Tak Sulit Bagi GOTO Cetak Laba Positif meski Berdampak Negatif

Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Patrick S. Walujo mengungkapkan bahwa untuk mencapai laba positif bukan hal yang sulit.

Aprianto Cahyo & Hendri T. Asworo

11 Nov 2023 - 12.02
A-
A+
Tak Sulit Bagi GOTO Cetak Laba Positif meski Berdampak Negatif

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. saat perdana melantai di Bursa Efek Indonesia

Bisnis, JAKARTA – Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Patrick S. Walujo mengungkapkan bahwa untuk mencapai laba positif tidak sulit. Akan tetapi, keberlangsungan untuk mempertahankan bisnis tetap berkelanjutan adalah suatu hal yang menantang.

Hal itu disampaikan Patrick Walujo dalam diskusi dengan pemimpin media di Jakarta, awal pekan ini. Pada kesempatan itu Patrick ditanya apakah pada kuartal IV/2023 akan membukukan EBITDA positif.

“[EBITDA] Positif itu tidak terlalu sulit. Ekstremnya teman-teman ODS [on demand service] dan e-commerce hentikan promosi. Lusa langsung profit,” ujarnya.

EBITDA adalah earning before interest, taxes, depreciation, and amortization atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Secara umum, istilah ini adalah alat yang digunakan untuk mengukur performa keuangan sebuah perusahaan.

Baca juga: Masih Isu Aksi Korporasi XL Axiata- Smartfren ‘Merger’

Emiten berkode saham GOTO itu sendiri menargetkan pada tahun ini mampu mencatatkan EBITDA positif setelah sejak melantai di bursa pada tahun lalu yang dirundung kerugian hingga triliunan rupiah.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2023, bisnis ODS atau Gojek pada GOTO nyaris impas dari EBITDA yang disesuaikan atau adjusted EBITDA. 

Lini bisnis ini membukukan adjusted EBITDA minus Rp48 miliar, menyusut 95 persen apabila dibandingkan dengan minus Rp962 miliar pada periode yang sama pada tahun lalu.

Adapun adjusted EBITDA pada lini e-commerce (Tokopedia) masih minus Rp222 miliar, financial technology (GoPay) minus Rp388 miliar, dan GoTo Logistics membukukan minus Rp113 miliar.

Patrick menyampaikan, apabila perseroan memangkas biaya promosi, dampaknya bakal terasa pada transaksi pada lini bisnis. Konsumen, sambungnya, bakal pindah ke kompetitor langsung.

“Kita punya kompetitor pesta pora [bila promosi dihilangkan], karena semua costumer akan pindah ke mereka. Karena keadaan keuangan untuk kehilangan darah, dalam arti uang, dengan level saat ini kita merasa make sure tetap relevan dan compete dengan mengikuti jejak rekan kita,” terangnya.


Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Patrick S. Walujo mengungkapkan bahwa untuk mencapai laba positif bukan hal yang sulit. /GOTO.

Hal itu, sambungnya, berkaca dari pengalaman kuartal sebelumnya, nilai transaksi perseroan merosot karena pengurangan promosi. “Kita merasa penting untuk fightback. Memang ada risiko profit di ODS dan ecommerce.” 

GOTO secara besar-besaran memangkas biaya iklan dan pemasaran. Berdasarakan laporan keuangan September 2023 pos promosi turun 53,4 persen secara year-on-year (YoY) menjadi Rp1,5 trilun.  

Beberapa biaya yang dipangkas di antaranya beban umum dan administrasi berkurang hingga 57 persen menjadi Rp4,61 triliun dari periode sebelumnya Rp8,63 triliun. Beban lainnya yakni beban penjualan dan pemasaran juga berkurang sebesar 47 persen menjadi Rp 4,82 triliun, dari sebelumnya Rp11,27 triliun. 

Pengurangan beban itu mampu mengikis rugi bersih GOTO pada kuartal III/2023 sebesar 53 persen menjadi Rp9,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp20,32 triliun.

Namun, langkah efisiensi yang dilakukan berdampak pada nilai transaksi pada bisnis jasa ride hailing dan e-commerce. Secara kuartalan, pada kuartal III/2023 GOTO mencatatkan nilai transaksi kotor (GTV) tumbuh 5 persen menjadi Rp151,3 triliun dibandingkan dengan kuartal II/2023. 

Akan tetapi, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya GTV mencatatkan penurunan 6 persen YoY. Hal itu disebabkan oleh penurunan insentif dan pemasaran produk. Pendapatan bruto GOTO tercatat tumbuh tipis 1 persen YoY mencapai Rp6 triliun.

Baca juga: Faktor Saham Prajogo Pangestu BREN dan CUAN Kena Gembok BEI

Sementara itu, kompetitor GOTO, Grab Holdings Ltd. telah membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan untuk pertama kalinya dalam sejarah. Grab membukukan adjusted EBITDA mencapai US$29 juta atau Rp454 miliar pada kuartal III/2023. 

Laba ini jauh di atas proyeksi analis yang rata-rata memperkirakan laba senilai US$9,5 juta. Perlambatan pertumbuhan telah mendorong Grab untuk fokus pada profitabilitas dan pengendalian biaya.

Melansir bisnis.com yang mengutip Bloomberg, Jumat (10/11/2023), Grab mengatakan bahwa EBITDA mencapai US$29 juta atau Rp454 miliar pada kuartal III/2023.

Laba ini jauh di atas proyeksi analis yang rata-rata memperkirakan laba senilai US$9,5 juta.

Perusahaan yang berbasis di Singapura ini telah berekspansi dengan cepat di seluruh Asia Tenggara sejak didirikan pada tahun 2012.

Sejak berdiri, Grab terus mengalami kerugian yang semakin besar seiring dengan pengeluaran untuk menarik para mitra pengemudi dan pengguna di tengah persaingan yang ketat dengan kompetitornya seperti GoTo dan Sea Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.