Sinyal Pemulihan Bisnis Waskita Karya Makin Kuat

Mirae Asset Sekuritas Indonesia meningkatkan rekomendasi untuk saham-saham emiten kontraktor dengan saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. sebagai pilihan utama.

Dwi Nicken Tari

23 Nov 2021 - 21.37
A-
A+
Sinyal Pemulihan Bisnis Waskita Karya Makin Kuat

Gerbang Tol Brebes Barat, Jalan Tol Pejagan-Pemalang. Jalan tol ini sepanjang 57,5 kilometer ini dikelola oleh PT Pejagan Pemalang Toll Road. Jalan tol ini juga merupakan 1 dari 18 ruas tol yang konsesinya dimiliki Waskita Karya./wtr.co.id

Bisnis, JAKARTA — Kinerja emiten kontraktor pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada periode 9 bulan tahun ini. Seiring dengan itu, prospek pemulihan kinerjanya pun makin terbuka pada 2022 mendatang.

Emiten berkode saham WSKT ini telah berhasil mempertahankan kinerja laba pada kuartal ketiga tahun ini, sehingga secara total untuk capaian sepanjang 9 bulan tahun ini laba perseroan makin tinggi. Hal ini berbanding terbalik ketimbang capaian pada periode yang sama tahun lalu yang merugi.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, WSKT membukukan pendapatan senilai Rp7,12 triliun. Realisasi itu masih turun 39,30 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp11,74 triliun.

Sementara itu, beban pokok pendapatan Waskita Karya turun 37,58 persen menjadi Rp6,84 triliun dari sebelumnya Rp10,97 triliun. Namun, beban umum dan administrasi membengkak 50,66 persen menjadi Rp1,15 triliun dari sebelumnya Rp768,14 miliar.

Meskipun demikian, pendapatan lain-lain bersih tercatat senilai Rp3,65 triliun mampu menahan tekanan pada bottom line atau laba bersih perseroan.

Waskita Karya mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp252,71 miliar pada akhir kuartal III/20221 atau berbalik dari posisi rugi Rp2,63 triliun pada akhir kuartal III/2020.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menjelaskan kinerja operasional dan keuangan perseroan membaik pada tahun ini walaupun pandemi masih terjadi dan kondisi likuiditas perseroan sangat ketat.

“Hingga September 2021, perseroan membukukan pendapatan usaha Rp7,13 triliun atau sebanding dengan 32,37 persen pendapatan usaha sebelum Covid-19,” tulis Destiawan dalam siaran pers, Senin (22/11).

Lebih lanjut, kondisi laba perseroan yang mulai terangkat disebut berasal dari implementasi strategi restrukturisasi yang berdampak pada kinerja kuartal III/2021.

Destiawan menunjukkan beban pokok penjualan turun 42,30 persen, beban keuangan turun 39,80 persen, dan beban lainnya - bersih turun 44,50 persen.

Waskita Karya disebut berkomitmen untuk terus menjaga kesehatan keuangan dengan mengurangi kerugian secara signifikan menjelang tutup tahun.

Adapun, pada tahun ini Waskita Karya mendapat tambahan likuiditas dari transaksi divestasi ruas tol Cibitung - Cilincing senilai Rp2,44 triliun berpotensi mengurangi utang melalui dekonsolidasi hingga Rp5,82 triliun.

Selain itu, perjanjian kredit sindikasi dengan penjaminan pemerintah senilai Rp8,08 triliun juga akan digunakan perseroan untuk penyelesaian proyek penugasan pemerintah.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma menambahkan saat ini pemerintah juga sedang melakukan harmonisasi Rancangan Peraturan Presiden (RPP) atas Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada WSKT.

“Penerbitan PP PMN ini diperkirakan terlaksana di akhir November 2021. Setelah PP PMN terbit, pernyataan efektif OJK atas rights issue saham Waskita akan menyusul terbit,” kata Taufik.

WSKT berencana melakukan penambahan modal lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada akhir tahun ini. Tahun depan, WSKT akan fokus menyelesaikan proyek berjalan dan meningkatkan nilai kontrak baru.

KONTRAK BARU

Adapun, hingga September 2021, WKST mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp12,01 triliun. Perolehan nilai kontrak baru itu setara dengan 79,44 persen dari nilai kontrak baru sebelum pandemi Covid-19.

“Pada kuartal III/2021 saja, perseroan memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp8,89 triliun atau meningkat sebesar 94,30 persen secara tahunan,” ungkap Destiawan.

