Setelah Menara, Telkom Berambisi Kuasai Pasar Data Center

Menjadi pemain utama di bisnis telekomunikasi bukan akhir tujuan Telkom. Simak ambisi Telkom di bisnis data center.

Rinaldi Mohammad Azka

24 Nov 2021 - 20.23
A-
A+
Setelah Menara, Telkom Berambisi Kuasai Pasar Data Center

Menjadi pemain utama di bisnis telekomunikasi bukan akhir tujuan Telkom. (Istimewa)

Bisnis, JAKARTA— Sebagai induk usaha, Telkom telah menelurkan penguasa pasar di bidang menara telekomunikasi. Kini ambisinya merengkuh pasar data center sebagai pemimpin pasar.

Direktur Utama PT Telkomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., Ririek Adriansyah mengatakan pusat data dan komputasi awan atau data center dan cloud merupakan tulang punggung beragam layanan dan solusi digital untuk meningkatkan pengalaman digital pelanggan.

Emiten berkode saham TLKM ini mencatat pendapatan bisnis data center dan cloud hingga kuartal III/2021 sebesar Rp1,1 triliun atau tumbuh 19,7 persen secara tahunan. Telkom memiliki 26 data center yang terdiri dari 21 data center domestik dan 5 data center yang berada di luar negeri, termasuk data center tier 3 dan 4 di Jurong, Singapura.

Atas potensi pengembangan bisnis tersebut, Telkom sebagai induk usaha berambisi membentuk entitas baru untuk memperbesar posisinya di pasar.

"Demi memberikan valuasi yang lebih besar, Telkom tengah melakukan review dan penilaian terhadap rencana konsolidasi data center menjadi satu entitas di bawah Telkom Group," urainya, Rabu (24/11/2021).

Rencana ini masih dalam tahap kajian untuk memperoleh opsi terbaik demi penciptaan nilai yang optimal baik bagi TelkomGroup dan pemegang saham. Adapun, proses ini rencananya dapat selesai direalisasikan sekitar 2-3 tahun ke depan.

Sementara itu, bisnis menara telekomunikasi, Mitratel selaku anak usaha Telkom baru saja melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 22 November 2021 dengan kode MTEL.

Mitratel berhasil meraup dana hingga Rp18,8 triliun dari aksi korporasi ini, di mana 90 persen dana dipakai belanja modal demi mengembangkan bisnis Mitratel baik secara organik maupun inorganik, sejalan dengan strategi perusahaan. Sementara itu, 10 persen sisanya akan digunakan untuk modal kerja dan kebutuhan lain.

 

Hingga kuartal III/2021, Mitratel mencatat pendapatan, EBITDA dan laba bersih double digit dengan pertumbuhan yang positif. Saat ini Mitratel mengelola lebih dari 28.079 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan tingkat penyewaan atau tenancy ratio 1,5x.

Menara telekomunikasi yang dimiliki Mitratel berada di lokasi strategis dengan 57 persen di antaranya berada di luar Jawa. Potensi bisnis Mitratel akan makin baik seiring dengan kehadiran 5G yang meningkatkan kebutuhan operator akan menara telekomunikasi.

"Selain bisnis utamanya di bidang menara telekomunikasi, Mitratel juga melakukan ekspansi portfolio jasa turunan menara seperti project solutions, managed services, fiberisasi dan digital services untuk mengakselerasi iklim digital di Indonesia," ungkapnya.

IPO Mitratel menjadi satu capaian penting bagi perusahaan untuk mengembangbiakkan entitas anak yang mendukung perusahaan sebagai perusahaan digital.

Sejalan dengan misi tersebut, perusahaan telah membelanjakan modal senilai Rp18,6 triliun hingga sembilan bulan pertama pada 2021 yang mencerminkan 17,5 persen dari total pendapatan.

Pembangunan infrastruktur secara agresif terus dilakukan agar layanan digital Telkomsel berjalan optimal. Pada September 2021, Telkomsel membangun 132.293 base transceiver station (BTS) berbasis 4G.

Total BTS yang dimiliki hingga akhir kuartal III/2021 mencapai 245.710 unit atau tumbuh 7,6 persen secara tahunan dengan 79,5 persen di antaranya BTS 3G/4G.

Sementara itu, Indihome terus berupaya meningkatkan kualitas dan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, IndiHome secara berkelanjutan melakukan pengayaan konten melalui kerja sama strategis dengan penyedia konten (content provider) global, seperti Viu, layanan video streaming beragam tayangan Asia.

Ririek menjelaskan kinerja Telkom yang kian membaik ini juga tidak lepas dari penanganan pandemi di Indonesia yang menjadi momentum yang tepat untuk pemulihan ekonomi nasional. Dengan demikian, dia berharap tren kinerja positif pada kuartal III/2021 berlanjut hingga pengujung tahun.

Hingga September 2021, laba bersih konsolidasian perseroan mencapai Rp18,9 triliun atau tumbuh 13,1 persen secara tahunan. Perseroan mencatat pendapatan konsolidasian Rp106 triliun atau tumbuh 6,1 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) perseroan pun tumbuh sebesar 8,1 persen secara tahunan menjadi Rp57,9 triliun. Margin EBITDA dan margin laba bersih juga mengalami peningkatan menjadi 54,6 persen dan 17,8 persen per kuartal III/2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.