Susul Bank Besar Asean, BTPN Danai Properti Hijau Keppel Land

Bank-bank besar di Asia Tenggara bergegas membiaya properti hijau atau berwawasan lingkungan. Bank BTPN juga menyusul langkah sejumlah besar, membiayai properti hijau Keppel Land.

M. Syahran W. Lubis

6 Des 2021 - 18.23
A-
A+
Susul Bank Besar Asean, BTPN Danai Properti Hijau Keppel Land

Ilustrasi green building atau properti berwawasan lingkungan, foto file April 2019./Reuters

Bisnis, JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk. memberikan fasilitas pinjaman hijau senilai Rp1,06 triliun PT Kepland Investama sebagai perwujudan komitmen terhadap pembiayaan berkelanjutan yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Bank BTPN, selaku pemberi pinjaman tunggal, dan perusahaan investasi properti PT Kepland Investama, menandatangani perjanjian fasilitas green loan, yang memiliki tenor 3 tahun. Fasilitas dalam mata uang rupiah itu adalah salah satu yang pertama di pasar Indonesia.

"Pemberian fasilitas pinjaman hijau ini menunjukkan kemampuan Bank BTPN dalam melakukan transaksi pinjaman yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola," kata Head of Wholesale Banking Bank BTPN Nathan Christianto pada Senin (6/12/2021) sebagaimana ditulis Antara.

Transaksi tersebut juga akan meningkatkan kepercayaan nasabah di Indonesia serta kawasan sekitar di Asia Tenggara terhadap kemampuan Bank BTPN sebagai koordinator pinjaman hijau, ucapnya.

Apartemen dengan konsep berwawasan lingkungan atau properti hijau di Singapura./CDL

Selain pemberian fasilitas pinjaman hijau, Bank BTPN bersama induk usaha Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) membantu Kepland Investama menerapkan kerangka pinjaman hijau (green loan framework) dan green loan documentation agar sejalan dengan kaidah pinjaman hijau (green loan principles) yang ditetapkan oleh Loan Market Association dan Asia Pacific Loan Market Association (APLMA).

PT Kepland Investama, anak usaha dari Keppel Land Limited yang berpusat di Singapura, akan memanfaatkan seluruh fasilitas pinjaman hijau Bank BTPN untuk pembiayaan kembali kredit yang digunakan untuk pembangunan International Financial Centre (IFC), Tower 2 di Jl. Jend. Sudirman, Jakarta.

IFC Tower 2 yang menawarkan lebih dari 50.200 m2 ruang kantor premium merupakan yang pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat tertinggi dari Building and Construction Authority of Singapore (BCA), yaitu BCA Green mark Platinum untuk pengelolaan yang memenuhi standar klasifikasi keamanan dan keberlanjutan.

Sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan visi Keppel Land, Presiden Keppel Land Indonesia Samuel Ng mengatakan perseroan akan selalu mengembangkan bangunan yang ramah lingkungan. Sejalan dengan Visi Keppel 2030, Keppel Land menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari strategi perseroan.

"Kami sangat senang mendapatkan pinjaman hijau ini untuk pembiayaan kembali kredit International Financial Centre Jakarta Tower 2, proyek pertama di Indonesia yang mendapatkan BCA Green Mark Platinum. Hal ini mencerminkan fokus kami dalam mengembangkan dan mengelola bangunan rendah karbon dan hemat sumber daya, sebagai langkah mewujudkan visi Keppel Land untuk menjadi yang terdepan dalam mengelola area perkotaan menjadi lebih sustainable," ujar Samuel Ng.

Nathan menambahkan pemberian fasilitas pinjaman hijau sejalan dengan inisiatif SMBC dalam upayanya membantu memitigasi dampak perubahan iklim lewat program SMBC GREEN×GLOBE 2030 (GG2030), sebuah rencana jangka panjang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mencapai net zero melalui operasinya secara grup pada 2030.

