Sektor Infrastruktur Pimpin Pelemahan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ke zona merah pada perdagangan Senin (3/5) di tengah rilis data PMI Manufaktur dan inflasi Indonesia April yang meningkat pada April 2021.

3 Mei 2021 - 18.33
A-
A+
Sektor Infrastruktur Pimpin Pelemahan IHSG

Bisnis, SEMARANG – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ke zona merah pada perdagangan Senin (3/5) di tengah rilis data PMI Manufaktur dan inflasi Indonesia April yang meningkat pada April 2021.

IHSG terpantau melemah 0,72% atau 43,02 poin ke level 5.952,6. Sektor infrastruktur pimpin pelemahan dengan terkoreksi 1,48% ke level 868,86.

Sejumlah 18,96 miliar saham diperdagangkan dengan total nilai transaksi 9,23 triliun dan terlihat investor asing masih membukukan net buy mencapai 94,13 miliar di seluruh pasar.

Purchasing Managers’ Index Manufaktur Indonesia dari IHS Markit tercatat kembali mencetak rekor baru di posisi 54,6 pada April 2021 atau naik dari 53,2 pada bulan sebelumnya.

IHS Markit dalam rilisnya menyebutkan capaian yang terekam dalam survei manufaktur Indonesia merupakan rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 10 tahun terakhir.

Selanjutnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen pada Maret 2021 mengalami inflasi 0,13% dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Adapun, inflasi tahunannya tercatat sebesar 1,42%. Sementara itu, inflasi tahun kalender (ytd) 2021 mencapai 0,58%.

Keuangan

Indeks sektor keuangan bergerak di zona merah dengan pelemahan 0,99% ke level 1.361,21.

Pelemahan sektor ini didukung oleh PT Saham Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO) yang turun 4,35% ke level Rp880, lalu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) merosot 2,02% ke level Rp6.050 dan PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) turun tipis 0,85% ke level Rp117.

Nilai tukar rupiah terkoreksi 0,03% ke level Rp14.450 pada Senin (3/5). Salah satu sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah hari ini adalah rilisnya data inflasi Indonesia pada bulan April.

Tingkat inflasi berada di level 1,42% (yoy) atau sedikit lebih rendah dari perkiraan awal pada kisaran 1,50%. Para investor juga akan memantau rilis data PDB Indonesia pada Rabu (5/5) pekan ini yang diperkirakan akan lebih baik dari sebelumnya.

Properti

Sektor properti ditutup turun 0,41% ke level 351,54. Menurunnya sektor ini dipimpin oleh PT DMS Propertindo Tbk. (KOTA) terperosok 6,37% ke level Rp294, lalu PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) tergelincir 2,25% ke level Rp1.085 dan PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) terjatuh 1,87%.

Sektor perumahan menjadi sektor yang paling banyak mendapatkan komplain dari konsumen.

Badan Perlindungan Konsumen Nasional mencatat sejak 2017 hingga 22 April 2021 terdapat 2.657 komplain terkait perumahan dari total 5.991 aduan masyarakat.

Beberapa macam aduan yang masuk untuk sektor properti antara lain izin lahan atau dokumentasi, IMB bangunan yang belum ada namun developer sudah melakukan pembangunan, dan perubahan site plan dan land clearing yang tidak kunjung rampung.

Infrastruktur

Sektor infrastruktur terpantau tumbuh 0,48% ke level 1.036,51. Pertumbuhan pada sektor ini disokong oleh PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) yang meroket 24,66% ke level Rp364, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS) menanjak 1,63% ke level Rp1.245 dan PT Buana Listya Tama Tbk. (BULL) naik tipis 0,65% ke level Rp310.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) mencatatkan laba bersih yang dapat distribusikan ke entitas induk senilai US$61,57 juta sepanjang kuartal I/2021. Jika dirupiahkan, laba bersih PGAS setara dengan Rp870 miliar (kurs Rp 14.147 per dolar AS).

Prospek permintaan gas bumi diperkirakan akan ada peningkatan permintaan sampai Rp550 juta ton pada tahun 2030. 

Dalam jangka menengah, PGAS juga tengah membangun infrastruktur pipa gas Senipah-Balikpapan untuk memenuhi kebutuhan Kilang Balikpapan.

Perdagangan

Sektor perdagangan menurun 0,63% ke level 872,23. Penurunan sektor ini di antaranya PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) anjlok 6,94% ke level Rp1.675, disusul PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) ambles 5,43% ke level Rp244, dan PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) melemah 3,28% ke level Rp590.

Emiten sektor perdagangan kompak menjadi top losers. PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) dilego asing mencapai Rp3,77 miliar.

Kinerja emiten perdagangan masih tergerus seiring dengan belum pulihnya daya beli masyarakat. Hal ini didukung oleh rilis data BPS bahwa adanya peningkatan pengangguran terbuka pada 2020 sebesar 3 juta atau 2,22% lebih tinggi dari tingkat kemiskinan yang naik sebesar 1,13 juta atau 0,41% dan berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat secara umum.

Industri Konsumsi

Indeks sektor konsumsi berakhir di zona merah ke level 1.621,778 atau turun 0,11%. Yang menjadi pemberat pelemahan saham ini adalah PT Buyung Poetra Sembada Tbk. (HOKI) yang turun 4,13% ke level Rp232, lalu saham PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) melemah 2,50% ke level Rp780 dan saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) koreksi 2,45% ke level Rp795.

