Kondisi krisis sering kali memiliki dua wajah. Wajah yang satu adalah malapetaka dan wajah lainnya adalah peluang. Wajah yang satu begitu jelas, sedangkan wajah yang lain sangat tersamar.
Wajah yang pertama segera terlihat sedangkan wajah yang kedua menunggu dengan sabar untuk ditemukan.
Saya sudah cukup sering mengalami untuk akhirnya mengamini bahwa pikiran saya sering kali menjadi lebih kreatif di saat tekanan lebih besar. Saya membenci situasi itu tetapi sekaligus kagum ketika melihat karya yang tercipta di situasi kepepet itu.
Hasil dari proses kreatif di kala kepepet itu sering memang masih membutuhkan satu dua sentuhan perbaikan untuk disempurnakan. Namun, itu tidak mengubah kenyataan bahwa hasil itu tercipta bukan di saat-saat santai yang longgar.