Bisnis, JAKARTA— Emiten batu baru sejumlah konglomerat mencetak pertumbuhan laba signifikan sampai dengan akhir kuartal III/2022. Meskipun kenaikan harga batu bara diproyeksi masih berlanjut hingga akhir 2022, namun sejumlah analis memberikan penilaian netral bagi emiten sektor komoditas emas hitam itu menuju musim dingin.
Sederet emiten batu bara, termasuk PT Harum Energy Tbk. (HRUM), PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) serempak mencetak kinerja positif sampai dengan September 2022, terdorong kenaikan harga batu bara.
Berdasarkan laporan keuangan emiten Kiki Barki membukukan pertumbuhan laba bersih paling tebal akibat peningkatan pendapatan mencapai 241,91 persen secara tahunan menjadi senilai US$702,79 juta. Perusahaan mengandalkan pendapatan perusahaan dari bisnis pertambangan yang menghasilkan US$692,93 juta dan sebagian kecil yakni US$9,86 juta berasal dari sewa dan jasa. Dari sisi segmen geografis, perusahaan pendapatan terbesar dari pasar ekspor, yakni US$618,94 juta sedangkan lokal dengan US$74 juta.
Emiten milik Garibaldi Thohir, Adaro yang mendapatkan laba tebal akibat mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 130,17 persen menjadi US$5,91 miliar. Bisnis utama ADRO, yakni pertambangan dan perdagangan batu bara mencapai US$5,79 miliar. Sisanya yakni US$83,84 juta berasal dari jasa pertambangan dan US$27,67 juta berasal dari logistik.