Bisnis, JAKARTA— Variasi katalis menguji kekokohan emiten komoditas batu bara, mulai dari penurunan atau fluktuasi harga hingga pengurangan produksi dari China.
China dalam hal ini tengah menghentikan produksi sebanyak 50 juta ton batu bara setelah adanya kecelakaan mematikan. Meskipun analis menilai kondisi tersebut akan menjadi sentimen sesaat bagi emiten produsen batu bara seperti PT Adaro Energy Indonesia (ADRO) hingga PT Bumi Resources Tbk. (BUMI).
Selain itu, pertumbuhan energi bersih di Negeri Tirai Bambu tersebut juga pesat. Kondisi tersebut berpeluang menjadi tekanan jangka panjang terhadap harga batu bara dunia.
Menanggapi hal itu, kalangan pengusaha, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menilai berkurangnya produksi batu bara China tidak banyak berpengaruh terhadap batu bara Indonesia yang mayoritas merupakan jenis batu bara termal. Menurutnya, dalam jangka pendek harga batu bara termal diperkirakan masih akan terkoreksi.