Sambut Momentum Ekspansi 2022, Emiten Bersiap Rights Issue

Prospek pemulihan ekonomi 2022 cukup terbuka. Seiring dengan itu, sejumlah emiten pun telah mematangkan rencana untuk melakukan penambahan modal guna mendukung langkah ekspansi memanfaatkan momentum tersebut.

Mutiara Nabila, Annisa Kurniasari Saumi & Dionisio Damara

15 Des 2021 - 17.05
A-
A+
Sambut Momentum Ekspansi 2022, Emiten Bersiap Rights Issue

Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (18/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis, JAKARTA — Sejumlah emiten telah mempersiapkan rencana ekspansi pada 2022 mendatang dan bersiap untuk melakukan penambahan modal melalui aksi emisi saham baru dengan memberikan hak untuk memesan efek terlebih dahulu atau rights issue.

Emiten tekstil dan garmen PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) menjadi salah satu emiten yang akan menggelar rights issue pada 2022.

Wakil Direktur Utama Pan Brothers Anne Patricia Sutanto mengatakan rights issue ini dilakukan sebagai bagian dari proses restrukturisasi utang perseroan.

"Target dana rights issue US$50 juta, pastinya dikonversi ke rupiah saat hari-H dan akan dieksekusi kapan, harapan kita setelah kuartal I/2022," ucap Anne dalam paparan publik Pan Brothers, Rabu (15/12).

Dia melanjutkan, rights issue Pan Brothers akan dijalankan sesuai prosedur dan aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Tentu kita akan apply ke OJK, menyampaikan keterbukaan informasi, RUPS, itu akan kita lakukan secara prosedur, sesuai aturan OJK saat itu," ujarnya.

Anne berharap aksi korporasi ini dapat dilakukan perseroan setelah penandatanganan perjanjian kredit dengan semua pihak selesai.

Sebagaimana diketahui, PBRX baru saja menyelesaikan pemungutan suara (voting) kreditur untuk restrukturisasi perusahaan. Hasil voting tersebut menunjukkan mayoritas kreditur setuju dengan term sheet yang diajukan perseroan.

"Dari situ kita akan melakukan perjanjian restrukturisasi secara total. Sebagai informasi, perjanjian bilateral di Indonesia akan diselesaikan di akhir Desember ini," ujar dia.

Setelah bilateral agreement tersebut selesai, emiten berkode saham PBRX ini akan menyelesaikan perjanjian sindikasinya. Dengan tahapan tersebut, PBRX berharap mampu menyelesaikan seluruh restrukturisasinya sebelum kuartal I/2022.

"Bedanya dengan dulu adalah sekarang sudah lebih pasti karena lewat Pengadilan Tinggi Singapura. Kepastiannya sudah sesuai dengan apa yang sudah kami sampaikan," ucapnya.

Emiten lainnya yang akan menggelar rights issue yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS). Perseroan bahkan telah mengantongi izin dari OJK untuk menerbitkan saham baru sebanyak 23.630.673.389 saham dengan harga Rp70 per lembar saham.

Pernyataan efektif OJK telah dikantongi pada 14 Desember 2021 kemarin. Rights issue akan dilaksanakan pada 28 Desember 2021 – 4 Januari 2022. Setiap pemilik lima saham perseroan berhak atas satu hak untuk menebus satu saham baru.

Adapun, terdapat dua pembeli siaga dalam transaksi penawaran umum terbatas (PUT) ini, yaitu Summer Ace Ventures Limited dan Hartman International Pte. Ltd.

CEO BRMS Suseno Kramadibrata menjelaskan penggunaan dana hasil transaksi rights issue tersebut adalah, pertama, sekitar US$24 juta untuk aktivitas pengeboran di beberapa prospek emas demi menambah cadangan bijih emas, sekitar 10 juta ton bijih, di lokasi tambang Motomboto, Gorontalo.

Kedua, sekitar US$29 juta untuk membangun satu pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas 2.000 ton bijih per hari di Gorontalo.

Ketiga, sekitar US$24 juta untuk membangun infrastruktur jalan tambang (hauling road) sepanjang lebih dari 30 kilometer dengan lebar 12 meter, dan fasilitas jembatan sepanjang 75 meter, dari Pelabuhan (Jetty) Tombolilato ke lokasi tambang Gorontalo.

Keempat, sekitar US$21 juta untuk membangun fasilitas pendukung proyek tambang (waste dump, sediment pond, power supply, explosive magazine, nursery facility, fuel warehouse, dan lainnya).

Kelima, sebanyak-banyaknya US$10 juta untuk membangun fasilitas pengolahan limbah (tailing management facility), termasuk fasilitas pengeringan limbah bijih, tailing dam, dan detoxification plant.

Keenam, sebanyak-banyaknya US$3 juta untuk pembelian alat-alat berat, perlengkapan, dan peralatan tambang.

Suseno berharap pada awal 2024 BRMS dapat mulai mengoperasikan satu pabrik di Gorontalo untuk memproduksi emas. Cadangan bijih juga diharapkan akan meningkat dengan aktivitas pengeboran di beberapa prospek emas di Gorontalo.

Lebih lanjut, Suseno mengatakan BRMS optimistis pada semester pertama 2024 BRMS sudah dapat mengoperasikan tiga pabrik di Palu dan satu pabrik di Gorontalo untuk memproduksikan emas.

“Tiga pabrik di Palu memiliki kapasitas total 8.500 ton bijih per hari, sedangkan satu pabrik di Gorontalo memiliki kapasitas 2.000 ton bijih per hari,” jelasnya dalam siaran pers.

Suseno menambahkan, setelah berdiskusi lebih lanjut dengan tim manajemen perusahaan, konsultan keuangan, beberapa pemegang saham, dan para pembeli siaga, BRMS juga memutuskan untuk tidak mengikutsertakan waran dalam transaksi PUT ini.

