Tak Gentar, Lelang SUN Bisa Sentuh Rp100 Triliun

Kendati pasar menantikan sikap The Fed dan Bank Indonesia, lelang SUN bakal menarik penawaran masuk hingga Rp100 triliun. Simak uraiannya.

Duwi Setiya Ariyant*
17 Agt 2021 - 22.12
A-
A+
Tak Gentar, Lelang SUN Bisa Sentuh Rp100 Triliun

Kendati pasar menantikan sikap The Fed dan Bank Indonesia, lelang SUN bakal menarik penawaran masuk hingga Rp100 triliun. (Bisnis/Fanny Kusumawardhani)

Bisnis, JAKARTA— Lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Rabu (18/8/2021) diperkirakan menarik penawaran masuk hingga Rp100 triliun kendati investor masih menanti sikap The Fed dan Bank Indonesia.

Senior Economist Samuel Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan investor diprediksi cenderung lebih waspada pada lelang besok. Hal ini seiring dengan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dilakukan The Fed pada Rabu waktu setempat.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis (19/8/2021).

“Investor sepertinya akan menunggu seperti apa kebijakan yang akan dikeluarkan dua bank sentral ini sehingga, minat untuk lelang besok akan turun sedikit,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (16/8/2021).

Lebih lanjut, minat investor sedikit turun karena Fikri melanjutkan penurunan minat investor disebabkan oleh rilis data penjualan ritel dan klaim pengangguran AS yang akan memengaruhi pergerakan imbal hasil (yield) obligasi AS dan SUN Indonesia.

Dia menjelaskan apabila data penjualan ritel AS naik maka yield obligasi AS atau US Treasury menguat. Hal tersebut akan memicu pelemahan imbal hasil SUN Indonesia.

Sebaliknya, apabila data tersebut cenderung stabil atau menurun, maka imbal hasil SUN Indonesia akan mengalami penguatan dan yield US Treasury melemah. Menurut Fikri, investor akan menanti data tersebut dan mengurangi partisipasinya pada lelang pekan ini.

Sementara itu, dari dalam negeri, pelaku pasar dan investor terus memantau efektivitas pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4 yang kembali diperpanjang. Fikri menuturkan saat ini risiko virus corona di Indonesia dipandang masih cukup tinggi oleh para investor.

“Penawaran yang masuk pada lelang besok kemungkinan berada di kisaran Rp90 triliun – Rp100 triliun. Untuk menembus Rp105 triliun sepertinya cukup sulit karena investor akan lebih banyak wait and see pekan ini,” katanya.

Sebaliknya, Senior VP Economist Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan hasil penawaran pada lelang SUN besok mengalami kenaikan seiring dengan sentimen global yang positif.

“Sentimen yang meningkat di pasar global disebabkan oleh indikator keyakinan konsumen AS yang turun menjadi 70,2 dari sebelumnya 81,2,” ungkap Josua.

Penurunan tersebut menurutnya mendorong turunnya yield US Treasury sebesar 8 basis poin (bps) ke level 1,28 persen. 

Akibat tren penurunan tersebut, Josua memprediksi yield obligasi Indonesia akan mengalami penguatan. Hal ini akan berdampak pada kenaikan permintaan pada lelang.

Sebagai catatan, pergerakan harga obligasi dan yield obligasi saling bertolak belakang. Kenaikan harga obligasi akan membuat posisi yield mengalami penurunan sementara penurunan harga akan menekan tingkat imbal hasil.

Data dari laman World Government Bonds, Selasa (17/8/2021) mencatat tingkat imbal hasil SUN tenor 10 tahun berada pada kisaran 6,42 persen. 

Tidak hanya sentimen global, Josua memaparkan bahwa rencana pemerintah untuk terus menerbitkan seri baru pada lelang mendatang akan ikut mengangkat penawaran yang masuk pada lelang SUN selanjutnya. 

“Diperkirakan penawaran yang masuk akan berkisar antara Rp105 triliun—Rp110 triliun,” katanya.

Senada, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan minat investor terhadap surat utang pemerintah Indonesia masih cukup positif selama beberapa pekan terakhir.

Meski demikian, menurutnya, kondisi pasar SUN Indonesia dalam beberapa hari belakangan cenderung melemah. Hal tersebut terlihat dari kenaikan imbal hasil (yield) SUN Indonesia seri acuan 10 tahun.

 “Selama dua bulan terakhir, pasar SUN Indonesia memang terus menguat. Sehingga investor mulai melakukan aksi profit taking yang menyebabkan koreksi pada tingkat imbal hasil SUN,” katanya.

Meski demikian, Ramdhan mengatakan minat investor pada lelang kali ini akan tetap tinggi. Salah satu sentimen pendukung adalah angka penyebaran virus corona di Indonesia yang mulai menurun selama beberapa hari terakhir.

Sementara itu, dari luar negeri, isu tapering yang akan dilakukan The Fed juga mulai mereda. Hal ini akan berimbas pada meningkatnya keyakinan investor terhadap pasar obligasi di Tanah Air.

Keyakinan investor tersebut juga dibarengi dengan tingkat likuiditas global yang masih cukup melimpah mampu mendorong investor asing masuk ke Indonesia.

 “Walaupun hasil lelang besok tidak akan setinggi kemarin, saya perkirakan masih berada di kisaran Rp80 triliun – Rp90 triliun. Potensi menyentuh Rp100 triliun juga masih memungkinkan,” tuturnya.

(Reporter: Lorenzo A. Mahardhika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.