Bisnis, JAKARTA— Harga komoditas nikel sepanjang tahun ini terus mengalami pelemahan signifikan sepanjang tahun ini, dan masih akan berlanjut hingga 2024. Situasi ini disebabkan oleh kelebihan pasokan nikel hingga perlambatan ekonomi China, sebagai negara importir terbesar.
Kondisi tersebut tentunya akan menjadi perhatian emiten komoditas tersebut, salah satunya PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) karena terdampak dinamika harga nikel terhadap kelangsungan bisnis perseroan.
Analis Komoditas Wahyu Laksono mengamini harga nikel sepanjang tahun melemah bahkan mencapai level tersendah pada US$18.000 per metric ton. Dengan penurunan sebesar 43% secara year to date (ytd), harga nikel kini berada pada tingkat support grafik yang terendah yaitu di level US$16.000 per metrik ton. “Penurunan ini mencerminkan kondisi pasar yang penuh tekanan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (21/11/2023).
Dia mengatakan secara teknis pelemahan harga nikel dipengaruhi oleh melimpahnya pasokan nikel di pasar global yang didominasi oleh nikel Indonesia. Kontribusi nikel Indonesia terjadi karena Indonesia mengalami ledakan produksi. Kondisi ini membuat tren harga nikel saat ini cenderung bearish.