SILO Mendulang Laba, Rugi LPKR Menyusut

Kinerja SILO yang semakin moncer ikut mendorong pendapatan LPRK melonjak pada kuartal III/2021.

Rinaldi Mohammad Azka, Dwi Nicken Tari & Febrina Ratna Iskana

1 Nov 2021 - 16.17
A-
A+
SILO Mendulang Laba, Rugi LPKR Menyusut

CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019). - Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis, JAKARTA - Grup Lippo terus memoles kinerja jelang akhir tahun. Hal itu tercermin dari capaian PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) dan anak usahanya, PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), yang baru saja menerbitkan laporan keuangan. 

Berdasarkan laporan keuangan, emiten rumah sakit berkode SILO itu mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 5,9 triliun hingga kuartal III/2021. Angka tersebut melesat 46,7% dibanding periode saham tahun lalu.

Untuk periode Juli-September 2021 saja, SILO meraup pendapatan hingga Rp 2,1 triliun. Nilainya naik hingga 9,4% dari kuartal sebelumnya.

Dengan pendapatan yang melonjak tersebut, SILO mencatatkan EBITDA dalam 9 bulan 2021 sebesar Rp1,5 triliun, melonjak hingga 107,2% dari tahun sebelumnya. EBITDA Margin pada periode 9 bulan tahun ini pun ikut melesat menjadi 26,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 18,5%.

Untuk periode tiga bulan yang berakhir September 2021, Siloam membukukan EBITDA sebesar Rp579 miliar, meningkat 21,1% dari kuartal sebelumnya. Sementara itu, EBITDA Margin Siloam pada kuartal III/2021 saja tercatat sebesar 27,9%, naik dari posisi pada kuartal II/2021 yang mencapai 25,2%.

Laba bersih perseroan sepanjang sembilan bulan tahun ini pun mencapai Rp553 miliar, berbalik dari posisi rugi bersih Rp43 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih periode Juli-September 2021 saja mencapai Rp251 miliar, meningkat 65% dari kuartal sebelumnya.

 

 

Untuk mencapai torehan kinerja yang api itu, SILO harus melancarkan berbagai strategi. Salah satunya dengan merespon kondisi pandemi sejak pertengahan tahun ini. 

Manajemen SILO menyebut perusahaan berinvestasi menambah tempat tidur pasien dan merelokasi staf untuk melayani pasien COVID-19 ketika kondisi pandemi tengah meningkat pada periode Juli-Agustus 2021. 

Ketika kasus Covid-19 mulai reda pada September-Oktober 2021, SILO meresponnya dengan fokus pada pemulihan bisnis utamanya, base case, yaitu layanan kesehatan non-Covid-19. Perseroan mulai memisahkan rumah sakit khusus yang diperuntukan untuk melayani pasien COVID-19, dan rumah sakit lainnya untuk pasien non-COVID.

Hal itu mendorong Siloam berkonsentrasi dalam penanganan COVID-19 sekaligus memastikan layanan kesehatan lainnya terus berjalan. Strategi tersebut dijalankan perseroan karena melihat pasien non-COVID-19 bakal kembali berdatangan ke rumah sakit untuk mendapatkan layanan medis ketika kondisi pandemi mulai reda.

Di sisi lain, perseroan juga terus melayani tes Covid-19 seiring meningkatnya kebutuhan pekerjaan dan kegiatan berpergian di masa depan. Dengan strategi tersebut, Siloam mencapai pertumbuhan operasional dan pemulihan bisnis base case (non-COVID) di kuartal III/2021.

Berdasarkan kinerja operasional, SILO mencatat 177 ribu pasien rawat inap selam kuartal III/2021. Jumlahnya bertumbuh 13.1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk jumlah pasien rawat jawal mencapai 569 ribu pada kuartal III/2021, atau naik 11,2% dari periode yang sama tahun lalu. 

Untuk periode September 2021 saja, SILO mencatat 215 ribu kunjungan
rawat jalan, jumlahnya turun sekitar 7% dari masa sebelum COVID pada bulan
September 2019. Meski begitu, pendapatan dan EBITDA bisnis base case Siloam tercatat paling tinggi pada bulan September dibandingkan bulan lainnya selama tahun 2021.

