industri

Roda industri manufaktur sedang memanas. Mesin-mesin produksi mulai menyalak.
Gairah industri pengolahan yang sempat dibuat lemas karena dihantam Varian Delta kini mulai menunjukkan taringnya.
Sempat setelah sektor manufaktur dihantam keganasan Delta, output produksi industri ambles pada Juli&mdash;Agustus 2021.
Banyak perusahaan pengolahan menutup sementara sektor usahanya karena semakin banyak para pekerjanya yang dirumahkan.
Penularan Delta terjadi di mana-mana. Industri padat karya terseok-seok. Sebut saja industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, hingga industri mikro kecil dan menengah.
Tak terhitung lagi berapa banyak dari mereka yang dirumahkan. Menganggur, tanpa berpenghasilan.
Ini diperkuat dari data Purchasing Managers&rsquo; Index (PMI) Manufaktur Indonesia. Yang sebelum serangan Delta, selama 8 bulan berturut-turut, selalu berada di atas level 50,0.
Jika Indeks PMI di atas atau sama dengan 50,0 itu berarti industri manufaktur berada di level ekspansif.
Sebaliknya, apabila berada di bawah angka itu, manufaktur mengalami gejala kontraksi. Jika manufaktur terkontraksi, ada sinyal bahwa sektor ini mengalami gangguan produksi, tenaga kerja, bahan baku, hingga akses pasar.
Pada Juli&mdash;Agustus, Indeks PMI Manufaktur secara berturut-turut hanya mencapai 40,1 dan 43,7. Serangan Delta ke sektor strategis pendongkrak ekspor ini cukup membuat lebam hingga menuju level kontraksi.
Namun, hanya membutuhkan waktu sebulan, Indeks PMI Manufaktur kembali menguat ke jalur ekspansi, dengan besaran 52,2 pada September.
Peningkatan level yang sangat cepat ini bukan suatu kebetulan, atau semata-mata dari pemulihan internal industri, melainkan intervensi pemerintah yang sangat cekatan menangani Delta.
Pemerintah telah melihat begitu dahsyat Delta mengoyak sendi-sendi kesehatan masyarakat. Secara otomatis, aktivitas publik harus secepatnya dikekang.
Kegiatan ekonomi untuk sementara lumpuh disengaja. Ini dilakukan agar proses recovery lekas terjadi.
Sejalan dengan kesuksesan menjalankan program vaksinasi nasional dan upaya penanganan kesehatan yang dilakukan simultan, penyebaran Delta dapat dikendalikan dan tingkat kesembuhan akibat pandemi terus meningkat.
Pemerintah semestinya harus senantiasa mengambil posisi waspada terhadap segala bentuk mutasi dan berbagai varian baru dari Covid-19.
Harian ini mengapresiasi kinerja pemeirintah yang sejak dini telah memasang alarm atas masuknya varian Omicron.
Cuma masalahnya, seberapa besar tingkat antisipasi terhadap Omicron bisa dilakukan?
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga mengingatkan agar pemerintah dan dunia usaha bahu-membahu mengantisipasi ancaman Omicron terhadap kinerja manufaktur.
Pasalnya, kendati mesin-mesin industri kembali menghangat seiring dengan mulai meningkatnya permintaan global dan domestik, manufaktur masih dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti kendala harga bahan baku yang belum terselesaikan dan logistik.
Pasokan bahan baku, menurut Kadin, hanya bisa bertahan 3&mdash;6 bulan. Sementara itu, sejumlah sektor industri cukup kesulitan dengan tingginya harga bahan baku.
Jika masalah bahan baku melampaui 6 bulan, industri akan melakukan perencanaan ulang. Itu artinya sinyal negatif bagi pemulihan industri.
Di sektor logistik, manufaktur masih dihadapkan pada masalah kelangkaan kontainer dan tingginya ongkos pengapalan yang hingga kini belum reda.
Kelangkaan kontainer akan membawa konsekuensi cukup berat bagi pengiriman ekspor. Jika ini dibiarkan, hal itu akan membawa kerugian bagi industri manufaktur berorientasi ekspor.
Harian ini menilai kedua masalah tersebut justru lebih real time dihadapi industriawan ketimbang Omicron yang hingga kini belum ada laporan yang komprehensif ihwal seberapa besar dampak kerusakannya bagi sektor ekonomi.
Sudah selayaknya pemerintah siap sedia dengan insentif dan dunia usaha saling membahu menuntaskan hambatan real time yang dihadapi industri.
Dengan demikian, apabila sewaktu-waktu Omicron benar-benar membawa dampak yang dahsyat, ekonomi Indonesia tetap digdaya.

Manufaktur masih dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti kendala harga bahan baku yang belum terselesaikan dan logistik.

TAJUK : Tuntaskan Hambatan Industri

IHSG masih memiliki peluang menguat pada akhir tahun ini, seiring sentimen window dressing yang biasa terjadi pada akhir tahun.

Menangkap Window Dressing dan Santa Claus Rally di Akhir Tahun

Inpex Masela diketahui tengah bernegosiasi dengan otoritas hulu migas ihwal kebutuhan amandemen ulang kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) proyek LNG di Kepulauan Tanimbar, Maluku tersebut.

Problematik Masela Kian Kompleks Tertekan Isu Pengelolaan Karbon

Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan insentif penarik investasi berupa tax holiday dan tax allowance berlanjut tahun depan.

Insentif Pelicin Investasi Berlanjut

Emiten BREN, TPIA, hingga CUAN menjadi lumbung kekayaan taipan Prajogo Pangestu. Lesatan saham emite yang dikantonginya membuat pundi-pundi rupiah Prajogo semakin tebal. Lantas lumbung mana yang menyumbang cuan terbesar?

Saham Emiten Tercuan di Balik Lesatan Kekayaan Prajogo Pangestu

Anies menilai pembangunan IKN belum prioritas karena proyek IKN hanya akan dirasakan oleh aparat negara. Di sisi lain, Indonesia masih menghadapi seabrek persoalan lebih penting dibandingkan proyek IKN.

Menerka Nasib Kelanjutan IKN di Tangan Pasangan Capres–Cawapres

Kasikornbank atau KBank, perbankan asal Thailand, kini menjadi pemegang saham pengendali Bank Maspion (BMAS) setelah rights issue bank tersebut dengan total nilai Rp3,5 triliun.

TAJUK : Tuntaskan Hambatan Industri

Redaksi