Swiss Soroti Minimnya Pasok SDM Industri di Indonesia

Dalam setahun, kebutuhan industri akan SDM tercatat sekitar 680.000 orang. Jumlah yang disiapkan oleh unit-unit pendidikan di bawah Kemenperin yakni terbatas hanya 6.000 orang saja.

Reni Lestari

25 Nov 2021 - 16.41
A-
A+
Swiss Soroti Minimnya Pasok SDM Industri di Indonesia

Pabrik Mobil Mitsubishi Motors. /Mitsubishi Motors.

Bisnis, JAKARTA — Pengusaha Swiss menilai ketersediaan tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi industri di Indonesia masih terbatas sehingga seringkali menjadi rebutan antarperusahaan.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Swiss di Indoensia Henry Chia mengatakan sebenarnya masih terdapat peluang besar untuk mengembangkan kerja sama dengan Indonesia, terutama dengan lembaga pendidikan di daerah-daerah.

"Bagi kami, kesuksesan sekolah-sekolah ini sudah sangat terbukti, sudah bagus sekali. Hanya sayangnya masih terbatas pada beberapa politeknik, karena lulusannya bagus, sehingga menjadi rebutan," kata Henry usai penandatanganan kerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Kamis (25/11/2021).

Kerja sama lima perusahaan di bawah SwissCham Indonesia dengan Politeknik Negeri Jember, Politeknik Industri Logam Morowali, dan Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng, diharapkan dapat memperluas ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan dunia usaha.  

Menurut Henry, pekerjaan rumah bagi pemerintah dalam pengembangan SDM adalah meningkatkan link and match antara kualifikasi lulusan dengan kebutuhan industri. Tantangan ini menurutnya juga terjadi di banyak negara berkembang.

Dia juga mengatakan dalam konteks ini SwissCham diuntungkan dengan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Swiss yang tahun ini menginjak tahun ke-70.

Selain itu, tahun ini juga mulai berlaku Indonesia-European Free Trade Association (EFTA) Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). EFTA merupakan kelompok negara-negara di luar Uni Eropa yang beranggotakan Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss.

"Industri dan sekolah harus bekerja sama sehingga lulusan menjadi siap pakai. Sejauh ini kami diuntungkan dengan hubungan bilateral yang sangat kuat dan stabil antara Indonesia dan Swiss," katanya.

ERA ELEKTRIFIKASI

Pada kesempatan yang sama, Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan mengatakan pemerintah siap menghadapi era elektrifikasi kendaraan dari segi tenaga kerja.

Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunwan mengatakan transisi kendaraan dari yang berbasis internal combustion engine (ICE), hibrida, dan baterai juga diiringi dengan peningkatan kemampuan SDM.

"Tentunya kami sudah siap dengan SDM itu karena hanya mengubah power utamanya saja, untuk kontrol-kontrol lain menyesuaikan saja," kata Arus.

Percepatan peningkatan kualitas tenaga kerja menuju elektrifikasi kendaraan juga didorong melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perusahaa-perusahaan Swiss di Indonesia yang telah mengantongi pengalaman dalam bidang teknologi.

Sementara itu mengenai pemenuhan kebutuhan SDM industri, Arus mengatakan masih ada ruang yang luas diisi  khususnya melalui kolaborasi dengan unit pendidikan umum dan swasta.

Setiap tahun, lanjutnya, kebutuhan industri akan SDM tercatat sekitar 680.000 orang. Jumlah yang disiapkan oleh unit-unit pendidikan di bawah Kemenperin yakni terbatas hanya 6.000 orang saja.

"Sehingga tambahannya perlu kolaborasi dengan unit pendidikan umum dan unit pendidikan swasta, untuk kami kolaborasi untuk memenuhi kebutuhan yang 680.000 tersebut," lanjutnya.

Melalui sistem vokasi, link and match, dan pendidikan sistem ganda, SDM disiapkan berdasarkan kebutuhan industri. Hal itu diwujudkan melalui penyusunan kurikulum, silabus, hingga kerja sama magang dan praktik kerja.

"Kami berusaha untuk mengejar [kebutuhan] itu dengan sistem link and match, pelatihan, kemudian juga penyiapan SDM melalui metode vokasi, kebanyakan di layer-layer untuk operator dan agak tinggi lagi," ujarnya.

Sekadar catatan, kerja sama antara SwissCham dan BPSDMI melibatkan lima perusahaan asal Swiss yakni Buehler, Endress+Hauser, Givaudan, Indesso Primata, dan Sicpa Peruri Securink, dengan tiga lembaga pendidikan pelat merah a.l. Politeknik Negeri Jember, Politeknik Industri Logam Morowali, dan Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.