Walau volume pasien rawat jalan menurun dibandingkan dengan masa sebelum COVID. Namun konversi dari jumlah pasien rawat jalan ke tindakan
operasi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan level sebelum COVID.

Data operasional Rumah Sakit Siloam (Silo) Kuartal III/2021. -Siloam

 

Di sisi lain, Siloam terus mengembangkan layanan dengan sistem teknologi digital. Perseroal telah meluncurkan aplikasi mobile yang disebut MySiloam.

Aplikasi itu terus meningkatkan efisiensi dan pengalaman pasien dengan layanan daring yang melengkapi layanan luring di rumah sakit Siloam. Pasien dapat menggunakan aplikasi MySiloam sebagai asisten virtual ketika mereka mendatangi rumah sakit Siloam.

Dengan fitur itu, pasien dapat check-in tanpa kontak dan mendapatkan antrian virtual. Manajemen Siloam meyakini bahwa teknologi seperti artificial intelligence (AI) akan memainkan peran penting dalam pelayanan kesehatan di masa depan.

Teknologi ini dapat memberikan informasi yang tepat dengan memproses data dalam jumlah besar dan dapat menemukan pola yang mungkin tidak terlihat jelas dari pengamatan manusia.  Teknologi AI juga dapat digunakan untuk menyederhanakan proses rujukan pasien dan menjadi alat yang penting untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosa dengan akurasi yang tinggi dan efisien.

Tak heran jika SILO akhirnya melakukan investasi strategis pada platform teknologi untuk melakukan diagnosa medis dengan bantuan AI yang disebut Prixa.ai.

Adapun Siloam Hospitals saat ini mengelola dan mengoperasikan 40 rumah sakit, terdiri dari 14 rumah sakit di wilayah Jabodetabek dan 26 rumah sakit yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.

 

 

Kinerja LPKR Membaik

Dengan moncernya kinerja SILO, induk usahanya yaitu PT Lippo Karawaci Tbk. pun membukukan kinerja yang lebih baik. Perusahaan properti itu mencatat pendapatan senilai Rp10,95 triliun per September 2021, naik  44,20% dari posisi Rp7,59 triliun pada kuartal III/2020.

Namun, LPKR masih membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp573,29 miliar. Jumlahnya menurun drastis dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan rugi Rp2,34 triliun.

Jika dilihat secara detail, segmen kesehatan atau healthcare ikut berkontribusi dalam peningkatan kinerja LPKR. Berdasarkan segmentasinya, pendapatan LPRK didapat dari bisnis pengembangan real estate yang tumbuh 26,17% menjadi Rp2,98 triliun.

Selanjutnya segmen healthcare yang naik 46,71% secara tahunan menjadi Rp5,88 triliun. Sedangkan pendapatan lain-lain yang termasuk di dalamnya pusat belanja, memorial park, pengelolaan kota, dan lain-lain melesat 53,87% menjadi Rp7,93 triliun. Khusus untuk pendapatan pusat belanja meroket 325,12% menjadi Rp1,11 triliun.

Sebelumnya, LPKR melaporkan pendapatan prapenjualan atau marketing sales mencapai Rp3,9 triliun per September 2021. Realisasi tersebut telah mencapai 92,85% dari target prapenjualan yang direvisi naik tahun ini senilai Rp4,2 triliun.

Emiten properti itu sebelumnya menargetkan prapenjulan senilai Rp3,5 triliun yang telah dilewati sebelum tutup tahun.  CEO Lippo Karawaci, John Riady, sebelumnya menyampaikan bahwa pada kuartal III/2021 saja prapenjualan perseroan tercatat senilai Rp1,56 triliun atau naik 25,80% secara tahunan dari Rp1,24 triliun pada kuartal III/2020.

"Sekitar 59 persen peningkatan penjualan LPKR pada kuartal III/2021 berasal dari produk rumah tapak dengan harga terjangkau dan pertumbuhan permintaan di San Diego Hills," kata John dalam siaran pers.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.