Taji Tol Trans Sumatera Dongrak Ekonomi di Pulau Suwarnadwipa

Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dinilai telah memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatra. Infrastruktur yang dibangun PT Hutama Karya (Persero) ini turut meningkatkan mobilitas penumpang dan kecepatan pengiriman barang hingga memberi gairah bagi sektor pariwisata.

Rayful Mudassir

3 Mar 2023 - 20.04
A-
A+
Taji Tol Trans Sumatera Dongrak Ekonomi di Pulau Suwarnadwipa

Ruas Tol Indralaya-Prabumulih./Dok: PT Hutama Karya (Persero)

Bisnis, JAKARTA - Lima pedagang asongan bergiliran keluar dari satu unit bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Sejurus kemudian pintu bus ditutup. Sore itu, tidak kurang dari 32 orang penumpang akan meninggalkan Pulau Jawa, menuju sejumlah daerah di Sumatra. 

Bus milik Perusahaan Otobus (PO) Putra Pelangi itu untuk pertama kalinya akan menjajal aspal Sumatra. Maklum, unit ini baru saja keluar dari pabrik Karoseri Laksana di Semarang, Jawa Tengah. Kendaraan baru rupanya menarik minat puluhan penumpang yang akan menyeberang pulau.

Di kursi kemudi, Ahmad Pelor menyalakan ponselnya. Menelpon seseorang lewat panggilan video. Setelah tersambung, seketika nadanya sedikit tinggi. “Bos, coba lihat ini, tak ada kursi kosong. Penuh penumpang bos, haha,” katanya menggunakan bahasa Aceh.

BACA JUGA: Mengebut Tiga Ruas Tol Sigli-Banda Aceh yang Ditarget Kelar 2023

Pelor -akrab disapa- sudah 20 tahun lebih menjadi pengemudi bus antarkota antarprovinsi. Pahit manis pengalaman di jalanan sudah dirasa. Waktu pria paruh baya itu sebagian besar digunakan untuk menggilas aspal Banda Aceh - Medan ataupun Medan - Padang. 

Membawa puluhan penumpang dari Jakarta ke Medan juga sempat dilakoninya sekitar tiga tahun lalu. Namun, perjalanan kali ini terasa berbeda. Lintasan yang akan dilewatinya berubah drastis.

“Sekarang semua serba singkat. Perjalanan ke Medan paling hanya dua hari dua malam. [Pelabuhan] Bakauheni ke Palembang bahkan tidak usah dihitung lagi,” ceritanya kepada Bisnis akhir Februari 2023. 

Di baris ketiga dari kursi kemudi, Reza memulai perjalanan keduanya tahun ini ke Pekanbaru, Riau. "Mau bertemu teman, Bang. Ada urusan sedikit," katanya.

Semenjak tol hadir, waktu tempuh dari Jakarta menuju Kota Madani hanya berjarak 1 hari perjalanan, jauh lebih ringkas dibandingkan dengan sebelum jalur bebas hambatan ini hadir. 

Penumpang turun dari bus Putra Pelangi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur Rabu (15/2/2023). Angkutan ini berhenti sejenak di terminal sebelum menempuh perjalanan melintasi Pulau Jawa ke Sumatra/Bisnis - Rayful Mudassir

Baginya, bukan lagi keniscayaan angkutan darat ke Sumatra menjadi pilihan publik saat ini. Sebab, harga tiket angkutan darat jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan angkutan udara. Tol menjadi penopang mobilitasnya untuk menapaki kaki di pulau itu.

Pernyataan Pelor maupun Reza ada benarnya. Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) bikinan BUMN infrastruktur dan pengelola jalan tol, PT Hutama Karya (Persero) ini mempersingkat perjalanan ke sejumlah provinsi di pulau itu . 

Durasi tempuh dari Bakauheni ke Sumatra Utara misalnya, kini hanya berjarak dua hari dua malam. Berbeda dengan saat sebelum adanya infrastruktur tersebut. Angkutan penumpang dari Sumut ke Bakauheni maupun sebaliknya baru tiba ke titik tujuan setelah menempuh perjalanan selama tiga atau paling lambat empat hari. 

