Takar Kerugian Grab Akibat Insiden Gangguan Sistem

Akibat gangguan sistem pada Grab awal pekan ini, para pengemudi mengalami kehilangan pendapatan yang ditaksir mencapai 70—80 persen.

Redaksi

17 Nov 2021 - 16.19
A-
A+
Takar Kerugian Grab Akibat Insiden Gangguan Sistem

Pengemudi ojek online menunjukan aplikasi digawainya saat menunggu penumpang di kawasan Mayestik, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis, JAKARTA — Gangguan pada sistem layanan Grab diklaim telah mengakibatkan koreksi pendapatan mitra pengemudi hingga 80%. Kejadian tersebut dinilai sebagai kerugian besar terhadap salah satu perusahaan superapp terkuat di Asia Tenggara.

Untuk diketahui, layanan Grab mengalami gangguan pada Selasa (16/11/2021) dan berdampak ke sejumlah mitra dan pelanggan di seluruh wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia. 

Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono menyebut seluruh pengemudi Grab tidak dapat menerima pesanan penumpang maupun makanan akibat insiden tersebut.

"Betul, rekan-rekan pengemudi mengalami gangguan dengan tidak masuknya pesanan dari pelanggan. Info dari perusahaan karena ada gangguan server," ujarnya, Rabu (17/11/2021).

Menurut Igun, akibat gangguan tersebut para pengemudi kehilangan pendapatannya. Jika dikalkulasi hilangnya pendapatan yang dialami para pengemudi mencapai 70—80 persen.

Igun mengatakan gangguan tersebut terjadi sejak pukul 07.00 WIB hingga sekitar pukul 15.00—16.00 WIB

"Harapan kami bahwa jangan sampai terulang lagi server sampai down karena merugikan driver dan juga pengguna jasa kami. Jadi agar lebih diperhatikan kestabilan teknologi server dari aplikator," ucapnya.

Saat dimintai konfirmasi, Juru Bicara Grab Indonesia yang menolak disebutkan namanya menyatakan layanan utama perusahaan telah dipulihkan saat ini. Namun, masih ada laporan dari sejumlah mitra dan pelanggan karena mengalami gangguan layanan yang bersifat intermiten. 

"Kami bekerja keras untuk mengatasi masalah ini dan meminta maaf kepada semua pengguna yang terkena dampak atas ketidaknyamanan ini,"  ujarnya, Rabu (17/11/2021).

Perwakilan Grab mengatakan saat ini masih pada upaya perbaikan layanan sehingga pengguna baik mitra maupun pelanggan dapat kembali menikmati layanan Grab seperti sedia kala.

Sementara itu, kalangan pengamat ekonomi digital menyayangkan terganggunya sistem pada aplikasi Grab. Kondisi tersebut dianggap sebagai kerugian besar bagi korporasi superapp sekelas Grab.

Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut masalah keandalan sistem masih menjadi isu yang sensitif di perusahaan digital. 

"Salah satu tolak ukur reputasinya tentu saja keandalan sistem dari mereka. Maka dari itu, kasus sistem yang turun di Grab merupakan sebuah kerugian besar bagi Grab sendiri," ujarnya, Rabu (17/11/2021). 

Huda mengatakan kerugian yang didapat bisa berupa materiel dan imateriel. Dari sisi materiel, misalnya, terdapat potensi hilangnya transaksi atau pesanan yang seharusnya bisa mendatangkan keuntungan bagi mitra pengemudi, mitra rumah makan, hingga Grab sendiri. 

Potensi keuntungan per hari dari transaksi tersebut bisa mencapai miliaran rupiah. Dengan berhentinya sistem pelayanan Grab, semua potensi tersebut hilang.

Selain itu, kerugian imateriel didapatkan dari potensi pindahnya pengguna Grab ke aplikasi pesaing.

Huda menyebut dengan kerugian tersebut Grab harus memikirkan strategi untuk dapat menarik kembali pelanggan yang mungkin berpindah ke aplikasi superapp lain. Untuk itu, seharusnya Grab memberikan sejumlah kompensasi berupa promo atau diskon pada pengguna aplikasi. 

Di sisi lain, menurut Huda, kondisi tersebut juga menjadi ujian bagi Grab untuk bisa mengatasi gangguan dan dampak dari turunnya sistem sehingga ketika IPO masih dipercaya sebagai salah satu aplikasi yang peduli terhadap konsumen.

"Ya walaupun sebenarnya patut dipertanyakan juga [mengapa] sistem Grab bisa down. Namun, dalam hal teknologi, kejadian semacam ini bisa dibilang sering terjadi. Kemarin internet Indihome mati karena kabelnya ada yang putus di lautan. Jadi aspek dan faktornya sangat banyak," ucapnya. (Thovan Sugandi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.