Bisnis, JAKARTA— Booming komoditas diproyeksikan masih akan terjadi pada 2022. Kenaikan harga komoditas akan berimbas lebih signifikan terhadap ekonomi Indonesia termasuk pendapatan negara. Kondisi tersebut memberikan peluang pemulihan belanja untuk sektor konstruksi.
Apalagi, saat ini banyak perusahaan jasa konstruksi terutama BUMN Karya mengalami tekanan yang kuat terhadap kondisi keuangan akibat besarnya beban keuangan di saat pandemi menghantam pendapatan. Padahal, sebelumnya disebut-sebut bahwa sektor infrastruktur dan konstruksi menjadi penggerak ekonomi.
Sebutan tersebut bisa saja kembali disandang oleh sektor konstruksi dengan optimisme pertumbuhan ekonomi melalui proyek-proyek infrastruktur. Belum lagi, pemerintah tahun depan juga merancang anggaran proyek infrastruktur hingga Rp402 triliun. Nilai tersebut naik 9,89 persen ketimbang alokasi dana infrastruktur di Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) 2022 yang senilai Rp365,8 triliun.
Adapun salah satu faktor pendorong kenaikan anggaran proyek infrastruktur pada 2023 adalah alokasi dana proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang senilai Rp27 triliun hingga Rp30 triliun.