Bisnis, JAKARTA — Harapan pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) mengukuhkan eksistensi perusahaan migas pelat merah itu di Venezuela serta menghidupkan kembali peluang kerja sama minyak dan gas bumi dengan Iran masih di ambang ketidakpastian.
Jika Pertamina pada 2018 lalu terpaksa menunda penandatanganan kontrak pengelolaan Blok Mansouri, salah satu ladang migas Iran, menyusul dijatuhkannya sanksi oleh Amerika Serikat (AS) kepada Iran terkait dengan perjanjian nuklir, kini perseroan juga dihadapkan pada persoalan pelik serangan rudal Iran ke Israel pada akhir pekan lalu.
Tidak jauh berbeda, Pertamina juga masih tersandera embargo AS hingga persoalan teknis pengangkutan minyak dari lapangan migas di Venezuela, yang tidak sesuai dengan spesifikasi fasilitas kilang di dalam negeri.
Padahal, menurut Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tutuka Ariadji, Venezuela telah menawarkan sejumlah blok minyak prospektif untuk Indonesia. “Mereka menawarkan banyak [blok minyak] dan menarik. Sebagian besar investasinya murah, tapi Venezuela masih kena sanksi,” kata Tutuka saat ditemui di Jakarta, Selasa (16/4/2024).