Bisnis, JAKARTA - Soebronto Laras, sosok yang dikenal sebagai begawan otomotif Indonesia, telah meninggal dunia di RS Medistra, Jakarta, Rabu (20/9/2023). Namun, buah pikiran, pesan moral, dan hasil karyanya akan terus hidup.
“Innalillahi wa innailaihi roji'un. Telah meninggal dunia Wakil Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Pak Soebronto Laras. Semoga almarhum husnul khotimah, diampuni Allah SWT dan diterima amal ibadahnya serta segenap keluarga diberikan kesabaran dan keikhlasan. Aamiin yaa robbal'alamiin,” dikutip dari keterangan keluarga.
Soebronto meninggal Rabu (20/9/2023), sekira pukul 20.00 WIB di RS Medistra. Isak tangis sanak keluarga dan kerabat almarhum pecah di lorong ruangan di RS Medistra, tempat jenazah almarhum.
Tak hanya keluarga dan kerabat yang kehilangan. Berpulangnya Soebronto Laras telah membawa duka yang mendalam bagi dunia bisnis dan olahraga. Ia adalah sosok legenda industri otomotif sekaligus pecinta olahraga. Ia juga sosok yang banyak menginspirasi kalangan profesional dan pebisnis.
“Beliau adalah legenda otomotif Indonesia, saya mengenal beliau lebih dari 35 tahun dan kami sering berdiskusi mengenai industri otomotif Indonesia,” ujar Jongkie Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kepada Bisnis, Rabu (20/9/2023).
Jongki mengatakan bahwa dirinya kerap saling bertukar pikiran dengan Soebronto untuk mencari cara mengembangkan industri otomotif secara nasional. Ini pun bukan hanya isapan jempol belaka. Nyatanya, Indonesia berhasil mencapai produksi lebih dari 1 juta unit per tahunnya.
Perjalannnya bersama Indomobil yang memulai usahanya dari bawah menjadi inspirasi bagi para manajer muda untuk mengikuti jejak Soebronto dalam membangun Suzuki hingga menjadi salah satu brand ternama di Indonesia.
“Sungguh kehilangan yang luar biasa bagi industri otomotif Indonesia,” ujar Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia Fransiscus Soerjopranoto kepada Bisnis, Rabu (20/9/2023).
Hal senada diungkapkan oleh Yusak Billy, Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM). Menurutnya, Soebronto Laras merupakan figur inspiratif dalam industri otomotif. “Terutama melalui semangatnya dalam memajukan industri otomotif dalam negeri. Rest in Peace Pak Soebronto Laras,” ujar Billy.
Soebronto Laras lahir pada 5 Oktober 1943. Ia merupakan lulusan sarjana Teknik Mesin dari Paisley College di Skotlandia pada 1969. Beliau juga memiliki gelar Diploma of Business Administration dari Hendon College di London pada 1972.
Berbagai jabatan telah sempat dia duduki di Indomobil. Soebronto Laras mulai bergabung dan mendirikan Grup lndomobil sejak 1976 sebagai Presiden Direktur PT lndomobil Utama. Pada 1982, dia ditunjuk sebagai Direktur Utama Perseroan. Pada Juni 2002, Soebronto Laras ditunjuk sebagai Komisaris Utama Perseroan berdasarkan Akta No. 95 tanggal 25 Juni 2002 yang dibuat di hadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta.
MENTOR
Tak hanya di industri otomotif, Soebronto Laras juga diakui menjadi mentor para tokoh pengusaha. "Dia mentor bisnis saya, yang mengajarkan kiat-kiat berbisnis dengan hati," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani melalui pesan singkat, Rabu (20/9/2023).
Shinta menyebut almarhum sebagai inspirator generasi muda, yakni memanfaatkan passion sebagi pendorong dalam berbisnis. "Beliau cinta dunia balap. Passion-nya tersebut membawa beliau berkarier dengan sukses di dunia otomotif," ujarnya.
Sebagai pengusaha hebat, Soebronto Laras juga aktif dalam berorganisasi, seperti di Kadin dan Apindo. Menurutnya, almarhum merupakan sosok panutan yang tak pernah berhenti berkarya tanpa pamrih meskipun telah memasuki usia senja.
Hingga akhir hayatnya, Soebronto Laras masih menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris PT Jurnalindo Aksara Grafika (Bisnis Indonesia) dan Presiden Komisaris di berbagai anak perusahaan dalam kelompok usaha Indomobil.
Meski pebalap, Soebronto Laras ternyata juga sangat gemar bersepeda. Dia sangat mencintai olahraga di kala umurnya menginjak 9 tahun. Bersama dengan sahabat karibnya sewaktu kecil, almarhum Sophan Sophiaan, dirinya bersepeda melewati jalur Cikini-Kebayoran-Diponegoro-Sudirman.
Kecintaannya terhadap olah raga sepeda timbul saat dia sadar bahwa bersepeda merupakan wadah di mana komunitasnya berasal dari bermacam-macam kalangan, baik yang berduit ataupun tidak.
Di dunia sepeda ini, Soebronto yang saat remaja pernah menjadi gitaris band-nya bersama Guntur Soekarno Putra itu sempat menjabat sebagai Ketua Jakarta Cycling Club (JCC) sejak Februari 2006, dan pembina tim olahraga balap sepeda Indonesia.
Dia menularkan hobinya kepada anak-anak didiknya dalam menciptakan generasi pebalap sepeda. Dia membelikan beberapa unit sepeda dan mendidik para atlet dalam waktu 3 tahun. Namun, dana yang ia keluarkan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan prestasi anak bangsa yang tercetak lewat olahraga balap sepeda.
"Selamat jalan Pak, Kami semua kehilangan Bapak," tutup Shinta dalam pesannya.
Kini, Soebronto Laras telah menyusul istri tercintanya Herlia Emmy Yani yang meninggal dunia pada 2007 silam. Kedua pasangan ini dikaruniai dua anak, Hari Laras dan Nadia Laras.
Kini, salah satu begawan Indonesia itu telah tiada dan meninggalkan buah pemikiran, pesan kebaikan, dan banyak karya yang menginspirasi. Semoga itu semua menjadi amal jariyah. Aamiin. (Anshary Madya Sukma, Aprianus Doni Tolok, Nuhansa Mikrefin Yoedo Putra, Arlina Laras, Farid Firdaus)