BACA JUGA: Gairah Tol Trans Sumatera Pikat Minat Pengendara Saat Nataru

Paling drastis adalah durasi tempuh Bakauheni - Palembang maupun sebaliknya. Kalangan sopir angkutan umum hafal betul untuk mencapai kota tersebut, setidaknya membutuhkan waktu tidak kurang dari 14 jam sebelum adanya tol. 

Saat ini, Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikerjakan PT Hutama Karya (Persero) tersebut mampu memangkas durasi tempuh secara signifikan menjadi hanya 5 jam. Wajar bila Pelor dan para supir angkutan darat Sumatra lainnya cukup terbantu dengan kehadiran infrastruktur tersebut. 


ARUS KENDARAAN

Efisiensi waktu yang ditawarkan oleh JTTS memberi kemudahan dan kecepatan arus barang maupun penumpang di Sumatra. Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) mengakui Tol Trans Sumatera berdampak signifikan dari sisi operasional angkutan bus terutama waktu. 

Ketua Umum IPOMI Kurnia Lesani Adnan memandang bahwa tol tidak hanya berimbas pada efisiensi waktu tempuh dari satu daerah ke daerah lain. Infrastruktur hasil prakarsa Presiden Joko Widodo sejak 2014 ini secara tak langsung meningkatkan pelayanan transportasi umum di Sumatra. 

“Sejak terbukanya tol ini membuat masyarakat kembali menggemari angkutan darat yang tadinya lebih memilih moda udara, kereta atau kendaraan pribadi,” katanya yang juga Ketua Bidang Angkutan Orang DPP Organda tersebut.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Trian Yuserma mengakui kehadiran tol di Sumatra mempercepat pengiriman barang antarkota, provinsi sekalipun antarpulau. 

Perusahaan logistik khusus pengiriman paket berukuran kecil menawarkan kecepatan dalam pengiriman barang kepada konsumen. Meski small parcel, volume pengiriman barang termasuk dari e-commerce tak dapat dipandang sebelah mata. 

A picture containing text, car, car mirror, mirror

Description automatically generatedBus Putra Pelangi di antara angkutan logistik di Jalan Tol Trans Sumatera yang dikendarai Pelor, Kamis (16/2/2023)./Istimewa

Trian bercerita saat ini pengiriman barang dari Jakarta ke Lampung lebih banyak melalui rute darat. Begitupun untuk pengiriman barang ke Palembang saat terjadi masalah pada proses pengiriman melalui udara. 

“Dengan kehadiran Tol Trans Sumatera itu berarti jalur transportasi ke Sumatera makin cepat. Itu betul-betul top banget untuk kecepatan kelancaran barang yang kita kirim,” katanya.

Antusiasme masyarakat, perusahaan otobus maupun industri logistik memanfaatkan sejumlah ruas tol dapat dilihat dari tingginya minat melewati jalan bebas hambatan itu. Hutama Karya mencatat setidaknya rerata 78.806 kendaraan melintasi JTTS per hari. 

Jumlah ini melonjak pada momentum hari besar. Pada periode mudik Lebaran 2022 misalnya, tidak kurang dari 2,69 juta kendaraan melintas di Jalan Tol Trans Sumatera. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari 7 ruas yang telah dioperasikan saat itu.

Saat momentum Natal dan Tahun Baru 2023, sedikitnya 1,27 juta kendaraan melintas di berbagai ruas JTTS. Jumlah tersebut naik 120 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Volume kendaraan ini merupakan akumulasi dari 9 ruas yang telah beroperasi. 

Hutama Karya setidaknya telah mengoperasikan 9 ruas tol hingga saat ini. Dimulai dari Bakauheni - Terbanggi Besar sepanjang 141 kilometer, Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Palembang – Indralaya (22 km), Bengkulu – Taba Penanjung (18 km). 

Kemudian, Pekanbaru – Dumai (132 km), Pekanbaru – Bangkinang (31 km), Medan – Binjai (17 km), Binjai – Langsa seksi 1 (12 km) hingga Sigli – Banda Aceh untuk seksi 2, 3 dan 4 sepanjang 37 kilometer. 

