Bisnis, JAKARTA — Sejumlah bos properti China terpaksa merogoh kantong pribadi untuk menyuntik perusahaan dalam rangka menghindari gagal bayar utang obligasi yang jatuh tempo. Penjualan aset, mulai dari bangunan hingga ekuitas, dilakukan untuk memberikan dukungan finansial.
Sejauh ini, sebanyak tujuh taipan telah melego asetnya di berbagai instrumen investasi untuk menyalurkan dana segar kepada perusahaan, mulai dari menjual atau menyewakan aset properti mewah, hingga melepas kepemilikan saham di sejumlah perusahaan tercatat.
Berdasarkan hitungan Bloomberg yang dikutip Bisnis, total dana yang dikumpulkan oleh tujuh miliarder itu mencapai US$3,8 miliar. Para taipan itu adalah Hui Ka Yan, bos Evergrande Group, Li Sze Lim dan Zhang Li dari R&F Properties, Lin Tengjiao dari Yango Group, Sun Hongbin dari Sunac China Holdings Limited, bos CIFI Holdings (Group) Co. Ltd. Lin Zhong dan Lin Feng, serta Hui Wing pemilik Shimao Property Holdings Ltd.
Upaya tersebut menggarisbawahi bagaimana krisis likuiditas di sektor properti China lebih buas dari yang dikhawatirkan sebelumnya. Tekanan makin berat lantaran harga properti terjun bebas, industri perbankan enggan untuk menyalurkan pinjaman, dan imbal hasil di pasar obligasi luar negeri melonjak.