Saham EV Kala Serapan Subsidi Motor Listrik Minim

aham emiten yang masuk dalam industri kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) hingga akhir pekan perdagangan, Jumat (1/1/2023) bergerak bervariasi meskipun cenderung menguat, kala subsidi kendaraan listrik minim penyerapan.

Artha Adventy

1 Des 2023 - 20.26
A-
A+
Saham EV Kala Serapan Subsidi Motor Listrik Minim

Jurnalis melakukan uji berkendara motor listrik di Alva Manufacturing Facility di Cikarang, Jawa Barat pada Rabu (20/9/2023). - Bisnis/Arief Hermawan P.

Bisnis, JAKARTA— Saham emiten yang masuk dalam industri kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) hingga akhir pekan perdagangan, Jumat (1/1/2023) bergerak bervariasi meskipun cenderung menguat, kala subsidi kendaraan listrik minim penyerapan.

Adapun emiten yang dimaksud antara lain, PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA), PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS), PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX), PT Indika Energy Tbk. (INDY) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).

Secara rinci, INDY, WIKA, TOBA, dan SLIS kompak mengalami kenaikan. Sementara NFCX bergerak ke zona merah. Saham TOBA menguat 2,44% di level Rp252 per saham.  Adapun secara akumulasi saham TOBA masih mencatatkan penurunan kinerja sebesar 58,35% secara year-to-date (ytd).

Sebelumnya, TOBA juga telah menggandeng PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) dan TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dalam memproduksi massal Electrum. Duet antara TOBA dan GOTO tersebut memanfaatkan platform keluaran Dassault Systemes untuk desain perdana produksi massal.

PT Gojek Indonesia menggandeng PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) ekosistem motor listrik bertajuk Electrum, Kamis (18/11/2021).

Sementara saham NFCX mengalami bulan Desember dengan kontraksi sebesar 2,11% di level Rp5800. Secara akumulasi, saham NFCX masih mengalami penurunan sebesar 27,50% (ytd). Adapun kapitalisasi pasar juga tercatat sebesar Rp3,87 triliun.

Sementara itu, entitas Grup MCAS yang merupakan produsen motor listrik dengan merek Volta ini telah mengemas 6.000 unit pesanan pembelian menggunakan subsidi pemerintah.   

Kemudian, saham INDY parkir di zona hijau pada level Rp1485 per saham atau naik 0,68%. Meskipun jika dilihat secara ytd, saham INDY masih terkontraksi sebesar 45,60% dengan kapitalisasi sebesar Rp7,74 triliun. Adapun untuk melengkapi diversifikasi bisnis ke ekosistem EV, INDY mendirikan anak usaha baru di bidang pengisian daya kendaraan listrik, yakni PT Kalista Nayara Dayautama (KND).

Baca Juga: Investasi Kendaraan Listrik Global Tarik Pedal Rem

KND akan melakukan kegiatan usaha pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik, menjalankan usaha penjualan tenaga listrik kepada  konsumen akhir, serta melakukan perdagangan besar untuk mesin dan peralatan instalasi penyediaan tenaga listrik. 

Emiten lain adalah WIKA yang sahamnya naik 1,59% ke level Rp384 per saham. Sepanjang perdagangan, saham WIKA bergerak di level Rp376-Rp386 per saham. Adapun kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp3,41 triliun dengan penurunan saham sebesar 52,00% ytd.  

Terakhir, SLIS dengan merek kendaraan Selis juga mengalami kenaikan sebesar 2,50% di level Rp82. Adapun kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp201,99 miliar dengan akumulasi penurunan saham sebesar 60,95% ytd.  SLIS berencana menyesuaikan produknya terkait rencana Kementerian Perindustrian yang akan menetapkan standarisasi baterai.

 Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) berharap penyerapan subsidi motor listrik setidaknya dapat mencapai 25.000 unit sebelum berakhirnya masa anggaran 2023.  

Rendahnya serapan subsidi motor listrik dinilai terjadi karena rencana bisnis dari masing-masing pabrikan yang belum sampai ke daerah-daerah terpencil. Alhasil, para pabrikan membutuhkan mitra lokal untuk menggencarkan pemasaran serta distribusi motor listrik sehingga tidak hanya terpaku di kota-kota besar seperti Jakarta. 

Ketua Aismoli Budi Setyadi mengatakan salah satu kendala dari percepatan populasi motor listrik adalah jaringan dealer yang belum mencapai daerah kecil. Dia pun menyebut penjualan 200.000 unit mustahil tercapai, dan berharap setidaknya masih bisa terserap 25.000 unit.  

“Kendala itu salah satunya adalah dealer mereka belum sampai ke daerah-daerah. Harapan saya kalau gairah itu pasti ada itu pasti struktur akan diperbaiki,” ujarnya di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Asteria Desi Kartikasari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.