Total, badan usaha plat merah itu telah membangun JTTS sepanjang kurang lebih 1.064 km dengan 465 km ruas tol konstruksi dan 599 km ruas tol operasi.

Tahun ini, Hutama Karya menargetkan penyelesaian lima ruas Jalan Tol Trans Sumatera yakni Tol Simpang Indralaya - Muara Enim, Indrapura - Kisaran, Binjai - Langsa, Sigli – Banda Aceh seksi 1, 5 dan 6 serta Tol Pekanbaru - Padang. 


KONTRIBUSI EKONOMI

Konektivitas yang terbentuk lewat tol ini tak pelak memberikan efek domino bagi pertumbuhan ekonomi di Sumatra. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa kontribusi pulau ini terhadap perekonomian Indonesia mencapai 22,04 persen dengan pertumbuhan 4,69 persen pada 2022. 

Kontribusi ini meningkat 1,55 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 21,70 persen dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 3,18 persen. Bahkan ekonomi Sumatra mampu bertahan pada 2020 saat pandemi Covid-19 dengan hanya terkoreksi 1,19 persen, lebih rendah dibandingkan Pulau Jawa 2,51 persen.

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengungkapkan bahwa tol Trans Sumatera turut memberi andil dalam menumbuhkan daya saing produk di pulau itu. Peningkatan daya saing ini menjadi salah satu tujuan utama pembangunan infrastruktur tersebut.

Andil ini dapat dilihat dari penurunan biaya logistik angkutan darat, menumbuhkan sejumlah sentra ekonomi baru yang dapat membuka lapangan kerja, serta berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Selain meningkatkan konektivitas antardaerah, kehadiran tol diharapkan mendongkrak mobilitas masyarakat, mempermudah akses ke wisata daerah sekitar, serta mempermudah mobilitas barang dan jasa. 

"Kehadiran Jalan Tol Trans Sumatera dapat menjadi stimulus bagi perekonomian di Sumatra meliputi dampak output setara 2,2 persen PDRB, penerimaan pajak daerah [APBD] dan multiplier effect sebesar 1,7 kali terhadap ekonomi nasional," ungkapnya kepada Bisnis.

Hutama Karya juga menyiapkan sejumlah strategi untuk menarik minat masyarakat memanfaatkan infrastruktur tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di jalan tol yang dikelola.

Kemudian, menambah fasilitas dan tenant di rest area yang dikelola, serta melakukan percepatan penyelesaian JTTS. Upaya tersebut diyakini dapat berpengaruh pada minat masyarakat yang ada jalur Tol Trans Sumatera.

Di samping itu, Hutama Karya terus mempercepat penyelesaian lima ruas tol yang ditargetkan rampung pada tahun ini. Perseroan memastikan bahwa pekerjaan struktur seperti pengerjaan rest area terus berjalan. Sedangkan pintu tol dan satu simpang susun telah selesai digarap. 


A picture containing indoor

Description automatically generated

Antrean dump truk pengangkut logistik dari Sumatra tiba di Pelabuhan Merak, Banten, Rabu (15/2/2023)./Bisnis - Rayful Mudassir

Direktur Operasi III Hutama Karya, Koentjoro menjelaskan bahwa penambahan panjang ruas JTTS tahun ini dapat menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengembangan kawasan di Pulau Suwarnadwipa.  

“Kehadiran JTTS merupakan vehicle bagi pertumbuhan perekonomian makro dan mikro di Sumatra. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mendukung pertumbuhan perekonomian yang merata,” kata dikutip dari siaran resmi.

Dari sejumlah upaya Hutama Karya menyambung Aceh - Lampung dengan Jalan Tol Trans Sumatera, Pelor -sopir angkutan bus- maupun perusahaan logistik kini mulai menikmati ikhtiar pemerintah meningkatkan daya saing produk serta pertumbuhan ekonomi di pulau tersebut. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rayful Mudassir
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.