Survei Kinerja Jokowi, Penegakan Hukum Cenderung Memburuk

Meski persentase yang menilai positif pada kondisi penegakan hukum lebih banyak dari sebaliknya, persepsi publik cenderung memburuk dalam dua tahun terakhir.

Jaffry Prabu Prakoso

19 Okt 2021 - 17.12
A-
A+
Survei Kinerja Jokowi, Penegakan Hukum Cenderung Memburuk

Presiden Joko Widodo saat membuka Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (2/10/2021) / Youtube-Sekretariat Presiden

Bisnis, JAKARTA - Penegakan hukum di Indonesia selama dua tahun terakhir pemerintahan Jokowi dinilai semakin memburuk. Sementara, kinerja keamanan dinilai baik.

Demikian hasil survei yang diselenggarakan Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMCR) terkait evaluasi publik nasional atas dua tahun kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Berdasarkan survei tersebut, penilaian publik terhadap penegakan hukum selama 2 tahun pemerintahan Jokowi semakin buruk. Namun, aspek keamanan dinilai baik.

Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas mengatakan warga yang menilai kondisi penegakan hukum baik atau sangat baik 44,8 persen. Mereka yang menganggap buruk atau sangat buruk 24,8 persen. Lalu, 27,2 persen menilai sedang saja dan tidak tahu atau tidak menjawab 3,1 persen.

Meski persentase yang menilai positif pada kondisi penegakan hukum lebih banyak dari sebaliknya, persepsi publik cenderung memburuk dalam dua tahun terakhir.

Berdasarkan catatan Sirojudin kondisi penegakan hukum buruk atau sangat buruk naik dari 15,1 persen pada survei September 2019 menjadi 24,8 persen pada survei September 2021.

“Persepsi atas kondisi penegakan hukum memburuk di masa Covid-19 ini dan belum kembali pulih ke masa sebelum pandemi,” kata Sirojudin melalui diskusi virtual, Selasa (19/10/2021).

Sementara itu, lanjut Sirojudin, 61,3 persen warga menilai kondisi keamanan secara umum baik. Pada angka tersebut, masyarakat menganggap saat ini baik atau sangat baik. Hanya 11,8 persen yang menilai buruk atau sangat buruk.

Sementara itu, terdapat 24,2 persen yang menilai kondisi keamanan sedang saja dan ada 2,7 persen responden yang tidak memberikan jawaban.

“Kondisi keamanan relatif stabil dalam dua tahun pertama periode kedua Presiden Jokowi,” jelasnya.

Survei opini publik SMRC digelar pada 15 - 21 September 2021 secara tatap muka atau wawancara langsung. Sampel sebanyak 1220 responden, dipilih secara acak (multistage random sampling) dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 981 atau 80 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling). (Fitri Sartina Dewi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.