Seruan Hentikan Investasi Migas dan Batu Bara Makin Kencang

Sejumlah negara berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Salah satunya dengan mengedepankan penggunaan energi baru terbarukan dan mengurangi pemakaian migas serta batu bara. 

19 Mei 2021 - 15.09
A-
A+
Seruan Hentikan Investasi Migas dan Batu Bara Makin Kencang

Ilustrasi, emisi gas rumah kaca.

Bisnis, JAKARTA - Sejumlah lembaga semakin lantang menyuarakan krisis iklim. Paling anyar, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) yang menetapkan langkah untuk mencegah perubahan iklim.

Lembaga itu menyebut peluang untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050 terbilang sempit, namun masih dapat dicapai. "Ini mungkin tantangan terbesar yang pernah dihadapi umat manusia," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (19/5/2021).

Untuk mencapai hal tersebut, IEA mengimbau agar pengeluaran untuk proyek migas harus segera diakhir. Meskipun investasi untuk reservoir dapat terus berlanjut.

Selain itu, mereka mengimbau tidak ada pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru. Kecuali jika disertai teknologi untuk menangkap emisi yang dihasilkan. 

Penghentian investasi untuk proyek batu bara dan migas harus sejalan dengan upaya efisiensi energi tiga kali lipat lebih cepat dalam dekade berikutnya. Caranya dengan menginstal panel surya yang lebih besar dari ukuran taman panel surya terbesar di dunia setiap harinya hingga 2030. 

Dalam tiga dekade, peran energi fosil harus berbalik seluruhnya dari 80 persen kebutuhan global saat ini menjadi seperlima pada pertengahan abad. Dengan begitu, permintaan minyak yang diproyeksi turun 24 juta barel per hari pada 2050. 

Permintaan itu pun tidak pernah lagi melebihi tingkat hampir 100 juta barel seperti yang terlihat dalam dua tahun lalu. Sejalan dengan hal tersebut, penjualan mobil baru dengan mesin pembakaran internal harus berakhir pada 2035. 

Hal itu dipengaruhi oleh peran kendaraan listrik secara global yang harus meningkat 5 persen menjadi 60 persen pada 2030. Dengan seluruh langkah tersebut, target untuk mengurangi emisi karbon bisa tercapai. 

Namun, jika langkah tersebut tidak diikuti oleh banyak negara, kenaikkan suhu global tak bisa dihindari. IEA memperkirakan adanya kenaikan 2,1 derajat Celcius pada akhir abad ini. 

"Kesenjangan antara retorika dan tindakan ini perlu ditutup jika kita ingin berjuang mencapai target nol bersih pada 2050," kata IEA.

 

 JP Morgan Chase - Reuters/Lucas Jackson

 

Sebelumnya, JPMorgan dan Citigroup juga berkomitmen mengurangi investasi untuk proyek energi fosil. Kedua lembaga keuangan bahkan mengalokasikan dana untuk proyek ramah lingkungan. 

JPMorgan Chase & Co. menargetkan membiayai US$2,5 triliun untuk memerangi perubahan iklim selama 10 tahun ke depan. Sebanyak US$ 1 triliun dari dana tersebut bakal dialokasikan khusus  untuk proyek-proyek yang mendukung sumber energi yang lebih bersih.

"Perubahan iklim dan ketidaksetaraan adalah dua masalah kritis di zaman kita, dan upaya baru ini akan membantu menciptakan pembangunan ekonomi berkelanjutan yang mengarah ke planet yang lebih hijau dan investasi penting dalam komunitas yang kurang terlayani," kata Kepala Eksekutif JPMOrgan, Jamie Dimon, dalam pernyataannya seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (19/4/2021).

Sepanjang tahun lalu, JPMorgan memfasilitasi US$ 220 miliar pembiayaan untuk mendorong tindakan terhadap perubahan iklim. Selain itu, lembaga keuanagn tersebut juga mendukung pembangunan berkelanjutan untuk inisiatif hijau dengan dana lebih dari US$ 55 miliar. 

Sedangkan Citigroup Inc. mengalokasikan dana senilai US$ 1 triliun pada 2030 untuk mendukung upaya serupa. Setengah dari target tersebut bakal digunakan untuk proyek lingkungan, termasuk energi baru terbarukan, konservasi air dan pertanian berkelanjutan. 

JPMorgan Chase selama ini menjadi bank nomor satu yang memasok pembiayaan ke sektor fosil. Lembaga tersebut mengalokasikan dana dengan total US$ 317 miliar antara 2016 dan 2020. 

Adapun Citi berada di uruan kedua dengan total pembiayaan uS$ 237 miliar pada rentang tahun yang sama. Sasaran terbaru bank dibangun di atas komitmen sebelumnya untuk membiayai US$ 250 miliar kegiatan berkelanjutan pada 2025.  

"Seperti yang telah dijelaskan oleh pandemi, kesehatan ekonomi dan fisik kita, lingkungan kita dan stabilitas sosial kita semuanya terkait erat. Saat ini, kita melihat ke arah bangkit dan membangun kembali dari pandemi Covid-19, lebih penting dari sebelumnya kita menangani prioritas ini bersama-sama," ujar Ed Skyler, kepala urusan publik global di Citigroup.  

Langkah kedua bank tersebut sejalan dengan komitmen Bank of America Corp. Dengan begitu, tiga pemberi pinjaman terbesar AS telah berkomitmen mendukung lebih banyak proyek yang memajukan ekonomi rendah karbon. 

 
Izin Pengeboran Minyak Bakal Dihentikan 

Selain lembaga keuangan, pemerintah negara bagian di AS juga mulai mengambil langkah untuk mengurangi emisi karbon. Salah satunya negara bagian California yag berencan amengakkhiri penambangan minyak di wilayah itu. 

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur California Gavin Newsom yang mengumumkan rencana penghentian produksi minyak pada 2045. Upaya tersebut akan dilakukan melalui Rencana Lingkup Perubahan Iklim yang dimaksudkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai netralitas  karbon oleh tahun yang sama. 

Selain itu, Newsom memerintahkan Departemen Konservasi California untuk menghentikan pemberian izin pengeboran baru pada Januari 2024. Langkah tersebut menjadikan Claifornia sebagai negara bagian pertama yang berkomitmen untuk mengakhiri penambahan minyak. 

Meski begitu, belum ada upaya dari negara bagian lain untuk mengikuti kebijakan tersebut. Adapun California tercatat sebagai produsen minyak mentah terbesar ketujuh di AS pada 2020 dengan produksi 145 juta barel.

Angka tersebut tidak sebanding denegan perusahaan kelas berat di Texas yang dapat menghasilkan 1,8 miliar barel, North Dakota sebesar 431 juta barel, dan New Mexico sebanyak 397 juta barel. 


(Reporter : Denis Riantiza Meilanova, Reni Lestasi & Rezha Hadyan)     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.