Bisnis, JAKARTA - Sejak pemerintah meluncurkan program Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (Simirah) guna menyelesaikan gejolak pasok dan harga bahan pokok tersebut di tengah masyarakat yang berlarut-larut hingga kini maka ada dua aspek penting yang jadi fokusnya.
Di satu sisi pemerintah harus memastikan ketersediaan minyak goreng yang dihasilkan kalangan produsen dengan pengaturan produksi dan pasok yang cukup dan di sisi lain menempuh penyaluran yang pas untuk sampai di tangan konsumen akhir dengan harga terjangkau.
Catatan terkini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa hingga 1 Juli 2022 sudah 130 perusahaan yang mendaftar ke dalam Simirah 2.0, meliputi 51 produsen Crude Palm Oil (CPO) dan 79 produsen Minyak Goreng Sawit (MGS).
Dengan demikian, dalam program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) sudah terdapat penambahan produsen yang komitmen untuk menyiapkan produksi dan pasokannya.