Bisnis, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2022 kembali mencatatkan surplus. Hingga Juni Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan 26 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Jika pada Mei 2020 surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$2.014 juta maka pada Juni 2022 surplus neraca perdagangan berada di posisi US$ 5088.7 juta atau jika dibulatkan menjadi US$ 5088.7 juta alias US$5,09 miliar.
Neraca perdagangan pada Juni 2022 terjadi di saat kondisi ekonomi global sedang tidak sehat dan berada di bawah tekanan inflasi serta perlombaan kenaikan suku bunga sejumlah bank sentral di dunia. Hal itu tidak terhindarkan di saat sejumlah negara besar seperti Amerika Serikat dan Inggris mengalami inflasi 9,1 persen dan 9,4 persen pada Juni 2022.
Sementara itu, inflasi tinggi di Sri Lanka (pada Juni 2022 mencapai 54,6 persen) telah mengantarkan negeri itu dalam kondisi chaos hingga Presiden Gotabaya Rajapaksa harus melepas kekuasaan dengan cara memalukan, pergi meninggalkan Sri Lanka yang diamuk aksi protes massal.
Indonesia beruntung berada dalam kondisi yang tidak terlalu parah. Meski inflasi pada Juni 2022 mencapai 4,35 persen dan tercatat sebagai inflasi tertinggi sejak Juni 2017 yang mencapai 4,37 persen, kinerja neraca perdagangan menghasilkan surplus yang tinggi.