Sebelum merger antara PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBC Indonesia) pada 2019, SMBC Indonesia telah memulai pembiayaan proyek hijau, salah satunya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Hasang di Toba Samosir, Sumatra Utara, yang dianugerahi ‘Renewable Energy Deal of The Year’, atau proyek terbarukan terbaik, oleh The Asset pada 2018.

Selain itu, sebelumnya Bank BTPN bersama induk usaha SMBC juga membiayai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Sidrap, sebuah ladang angin pertama di Indonesia dengan kapasitas 75 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Air Asahan, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata merupakan proyek pembangkit tenaga surya skala besar pertama di Indonesia.

BEREBUT DANAI PROYEK HIJAU

Pada Oktober lalu, Nikkei Asia melaporkan bahwa bank-bank terbesar di Asia Tenggara (Asean) bergegas membiayai proyek-proyek pembangunan yang terkait dengan keberlanjutan atau properti hijau, bahkan ketika pengembang properti paling berutang di dunia, China Evergrande, membuat sektor real estat negara itu merinding.

Nama-nama terbesar di kawasan ini, termasuk DBS Group Holdings Singapura, Oversea-Chinese Banking Corp. (OCBC) dan United Overseas Bank (UOB), serta Malayan Banking Malaysia (Maybank), berebut mendukung proyek-proyek yang menggabungkan tujuan lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST).

Sasaran LST dimaksudkan untuk menahan perusahaan pada standar etika tertentu dalam kegiatan bisnis mereka, misalnya memastikan bahwa dampak lingkungan dari proyek konstruksi diminimalkan dari awal hingga selesai.

Di Thailand, Asia Capital Real Estate, perusahaan ekuitas swasta dengan kantor di New York dan Singapura, mengembangkan kompleks apartemen sewa yang ramah lingkungan di Phuket. Proyek 505 unit menawarkan fitur seperti panel surya dan peralatan hemat energi.

Dirancang untuk memenuhi standar bangunan hijau yang ditetapkan oleh International Finance Corporation, anak perusahaan Bank Dunia, proyek ini bertujuan mencapai pengurangan lebih dari 40% dalam penggunaan energi dan air dibandingkan dengan bangunan konvensional.

Perusahaan menerima pinjaman hijau sebesar 675 juta baht (Rp285 miliar) dari UOB Thailand untuk konstruksi. Berdasarkan persyaratan pinjaman, bank akan mencatat dan memantau pengelolaan dana peminjam serta melacak metrik keberlanjutan yang disepakati dengan perusahaan.

“Masyarakat lokal akan mendapat manfaat dari fasilitas yang ramah lingkungan, yang meningkatkan kesejahteraan penduduk,” kata Andy Cheah, Direktur Pelaksana dan Kepala Perbankan Grosir di UOB Thailand, mengenai hasil LST yang diharapkan dari proyek tersebut.

Di Singapura, City Developments dan MCL Land pada Agustus mengumumkan telah mendapatkan pinjaman hijau sebesar Sin$847 juta (Rp8,9 triliun) untuk membiayai dua proyek di negara kota tersebut di bawah usaha patungan.

Salah satunya adalah kondominium dengan sekitar 630 unit hunian yang dilengkapi dengan panel surya untuk memasok 30% dari daya yang dikonsumsi di area umum.

Pengembangan ini akan dibiayai melalui pinjaman hijau sebesar Sin$$418 juta yang diberikan UOB, dengan proyek lainnya didukung oleh paket pembiayaan pinjaman hijau sebesar Sin$429 juta yang disediakan DBS, pemberi pinjaman terbesar di Asia Tenggara.

Pengembangan yang dibiayai DBS adalah proyek serba guna yang terdiri dari sekitar 400 apartemen dan ruang ritel komersial, dengan fitur ramah lingkungan seperti perlengkapan hemat energi, serta sistem pengangkutan limbah pneumatik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.