kendaraan listrik

Setelah tahun lalu urung digelar, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), akhirnya kembali menyapa pelaku industri otomotif Tanah Air.
Pameran otomotif bergengsi ini berlangsung pada 11-21 November 2021 di Indonesia Convention Exhibition, BSD City, Tangerang Selatan, Banten.
GIIAS 2021 menjadi oase bagi industri otomotif yang masih berjibaku melawan dampak negatif pandemi Covid-19. Gelaran ini menyuntikkan semangat baru bagi pelaku industri untuk menyongsong tahun depan.
Gelagat perbaikan industri otomotif Tanah Air sejatinya sudah terlihat beberapa waktu terakhir.
Hal itu tampak dari kenaikan penjualan mobil selama September 2021 yang melampaui 84.000 unit, naik sekitar 41,5% jika dibandingkan dengan realisasi Februari 2021.
Total jenderal, penjualan ritel periode Januari-September 2021 mencapai 600.344 unit kendaraan atau lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 407.390 unit.
Progres yang baik itu bahkan membuat Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) percaya diri untuk menaikkan target penjualan tahun ini dari 750.000 unit menjadi 850.000 unit.
Gaikindo juga mematok target penjualan mobil berada di rentang 900.000 unit hingga 950.000 unit pada tahun depan.
Memang belum setinggi realisasi 2019 yang menembus 1 juta unit, tetapi target tersebut menunjukkan bagaimana optimisme pelaku industri otomotif memandang prospek usaha 2022.
Kendati demikian, patut disadari bahwa kenaikan penjualan kendaraan yang terjadi saat ini tak lepas dari insentif yang diberikan pemerintah, salah satunya perpanjangan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP).
Pemerintah memberikan insentif pengurangan PPnBM 100% yang berlaku hingga Desember 2021 bagi pembelian kendaraan bermotor roda empat berkapasitas silinder mesin 1.500 cc ke bawah.
Ada pula insentif pengurangan PPnBM dari 25%-50% untuk kendaraan bermotor roda empat berkapasitas silinder mesin 1.501 cc-2.500 cc.
Jika tahun depan pemerintah memutuskan tak memperpanjang kebijakan tersebut, bukan tidak mungkin kinerja industri otomotif akan kembali seret seandainya situasi pandemi belum membaik.
Menurut hemat kami, selagi dampak negatif pandemi membayangi, insentif masih dibutuhkan pada tahun depan.
Tentu saja bisa beragam, tak hanya bertumpu pada PPnBM. Intinya, agar industri bisa menjaga napas dan tak kembali kolaps.
Apalagi, industri otomotif tidak berdiri sendiri. Sederet sektor pendukung berada di belakangnya, salah satunya produsen komponen. Demikian pula dengan penyerapan tenaga kerja yang signifikan.
Menurut Kementerian Perindustrian, industri otomotif saat ini didukung oleh 21 perusahaan dengan total nilai investasi mencapai Rp71,35 triliun.
Kapasitas produksi industri mencapai 2,35 juta unit per tahun dengan serapan tenaga kerja langsung sebanyak 38.000 orang.
Tak kurang dari 1,5 juta orang juga terlibat di rantai nilai industri otomotif. Alhasil, jika industri otomotif dapat dijaga dengan baik, maka multiplier effect pun diharapkan semakin luas.
Kami berharap gelaran GIIAS 2021 bisa menjadi salah satu penanda kebangkitan industri otomotif nasional.
Tentu saja tak hanya sektor otomotif yang membutuhkan perhatian pemerintah. Dukungan tidak bisa hanya diberikan kepada sektor tertentu dan mengesampingkan sektor lainnya.
Kebijakan progresif di sektor otomotif selayaknya menjadi momentum bagi pemerintah untuk merancang kebijakan strategis sektor-sektor lainnya, sehingga dapat menopang pemulihan ekonomi nasional.

Gelagat perbaikan industri otomotif Tanah Air sejatinya sudah terlihat beberapa waktu terakhir.

TAJUK : Suntikan Optimisme Industri Otomotif

Pemerintah tengah membentuk Indonesia Tourism Fund atau dana abadi pariwisata. Penyusunan Peraturan Presiden (Perpres) tengah dilakukan untuk membentuk lembaga dan tata kelola dana abadi pariwisata. Adapun alokasi dana pariwisata mencapai Rp2 triliun.

Polemik Rencana Pungutan Iuran Pariwisata dari Tiket Pesawat

Tak hanya di dalam negeri, Medco juga bermanuver di beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, Oman, Yaman, Meksiko, Libya, dan Tanzania, dengan aktif menanamkan investasinya di sejumlah proyek migas.

Manuver Medco Energi (MEDC) Lepas Ophir Vietnam kepada Bitexco

Diskusi tahap awal disebut telah dimulai dengan rencana pembelian saham minoritas dengan nilai sekitar US$1,1 miliar atau setara dengan Rp17,88 triliun (asumsi kurs Rp16.247 per dolar AS).

Abu Dhabi Islamic Bank Tergoda Akuisisi 15% Saham BSI (BRIS)

Dua dari 15 proyek hulu migas yang ditargetkan berproduksi pada tahun ini adalah proyek strategis gas Bronang Field dan minyak Forel Field yang dikelola oleh PT Medco Energi Internasional Tbk.

Langkah Agresif Pemerintah Memacu Lifting Migas, Proyek MEDC Ditagih

Menghadapi pasar yang melesu, kalangan pabrikan atau agen pemegang merek punya strategi beragam untuk tetap menjaga perfoma penjualannya.

Siasat Pabrikan Truk Menghadapi Pasar Lesu

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020, salah satu target RPJMN yakni kontribusi ekspor produk industri berteknologi tinggi mencapai 13% pada tahun ini. 