Kilau bisnis perusahaan rintisan atau startup di Indonesia yang mengilat saat pandemi 2 tahun silam justru mulai meredup setelah Tanah Air bergerak menuju ke arah endemi Covid-19.
Pandemi telah menjadi katalis bagi mesin digitalisasi yang membuat masyarakat Indonesia mulai akrab dengan berbagai layanan vertikal startup. Bisnis startup yang sedang tumbuh otomatis menuntut serapan talenta digital yang tinggi. Sekadar informasi, menurut catatan Startup Ranking, jumlah startup di Indonesia mencapai 2.219 entitas pada 2021.
Berdasarkan data Bank Dunia, Indonesia mengalami kesenjangan talenta digital dengan kebutuhan 9 juta talenta dalam 15 tahun, atau rata-rata 600.000 talenta setiap tahunnya. Dampaknya, startup jorjoran menggaji karyawannya demi mendapatkan talenta digital terbaik atau praktik saling ‘bajak’ pegawai antar startup.
Mengutip laporan Monk’s Hill Ventures dan Glints 2021, lulusan baru engineer dengan posisi Junior Software di Indonesia bergaji US$300—US$1.000, sedangkan posisi Junior Mobile Developer mengantongi US$500—US$1,400 per bulan.