Adapun hingga akhir kuartal III/2021 tersebut, WSKT baru merealisasikan 58,07 persen dari target nilai kontrak baru tahun ini yang senilai Rp20,68 triliun. Kendati demikian, Destiawan optimistis perseroan mampu merealisasikan target tersebut di kuartal IV/2021.

Salah satu penopang potensi perseroan merealisasikan target tersebut adalah likuiditas di tubuh Waskita Karya yang saat ini lebih baik serta struktur biaya operasional yang lebih terukur.

Dengan kondisi likuiditas yang lebih baik, perseroan juga dapat melakukan pembelian kembali atau buyback atas saham PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) lewat PT Waskita Toll Road (WTR).

Destiawan menyampaikan WTR telah menjalankan opsi buyback saham KKDM sebanyak 53,78 juta saham atau sebesar 2,10 persen dari kepemilikan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) Ekuitas Danareksa Toll Road. “Nilai transaksi sebesar Rp47,39 miliar,” kata Destiawan dalam keterbukaan informasi.

Setelah transaksi tersebut, WTR kini memiliki saham KKDM sebanyak 71,80 persen atau 1,83 miliar dengan nilai total Rp1,83 triliun. Selanjutnya, RDPT di dalam KKDM memiliki saham sebanyak 27,90 persen atau 714,58 juta saham dengan nilai total Rp714,58 miliar.

Sementara itu, sisanya sebanyak 0,30 persen dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. atau sebanyak 7,65 juta saham senilai Rp7,65 miliar.

Adapun, WTR merupakan anak usaha Waskita Karya dengan kepemilikan saham 87,60 persen, sedangkan KKDM merupakan anak usaha WTR yang merupakan pemegang konsesi ruas tol Bekasi - Cawang - Kampung Melayu (Becakayu).

Pada akhir 2020, WTR melakukan divestasi saham KKDM ke dalam RDPT Ekuitas Danareksa Toll Road sebesar 30 persen saham. Destiawan menyebut transaksi buyback kali ini merupakan komitmen perseroan melalui WTR untuk melaksanakan opsi pembelian kembali selama periode RDPT.

“Dengan adanya transaksi tersebut, meskipun kepemilikan WTR pada KKDM bertambah, namun KKDM selaku anak perusahaan WTR tetap tidak akan terkonsolidasi pada laporan keuangan WTR maupun perseroan,” jelas Destiawan.

REKOMENDASI

Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael menjelaskan PMN kepada kontraktor BUMN Karya seharusnya dapat mendorong pertumbuhan nilai kontrak baru pada 2022.

“Kami memperkirakan kontrak baru pada 2022 untuk kontraktor BUMN tumbuh sekitar 15 persen secara tahunan, dibandingkan dengan pada 2021 yang diperkirakan tumbuh minus 2,5 persen YoY,” tulis Michael dalam riset terbaru, dikutip Selasa (23/11).

Selain dari PMN, keberadaan Indonesia Investment Authority (INA) yang sudah mendapatkan modal awal Rp75 triliun dalam bentuk tunai dan saham inbreng juga menjadi katalis positif bagi sektor kontraktor.

Pasalnya, dengan modal jumbo dari INA maka ke depannya bakal lebih mudah bagi emiten kontraktor untuk melakukan divestasi aset yang sudah matang.

Adapun, divestasi aset selalu menjadi suatu hal yang ditunggu-tunggu di sektor konstruksi. Waskita pun dinilai menjadi yang bakal paling diuntungkan apabila investasi INA mengalir ke jalan tol pada 2022.

Selanjutnya, komitmen pemerintah untuk melanjutkan pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur dengan menganggarkan Rp511 miliar untuk pembangunan tahap awal pada tahun depan juga menjadi sumber kontrak dari BUMN Karya.

Apabila pengerjaan pembangunan ibu kota baru itu terlaksana pada 2022, Joshua menilai investor swasta akan lebih percaya dan seterusnya bakal menambah pundi-pundi kontrak baru BUMN Karya setidaknya hingga 2024.

Dengan sejumlah sentimen positif di sektor konstruksi pada 2022, Joshua mengerek naik rekomendasi saham-saham emiten kontraktor menjadi overweight dari sebelumnya netral. Saham WSKT dipilih sebagai top picks dengan target harga Rp1.150.

Selain itu, saham PTPP diberi rekomendasi beli dengan target harga Rp1.500. Saham ADHI, WIKA, dan WEGE diberi rekomendasi trading buy dengan target harga masing-masing Rp1.250, Rp1.450, dan Rp240. Di sisi lain, saham WTON diberi rekomendasi tahan dengan target harga Rp300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.