Sepanjang 2020, Kinerja Hulu & Hilir Pertamina Terseret Pandemi

Berdasarkan laporan keuangan Pertamina, pada 2020 penjualan minyak bumi di dalam negeri tercatat senilai US$569,45 juta atau lebih rendah 28,22% jika dibandingkan dengan penjualan pada 2019 senilai US$793,37 juta.

15 Jun 2021 - 16.16
A-
A+
Sepanjang 2020, Kinerja Hulu & Hilir Pertamina Terseret Pandemi

Pengendara motor mengisi bahan bakar di Jakarta, Sabtu (6/3/2021). Penjualan bahan bakar minyak jenis Premium dinilai menjadi pemberat kinerja PT Pertamina (Persero) sehingga wacana untuk penghapusan bahan bakar dengan oktan RON 88 itu selalu mencuat. BBM jenis Premium dinilai tidak lagi masuk nilai keekonomiannya karena harga yang dijual ditetapkan langsung oleh pemerintah. Bisnis/Abdurachman

Bisnis, JAKARTA — Gelombang pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 telah menghempaskan kinerja PT Pertamina (Persero), baik dari sisi hulu maupun hilir. Namun di tengah berbagai tekanan tersebut, perusahaan migas pelat merah itu masih mengantongi laba.

Berdasarkan laporan keuangan Pertamina, pada 2020 penjualan minyak bumi di dalam negeri tercatat senilai US$569,45 juta atau lebih rendah 28,22% jika dibandingkan dengan penjualan pada 2019 senilai US$793,37 juta.

Begitu juga dengan penjualan gas alam Pertamina, pada tahun lalu tercatat senilai US$2,26 miliar atau lebih rendah 17,81% jika dibandingkan dengan 2019 senilai US$2,75 miliar.

Penurunan juga terjadi pada ekspor di mana penjualan minyak bumi Pertamina pada 2020 tercatat senilai US$613,6 juta, lebih rendah 28,67% dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$860,32 juta.

Selanjutnya, penjualan gas alam untuk pasar ekspor juga tercatat mengalami penurunan pada tahun lalu, dengan realisasi US$604,54 juta atau turun 17,68% dibandingkan dengan 2019 senilai US$734,4 juta.

"Pada sektor hulu, sampai akhir 2020 Pertamina telah memproduksi minyak dan gas secara total sebesar 862,7 Mboepd, masing-masing produksi minyak mentah 408,4 mbopd dan produksi gas bumi sebesar 2.634,2 MMscfd," ujar Pjs Senior VP Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman dalam keteranganya, Selasa (15/6/2021). 

Dia menjelaskan bahwa Pertamina juga aktif mencari sumber cadangan migas baru melalui kegiatan pengeboran sumur eksplorasi sehingga pada 2020 anak usaha hulu Pertamina mampu merealisasikan pemboran eksplorasi sembilan sumur dan berhasil melakukan survei seismik Laut Regional 2D di wilayah terbuka sepanjang 32.215 km serta survei seismik 3D seluas 755 km2.

Dua pekerja memeriksa proses pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi Green Gasoline (bahan bakar bensin ramah lingkungan) dan Green LPG secara co-processing di kilang PT Pertamina (persero) Refinery Unit (RU) III Sungai Gerong, Banyuasin, Sumatra Selatan, Jumat (21/12/2018)./ANTARA-Nova Wahyudi

Dengan demikian, Pertamina dapat menambah cadangan migas proven (P1) sebesar 212,5 MMboe dan realisasi temuan contigent resource (2C) sebesar 287 MMBOE.

“Upaya ini merupakan bukti komitmen Pertamina untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi ketika perusahaan migas lainnya justru menunda kegiatan eksplorasi akibat turunnya harga minyak dunia,” jelasnya.

Tidak jauh berbeda dengan kondisi di hulu, kinerja Pertamina di sektor hilir sepanjang tahun lalu juga mengalami penurunan penjualan.

Penjualan BBM untuk jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertalite, dan Pertadex pada 2020 tercatat lebih rendah 10% menjadi US$10,06 miliar dari capaian pada 2019 senilai US$11,27 miliar.

Begitu juga untuk penjualan BBM jenis Premium, terjadi penurunan sebesar 35,03% dengan realisasi US$3,19 miliar dibandingkan dengan penjualan pada 2019 senilai US$4,91 miliar.

Adapun penjualan BBM untuk jenis solar melemah 23,69% menjadi US$8,02 pada 2020 dibandingkan dengan realisasi penjualan pada 2019 senilai US$10,51 miliar.

Penurunan penjualan BBM terbesar Pertamina tercatat pada jenis Avtur dan Avigas. Pada tahun lalu, Pertamina hanya menjual US$1,32 miliar atau turun 61,17% dibandingkan dengan realisasi pada 2019 senilai US$3,4 miliar.

Namun demikian, kata Fajriyah, Pertamina tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur hilir serta empat RDMP dan satu GRR yang terintegrasi dengan kilang petrokimia. “Ini sebagai bisnis masa depan perusahaan untuk meningkatkan pelayanan dan mencapai kemandirian energi di masa depan,” katanya. (Muhammad Ridwan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.