Bisnis, JAKARTA – Pengumuman penghentian operasi JET Express mengejutkan banyak orang di tengah bisnis jasa pengiriman barang yang konon panen cuan selama ledakan dagang-el saat pandemi.
Apalagi, ekspansi perusahaan jasa kurir ini bisa dibilang pesat. Memulai operasi pada pertengahan 2015 dengan dua cabang, perusahaan yang didirikan oleh Peter Candra itu sudah membuka 12 cabang pada akhir tahun yang sama. Perusahaan bahkan sudah memiliki cabang di sekitar 60 kota setelah 7 tahun beroperasi, yang beberapa di antaranya di luar Jawa, seperti Kota Banjarmasin, Bengkulu, Banda Aceh, Makassar, Medan, dan Palu.
JET Express menawarkan jasa pengiriman paket, mulai dari dokumen, barang, makanan, hewan hidup, tanaman hias, hingga feses dan urine. Klien yang digaetnya pun perusahaan besar dan institusi pemerintahan, seperti Bank Mandiri, BTN, Adira Insurance, Matahari, Yakult, Kementerian Keuangan, Bethsaida Hospital, Mitratel, dan Unilever.
Lalu, apa yang salah sampai perusahaan jasa kurir seekspansif ini kemudian undur diri?