Tantangan Infrastruktur Terminal Petikemas Jayapura

Berada di kawasan perbukitan, jalan menuju pelabuhan Jayapura memiliki kontur yang tidak rata. Kendaraan besar seperti truk barang atau kontainer masuk ke pelabuhan melalui pintu yang berada tepat di pinggir jalan.

Dany Saputra

16 Sep 2022 - 08.37
A-
A+
Tantangan Infrastruktur Terminal Petikemas Jayapura

Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Terminal Petikemas Jayapura (15/9/2022). Kondisi infrastruktur menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi hingga saat ini./Bisnis-Adam Rumansyah

Bisnis, JAKARTA – Pelabuhan Jayapura atau Port Numbay terletak di wilayah timur laut pulau Papua bagian barat. Berada di kawasan perbukitan, jalan menuju pelabuhan Jayapura memiliki kontur yang tidak rata. Kendaraan besar seperti truk barang atau kontainer masuk ke pelabuhan melalui pintu yang berada tepat di pinggir jalan.

Namun, infrastruktur jalan di luar pelabuhan yang masih sempit membuat laju truk barang atau kontainer tidak bisa bergerak cepat.

Menurut Pelaksana Harian (Plh) Head Terminal Petikemas Jayapura Bani Sahara infrastruktur jalan di luar pelabuhan belum mendukung operasional pelabuhan.

"Jalan di luar itu kecil dan sempit. Sementara itu mobil-mobil peti kemas itu besar. Mungkin itu yang menghambat jalur logistik, tapi itu bukan wewenang kami [untuk menangani]," ujar Bani kepada Tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia, Kamis (15/9/2022).

Tak hanya persoalan infrastruktur, kondisi pergudangan menjadi tantangan lain yang harus dihadapi.

Pergudangan belum siap beroperasi selama 24 jam, padahal operasional pelabuhan sudah berlangsung 1x24 jam, kecuali hari Minggu (sampai siang) untuk kebutuhan beribadah.

"Kami tidak didukung oleh kesiapan gudang di Jayapura. Jadi walaupun kami siap untuk mengantarkan barang dari pelabuhan, tapi jika gudang belum mau ambil ya akhirnya kontainer tinggal juga dalam terminal," tutur Bani.

Tantangan lain juga muncul dari sisi internal. Bani menyebutkan saat ini masih sulit mencari suku cadang tertentu di Jayapura. Pencarian suku cadang masih harus dilakukan ke daerah-daerah seperti Makassar, Jakarta, maupun Surabaya.

Ketimpangan Bongkar Muat

Terminal Petikemas Jayapura sejauh ini masih mengalami ketimpangan antara muatan komoditas masuk (bongkar) dan keluar (muat).

Pada 2021, muatan komoditas masuk mencapai 1,07 juta ton. Komoditas dimaksud meliputi barang-barang seperti sembako, material konstruksi, dan semen.

Adapun, komoditas yang keluar (muat) seperti komoditas alam asli Papua, jumlahnya hanya 157.951 ton.

Menurut Bani kurangnya industri turut menyebabkan Papua masih mengandalkan hasil alam untuk dibawa ke luar daerah ketimbang barang atau produk jadi. Beberapa komoditas yang paling banyak dibawa ke luar Papua yakni kayu, CPO, kernel, sampai dengan ikan.

"Muatan keluar itu 20 persen saja. Sementara sisanya itu empty atau kontainer kosong saja menunggu diisi kembali. Yang masuk itu lebih banyak 80 persen jika dibandingkan yang keluar," kata Bani.

Standarisasi Pelabuhan 

Di luar tantangan yang ada, standarisasi yang lebih merata di seluruh pelabuhan kelolaan BUMN pelabuhan merupakan hal utama. Hal tersebut tidak terkecuali pada Pelabuhan Terminal Petikemas Jayapura.

Penerapan atau aplikasi sistem digital kepelabuhanan adalah salah satu contohnya.

"Jika sebelumnya tidak semua pelabuhan menggunakan aplikasi, nah ketika merger, ini harus merata semua. Harus mengikuti yang sudah jadi. Kalau di Jayapura ini sudah termasuk online juga," ujar Kepala KSOP Tingkat II Jayapura Agustinus kepada Tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia, Kamis (15/9/2022).

Di pelabuhan yang dekat dengan Papua Nugini itu, digitalisasi maupun penerapan sistem online pada kegiatan kepelabuhanan sudah diterapkan sejak peleburan Pelindo menjadi satu. Misalnya, penyediaan control room dan aplikasi berbasis online yang memudahkan pengawasan kegiatan terminal peti kemas.

Hal tersebut turut memudahkan alur kerja di terminal sehingga registrasi kepengurusan barang dan peti kemas tidak manual lagi.

Di sisi lain, Agustinus menilai masih harus ada peningkatan dan evaluasi terhadap upaya digitalisasi yang dilakukan Pelindo di Terminal Petikemas Jayapura.

Jelang satu tahun penggabungan Pelindo I-IV, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Jayapura menilai standarisasi yang lebih merata di seluruh pelabuhan kelolaan BUMN pelabuhan merupakan hal utama.

Saat ini Terminal Petikemas Jayapura memiliki kapasitas pelayanan 123.000 TEUs per tahun. Per 2021, realisasi arus peti kemas baru mencapai 99.071 TEUs.

Ke depan, terminal akan dikembangkan dari sisi pembangunan dermaga dan container yard (CY), sampai dengan penambahan unit alat berat seperti CC RTG.

Diharapkan, rencana jangka panjang 2025-2034 tersebut  menambah luas CY menjadi 5,8 hektare (ha) dari saat ini 2,7 ha, dan mendorong kapasitas peti kemas 273.000 TEUs per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.