“Dana yang kami terima dari transaksi PUT pertama beserta konversi waran-warannya dan PUT kedua sudah mencukupi untuk mendanai pengembangan proyek-proyek tambang emas kami di Palu dan Gorontalo. Untuk saat ini, kami telah mendapatkan pendanaan jangka pendek yang diperlukan untuk mengoperasikan proyek-proyek tambang emas kami yang ada,” ujarnya.

Selanjutnya, ada PT Berlina Tbk. (BRNA) yang juga berencana untuk melakukan aksi korporasi serupa. Langkah ini juga tengah mendapatkan restu dari pemegang saham pada RUPS Mei 2021 lalu.

Presiden Direktur PT Berlina Tbk. Pujihasana Wijaya menjelaskan, dalam rencana PMHMETD, porsi saham yang akan ditawarkan sekitar 18-20 persen.

“Adapun, ditargetkan dana yang diraih mencapai Rp250 miliar, dana tersebut untuk persiapan modal kerja perusahaan yang diperkirakan akan meningkat seiring dengan naiknya penjualan pasca-rights issue dan akan digunakan bersama calon investor untuk melaksanakan rencana bisnis bersama investor,” ujarnya dalam paparan publik, Rabu (15/12).

Pujihasana mengatakan dengan berita positif bahwa Indonesia sudah mulai pulih dari pandemi Covid, dan dengan sebaran yang relatif kecil, semua pihak melihat prospek bisnis yang cerah pada 2022.

“Semua rekan bisnis forecast-nya sudah bisa sama dengan bisnis seperti sebelum saat pandemi,” ujarnya.

Pujihasana mengatakan terkait pelaksanaannya semua proses due diligence yang bisa dilakukan secara daring sudah kita lakukan, tapi masih terkendala investor asing untuk melakukan uji kelayakan secara fisik yang menjadi syarat utama.

“Pemerintah sendiri saat ini masih sangat ketat, durasi karantina sempat ditambah untuk WNA. Begitu ini bisa diatasi, rencana ini bisa berjalan dan mungkin kita bisa segera lakukan tahun depan mungkin di pertengahan tahun, kita bisa percepat masa uji kelayakan kalau mereka bisa datang ke Indonesia,” kata dia.

Adapun, pada 2022, Berlina mengharapkan segmen consumer goods bisa kembali tumbuh dan berjalan normal, terutama personal care yang turun cukup signifikan selama dua tahun terakhir.

“Segmen makanan dan minuman juga pada kuartal IV/2021 sudah mulai membaik kembali sehingga di 2022 kita optimis bisa cukup signifikan,” jelasnya.

EMITEN BANK

Kalangan emiten bank juga tidak ketinggalan untuk melakukan aksi korporasi penambahan modal ini. Hal ini tidak terlepas dari kewajiban untuk memenuhi modal inti sesuai yang dipersyaratkan OJK, yakni Rp3 triliun pada akhir tahun depan.

Dua bank kecil yang sudah mengonfirmasi akan melakukan aksi rights issue yakni PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) dan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR). Keduanya merupakan bank yang menjadi sasaran investasi investor asal Korea Selatan.

AGRS akan meminta restu untuk rights issue dari RUPSLB yang akan digelar pada 19 Januari 2022. Rencananya, perseroan akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 10.928.961.749 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Jumlah saham yang akan diterbitkan bergantung pada keperluan dana perseroan dan harga pelaksanaan PUT IV ini nantinya.

Adapun, Bank IBK Indonesia atau AGRS adalah hasil peleburan antara PT Bank Mitraniaga Tbk. dan PT Bank Agris Tbk (AGRS) pada 31 Juli 2019. Bank ini resmi dimiliki oleh Industrial Bank of Korea (IBK), yang bermarkas di Jung-gu, Seoul, Korea Selatan.

Berdasarkan laporan keuangan AGRS pada kuartal III/2021, IBK menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan saham sebesar 95,25 persen. Adapun, sebanyak 4,75 persen saham dimiliki oleh pemegang saham bukan pengendali dari pasar modal.

Sebelumnya, berdasarkan data OJK, AGRS telah melakukan rights issue pada Mei 2021. Saat itu, jumlah saham baru yang diterbitkan mencapai 7,28 miliar dengan harga pelaksanaan Rp170 per unit saham. Nilai emisi yang dihasilkan tercatat mencapai Rp1,23 triliun.

Sementara itu, aksi penyuntikan modal dari perusahaan Korea Selatan juga hinggap di Bank Oke Indonesia atau DNAR, yang dikendalikan oleh APRO Financial Co. Ltd, perusahaan pembiayaan asal Negeri Ginseng.

Manajemen Bank Oke Indonesia atau DNAR menyatakan akan melakukan aksi rights issue pada kuartal IV/2022. “Tahun depan kami akan rights issue lagi sebesar Rp500 miliar,” kata Direktur Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah.

Dia menuturkan bahwa dana hasil rights issue akan digunakan untuk ekspansi kredit yang diberikan di atas 20 persen.

DNAR pada Oktober 2021 tercatat menerbitkan 2.537.197.095 saham baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham. Saham tersebut ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp197 per saham, sehingga seluruhnya berjumlah Rp499,83 miliar.

Melalui aksi korporasi tersebut, APRO Financial resmi menambah jumlah kepemilikan sahamnya sebanyak 2.319.197.709 lembar saham atau dengan nominal Rp456,88 miliar.

Komposisi kepemilikan saham APRO Financial lantas berubah menjadi 12.755.587.400 lembar saham atau mencapai 91,89 persen. Sebelumnya, APRO menguasai 90,26 persen saham perseroan atau sebanyak 10.436.389.691 lembar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.