Pelemahan terjadi setelah rilisnya data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat inflasi pada April 2021 adalah sebesar 0,13%. Secara tahunan, inflasi April 2021 mencapai 1,42% (year-on-year/yoy) dan 0,58% secara tahun berjalan (year-to-date/ytd).

Menurut Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana menilai laju inflasi pada April 2021 yang masih rendah mengindikasikan bahwa aktivitas ekonomi masih belum kembali normal seperti sebelum masa pandemi Covid-19.

Pertambangan

Sektor pertambangan ditutup menguat 0,13% ke level 1.939,76. Komponen penguatan sektor ini dipimpin oleh PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 6,35% ke level Rp67, lalu PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) naik 4,83% ke level Rp152 dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) menguat 2,24% ke level Rp685.

Harga batu bara berjangka ICE Newcastle ditutup menguat 1,64%. ke level US$ 91,88/ton pada penutupan perdagangan sesi ll.

Salah satu pemicu naiknya harga batu bara adalah kenaikan harga batu bara China yang masih disebabkan oleh ketatnya pasokan di tengah kenaikan permintaan. Harga batu bara termal acuan China Qinhuangdao naik lagi 5,9% minggu lalu dan harga batu bara tembus RM807/ton. 

Kenaikan harga yang fantastis membuat kebijakan kuota impor direlaksasi. Konsumsi listrik di China juga diperkirakan meningkat. China Electricity Council  memperkirakan konsumsi listrik tahun ini naik 7%-8% dibandingkan dengan tahun 2020.

Aneka Industri

Sektor aneka industri ditutup penguatan 0,77% atau 7,88 poin ke posisi 1.036,74. Saham yang bergerak ke zona hijau di antaranya PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. (PRAS) melesat 6,52% ke level Rp147, lalu PT Goodyear Indonesia Tbk. (GDYR) naik 2,04% ke level Rp1.500 dan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) menguat 0,43% ke level Rp1.175.

Kinerja AUTO di kuartal I/2021 masih cukup menggembirakan walaupun pendapatan perusahaan turun 5,72% secara tahunan. AUTO berhasil kerek laba bersih di periode tiga bulan pertama tahun ini. 

Berdasarkan laporan keuangan AUTO mencatatkan penurunan pendapatan sebesar Rp3,62 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, perusahaan berhasil mencapai Rp3,84 triliun.

Di sisi lain perseroan berhasil mencatatkan laba bersih mencapai Rp163,92 miliar. Jumlah ini naik 42,88% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 114,72 miliar.

Pertanian

Sektor pertanian ditutup menguat 0,61% ke posisi 1.577,23.  Penguatan sektor ini ditopang oleh saham PT Smart Tbk. (SMAR) melesat 7,06% ke level Rp4.550, lalu saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) naik 6,02% ke level Rp705 dan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) menguat 1,53% ke level Rp1.325.

Harga kontrak pengiriman Juli yang aktif ditransaksikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange melesat 4,83% ke RM 4.055/ton pada perdagangan kemarin. Harga CPO kembali tembus level psikologis RM4.000/ton. 

Penguatan harga minyak sawit diprediksi akan tetap kuat hingga paruh pertama tahun ini akibat ketatnya suplai. Ekspor minyak sawit Negeri Jiran terpantau mengalami kenaikan 10,1% di bulan April dibanding bulan sebelumnya menjadi hampir 1,4 juta ton. 

Industri Dasar

Sektor industri dasar mengalami penguatan 0,79% atau 7,31 poin ke posisi 938,44. Beberapa saham terpantau mengalami penguatan antara lain PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) meroket 18,69% ke level Rp470, lalu PT Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk. (ISSP) melesat 5,50% ke level Rp230 dan PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII) naik 4,04% ke level Rp1.160.

Menurut Asosiasi Semen Indonesia (ASI)  insentif di sektor properti mampu mengerek konsumsi semen di Indonesia dalam waktu dekat. Terbukti, data ASI menunjukkan bahwa konsumsi semen naik 23% pada bulan Maret 2021, baik untuk domestik maupun ekspor.

Khusus di dalam negeri, konsumsi semen tumbuh 11,4% pada bulan lalu. Beberapa kawasan di Indonesia mengalami kenaikan konsumsi semen yang cukup signifikan, misalnya Pulau Sumatra konsumsinya tumbuh 13%, Pulau Jawa tumbuh 11,1%, Pulau Kalimantan tumbuh 14%, Pulau Sulawesi tumbuh 14,9%, dan kawasan Indonesia Timur juga tumbuh 14%.

Indeks Bisnis-27

Indeks Bisnis-27 berada di teritori negatif  yang melemah 0,94% atau 4,50 poin ke level 476,45. Hanya lima saham berhasil masuk ke zona hijau, 2 saham stagnan dan 20 sisanya parkir di zona merah.

Pelemahan Indeks Bisnis-27 dimotori oleh saham MDKA yang terkoreksi 4,96% ke level 2.490. Sebagai informasi, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) melalui entitas anaknya PT Alam Tri Abadi, melakukan pembelian saham sebanyak 179 juta saham senilai Rp433,18 miliar.

Kemudian di sisi lain saham MYOR masih menunjukkan performa cemerlang dengan kenaikan 4,07% ke level 2.560 dan diikuti saham MIKA yang juga menguat 2,67% ke level 2.690.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.