik 8,54% menjadi Rp8.575 dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) tumbuh 8,41% menjadi Rp1.160.

Tekanan inflasi diperkirakan akan menurun pada periode September dan akan kembali meningkat pada Desember 2021. 

Berdasarkan Survei Penjualan Eceran yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada September adalah sebesar 112,7, menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya 124,4. Penurunan tersebut disebabkan pasokan yang cukup karena distribusi barang yang lancar.

Adapun, pada Agustus 2021, BI memperkirakan perkembangan harga akan mengalami inflasi sebesar 0,04% secara bulanan (mtm). Penyumbang utama inflasi Agustus 2021 sampai dengan minggu pertama yaitu komoditas telur ayam ras sebesar 0,03% mtm.

Barang Konsumen Non-Primer

Pada penutupan perdagangan Kamis (12/8), indeks sektor barang konsumen non-primer menguat 1,79% menjadi 819,26. 

Penguatan sektor ini dipimpin oleh saham PT Arkadia Digital Media Tbk. (DIGI) terapresiasi 24,87% menjadi Rp492, diikuti saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) melesat 19,67% menjadi Rp14.450 dan saham PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) naik 6,67% menjadi Rp1.920.

Adapun sentimen positif dari kinerja penjualan eceran yang mengalami pertumbuhan yang ekspansif pada kuartal II/2021. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Eceran pada kuartal II/2021 yang tumbuh sebesar 11% secara tahunan (year-on-year/yoy), naik dari -16,3% yoy pada kuartal I/2021.

Ekspansi tersebut terutama didorong oleh peningkatan penjualan subkelompok sandang, kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau.

Kesehatan

Pada Kamis (12/8) indeks sektor kesehatan ditutup melemah 0,60% ke level 1.328,43. 

Pelemahan sektor ini dipimpin oleh saham PT Bundamedik Tbk. (BHMS) yang anjlok 5,45% menjadi Rp1.040, lalu PT Royal Prima Tbk. (PRIM) merosot 4,68% menjadi Rp326 dan PT Kimia Farma Persero Tbk. (KAEF) turun 3,68% menjadi Rp2.420.

Sentimen negatif dari luar membuat sektor ini mengalami pelemahan. Diketahui, dunia saat ini dihadapkan dengan persaingan antara Amerika Serikat dan China sesudah perang dagang yang kini berlanjut pada geo-vaksin-politik.

Persaingan tersebut, diimplementasikan dalam bentuk persyaratan mobilitas atau perjalanan. AS dan sekutunya mengesampingkan aturan yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) dan World Trade Organization (WTO) soal vaksin Covid-19. Adapun, vaksin yang diproduksi besar-besaran oleh AS adalah Pfizer/BioNTech dan Moderna, sementara China memproduksi Sinovac dan Sinopharm.

Barang Baku

Indeks sektor barang baku pada penutupan perdagangan Kamis (12/8) berada di zona hijau dengan penguatan  2,09% ke level 1.164,76. 

Penguatan sektor ini didorong oleh saham PT Indo Komoditi Korpora Tbk. (INCF) yang terapresiasi 34,26% menjadi Rp145. Diikuti saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melesat 8,14% menjadi Rp2.790 dan saham PT Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk. (ISSP) naik 6,67% menjadi Rp320.

Emiten pipa baja las PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo menargetkan perolehan laba bersih Rp490 miliar pada 2021. 

Menurut perseroan, ketersediaan stok bahan baku menjadi pendorong tingginya margin perseroan, sehingga ketika ada bahan baku masuk pihaknya akan melakukan penyesuaian target dan kedepannya perseroan akan lebih bersikap konservatif melihat kondisi harga pasokan bahan baku baja.

Diketahui, selama semester I/2021 ISSP membukukan penjualan sebesar Rp2,19 triliun atau tumbuh 31,46%  dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Perindustrian

Pada penutupan perdagangan Kamis (12/8), sektor perindustrian menguat 2,59% ke posisi 971,18. 

Beberapa saham terpantau mengalami penguatan ialah saham PT Abm Investama Tbk (ABMM) terapresiasi 12,31% menjadi Rp1.460, lalu PT United Tractors Tbk (UNTR) melesat 8,95% menjadi Rp20.700 dan  PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) naik 6,88% menjadi Rp855.

Industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar atas kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 7,07% pada triwulan II/2021. Sektor ini merupakan sumber pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 1,35%. Di periode ini, sektor manufaktur sendiri mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,91% meskipun mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19.

Sejumlah subsektor industri yang tumbuh sangat tinggi pada triwulan II/2021. Subsektor tersebut di antaranya industri alat angkutan sebesar 45,70%, diikuti industri logam dasar 18,03%, industri mesin dan perlengkapan 16,35%, industri karet barang dari karet dan plastik 11,72%, serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar 9,15%. 

(Bisnis Indonesia Resources Center)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.