Free

SPEKTRUM : Triangle of Life

Hemat saya, pada saat gempa terjadi, cara paling aman adalah berlindung di bawah meja, seperti yang sering diajarkan kepada anak-anak usia dini di Jepang.

Puput Ady Sukarno

30 Nov 2022 - 08.15
A-
A+
SPEKTRUM : Triangle of Life

Senin (21/11), gempa bumi berkekuatan 5,6 SR mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Data BNPB per Minggu (27/11), jumlah korban meninggal dunia mencapai 321 orang, akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Guncangan gempa juga dirasakan wilayah sekitar, termasuk DKI Jakarta dan membuat warga berhamburan keluar rumah serta gedung perkantoran. Dan tak lama pascakejadian, banyak beredar foto di media sosial yang memperlihatkan kepanikan orang saat gempa maupun saat evakuasi penghuni gedung.

Namun, di antara banyak tangkapan lensa itu, ada satu jepretan menarik untuk dicermati, yakni foto yang memperlihatkan para penghuni gedung bertingkat sedang antre evakuasi melewati tangga darurat.

Saya kurang tahu pasti, apakah foto itu diambil pada saat terjadinya gempa atau pascagempa. Kalau evakuasi itu pascagempa, maka tidak menjadi masalah. Tapi kalau aksi evakuasi itu dilakukan saat terjadi gempa, berbahaya.

Karena sependek pengetahuan saya, tangga darurat hanya efektif untuk evakuasi terjadinya kebakaran di dalam gedung, makanya pintu-pintu tangga darurat biasanya didesain tebal agar tahan api.

Hemat saya, pada saat gempa terjadi, cara paling aman adalah berlindung di bawah meja, seperti yang sering diajarkan kepada anak-anak usia dini di Jepang, sebagai negara yang hampir setiap hari mengalami gempa.

Bahkan seorang Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI), Doug Copp, juga tidak merekomendasikan evakusi melalui tangga darurat saat terjadi gempa.

Pasalnya, kata dia, tangga memiliki ‘momen frekuensi’ yang berbeda. Tangga dan bagian lain dari bangunan akan terus-menerus berbenturan satu sama lain sampai terjadi kerusakan struktur dari tangga itu. Dan orang-orang yang lari ke tangga sebelum tangga itu rubuh, akan terluka olehnya.

Selain berlindung di bawah meja, ada cara lain yang bisa dilakukan saat gempa, jika tidak ada meja di sekitar, yang dikenal dengan Triangle of Life, yakni teori yang menyarankan agar berlindung di samping/bawah furnitur di sekeliling untuk membangun ruang segitiga, yang dapat menjadi penyangga saat plafon rumah runtuh.

Beberapa tips di antaranya, Pertama, meringkuk atau berbaring di samping benda besar, misal di samping sofa/kursi besar yang akan sedikit rusak jika tertimpa plafon, tapi dapat menyisakan ruangan kosong berbentuk segitiga di sebelahnya sebagai tempat perlindungan.

Kedua, bergulinglah. Jika berada di tempat tidur pada saat gempa terjadi, bergulinglah ke samping tempat tidur. Ruangan kosong yang berada di samping tempat tidur itu aman untuk berlindung.

Ketiga, jangan berlindung di belakang pintu. Jika berdiri di belakang pintu dan pintu itu rubuh ke depan atau ke belakang, kita akan tertimpa langit-langit di atasnya.

Keempat, jangan berlindung di dalam kendaraan yang berada disamping bangunan, pohon, rambu lalu-lintas dan lainnya. Karena orang yang berada di dalam kendaraan akan ikut tertimpa jika objek tinggi di sekitarnya itu runtuh dan menimpa kendaraan.

Jadi, penting kiranya sejumlah tips sederhana dari teori Triangle of Life itu untuk dipelajari dan ingat baik-baik, sehingga jika suatu saat terjadi gempa, kita dapat merespons dengan baik dan cerdas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Nindya Aldila

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.