Tantangan Mewujudkan Negeri Berdaulat melalui Big Data

Fenomena digitalisasi data dalam volume yang luar biasa besar dan tersedia terbuka di internet telah memicu mendunianya istilah big data. Namun demikian, big data tidak hanya mengacu pada besarnya volume semata.

Fatkhul Maskur

15 Agt 2021 - 09.54
A-
A+
Tantangan Mewujudkan Negeri Berdaulat melalui Big Data

Indonesia yang memiliki berbagai e-commerce juga menghadapi tantangan tersendiri. -BisnisIndonesia

Bisnis, JAKARTA - Fenomena digitalisasi data dalam volume yang luar biasa besar dan tersedia secara terbuka di internet telah memicu mendunianya istilah big data. Namun demikian, big data tidak hanya mengacu pada besarnya volume semata.

Big data dapat didefinisikan sebagai aset informasi yang ekstrim dalam volume, velocity, variety, value, dan verocity, sehingga membutuhkan teknologi dan metode analisis tersendiri guna merealisasikan nilai yang terkandung didalamnya secara efisien.

Plh. Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Haryono mengatakan manfaat big data sangat dirasakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti lembaga penelitian dan pengembangan, ritel, perbankan, kesehatan, dan lain-lain.

“Data menjadi seperti sebuah kebutuhan pokok untuk dimanfaatkan,” ujarnya seperti dikutip dalam keterangan pers LIPI, Minggu (15/8/2021). 

Menurutnya, dari analisis big data itu dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan lebih cepat, memahami kebutuhan pasar/pelanggan, mengembangkan strategi kebijakan dan layanan, hingga meningkatkan produktivitas.

Adapun Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengambil peran dalam pengelolaan big data dengan membuat dan menerapkan kebijakan big data pemerintah dalam kerangka Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. 

Akan tetapi, penerapan big data oleh pemerintah ini menghadapi tantangan. Tumpang tindih data karena menyatukan beribu-ribu data menjadi satu data center bukanlah hal yang mudah.

"Untuk itu diterapkan digital transformation essentials dengan menerapkan penguatan infrastruktur di berbagai daerah, membuat regulasi, dan menciptakan ekosistem,” papar Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bambang Dwi Anggono.

Sementara itu, bocornya data pribadi seperti KTP, Kartu NPWP, dan Kartu Keluarga yang dapat diperjualbelikan sebagai data konfirmasi itu telah meresahkan.

Di sisi lain, Indonesia menjadi negara dengan penghasil data terbanyak untuk saat ini, maka diperlukan pengelohan data yang berasal dari negeri sendiri. 

“Kedaulatan kita seharusnya tidak hanya di pangan dan maritim namun juga di bagian data karena kedaulatan data adalah pilar kemandirian bangsa,” ujar Head of Corporate Communications Solusi247, Bagus Rully Muttaqien.

Di bidang perdagangan, Indonesia yang memiliki berbagai e-commerce juga menghadapi tantangan tersendiri. Menurut Head of Trust and Safety at Bukalapak Ghifari Daulagiri, adanya phising dan scam menjadi tantangan bagi marketplace, untuk itu big data digunakan mendeteksi adanya kejahatan yang dilakukan. 

“Data yang sangat besar harus ditulis pada tempat yang aman dan disimpan di tempat yang aman juga. Baik data penjualan atau pembelian harus saling bisa berkomunikasi dan terhubung untuk menemukan hal yang mencurigakan,”  ujarnya.

Koordinator Pelaksana Laboratorium Riset dan Peneliti LIPI Rifki Sadikin mengatakan bahwa masyarakat harus membangun kesadaran keamanan data privasi saat menggunakan internet. Ini juga menjadi tantangan yang tidak terlepas dari kehadiran big data. 

“Masyarakat dapat memastikan seperti adanya proteksi data dan privasi serta keamanan piranti. Selain itu, developer harus membangun sistem data yang aman,” jelas Rifki Sadikin.

Sekretaris Utama LIPI, Nur Tri Aries Suestiningtyas menyampaikan adanya peluang sumber daya ASN bagi pengelolaan big data di dunia riset. 

“Dengan adanya jabatan fungsional baru yakni analis data science yang akan berperan mengolah data ilmiah sehingga akan bermanfaat tidak hanya pada dunia kepenelitian namun juga instansi lain,” jelasnya.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mempunyai infrastruktur riset yakni HPC (High Performance Computing) untuk pengelolaan big data yang dapat dipergunakan dalam kegiatan penelitian diperuntukkan bagi peneliti LIPI dan untuk umum.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Fatkhul Maskur

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.