Bisnis, JAKARTA— Produksi komoditas pangan, khususnya beras di sebagian negara produsen di Asia diproyeksi terancam lantaran biaya pupuk yang lebih tinggi pada saat permintaan meningkat. Kondisi ini menimbulkan potensi risiko terhadap ketahanan pangan dan upaya menahan inflasi.
Melansir Bloomberg, panen mungkin menurun di Thailand, eksportir beras terbesar kedua di dunia, karena kenaikan harga pupuk. Pusat Penelitian Kasikorn di Thailand mencatatkan rekor harga pupuk setelah invasi Rusia ke Ukraina adalah titik balik bagi petani di negara itu. Pemupukan yang lebih rendah akan memangkas produktivitas pada saat permintaan luar negeri meningkat.
Lainnya, China khawatir tentang dampak hama pada tanaman, sedangkan produksi India bergantung pada musim hujan yang baik. China, penanam padi terbesar, telah memperingatkan insiden hama dan penyakit yang lebih tinggi pada tanamannya tahun ini, dengan beberapa provinsi melaporkan peningkatan daerah yang terkena dampak hingga 10 persen.
Vietnam, eksportir beras utama, mengatakan biaya pengiriman dan ongkos produksi yang tinggi merupakan tantangan, bahkan ketika ekspor naik pada semester I/2022. Adapun sebagian besar beras dunia ditanam dan dikonsumsi di Asia, sehingga penting bagi stabilitas politik dan ekonomi di kawasan itu.