Bisnis, JAKARTA — Wacana merger antara tiga maskapai penerbangan milik negara, yakni Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air memantik harapan baru bagi kinerja bisnis dan saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Hal ini setidaknya terlihat dari lonjakan harga saham emiten berkode GIAA itu hari ini, Rabu (23/8/2023). Saham GIAA terbang 9,59 persen atau menyentuh level auto rejection atas (ARA) ke level Rp80. Ini menandai penguatan selama 3 hari beruntun pada saham GIAA.
Meskipun demikian, pemulihan harga ini masih jauh dibanding pelemahan yang sudah terjadi sepanjang tahun ini. Dengan posisi harga terkini, saham GIAA masih tercatat anjlok 60,78 persen dibanding posisi akhir tahun 2022 lalu atau secara year-to-date (YtD).
Bursa Efek Indonesia juga masih menyematkan notasi khusus untuk GIAA, yakni notasi E atau saham emiten dengan ekuitas negatif, notasi X sedang dalam pemantauan khusus, serta notasi B berarti ada permohonan pernyataan pailit, permohonan pembatalan perdamaian, atau dalam kondisi pailit.