Target Moderat Arus Barang Pelindo Pascamerger

Dengan mematok 17,3 juta TEUs, maka target arus peti kemas di pelabuhan-pelabuhan Pelindo tahun ini hanya tumbuh 5,5 persen dari taksasi throughput 2021 sebanyak 16,4 juta TEUs.

Rahmi Yati & Anitana Widya Puspa

30 Jan 2022 - 17.46
A-
A+
Target Moderat Arus Barang Pelindo Pascamerger

Bisnis, JAKARTA – Kendati pemulihan ekonomi tahun ini diprediksi lebih kuat dari tahun lalu, PT Pelindo (Persero) hanya memasang target pertumbuhan moderat produksi bongkar muat peti kemas.

Dengan mematok 17,3 juta TEUs, maka target arus peti kemas di pelabuhan-pelabuhan Pelindo tahun ini hanya tumbuh 5,5 persen dari taksasi throughput 2021 sebanyak 16,4 juta TEUs. Sasaran pertumbuhan ini lebih rendah dari estimasi kenaikan tahun lalu yang sekitar 5,8 persen –dengan asumsi taksasi 2021 tercapai.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahun ini diprediksi pemerintah 5,2 persen, lebih cepat dari 2021 yang diestimasi sekitar 4 persen.

Sementara itu, arus barang nonpeti kemas ditargetkan 144,3 juta ton, tumbuh 3,2 persen dari taksasi 139,8 juta ton tahun lalu. Jika dibandingkan dengan kinerja 2020 yang mencapai 185,2 juta ton menurut data Kementerian Perhubungan, performa arus barang nonpeti kemas 2021 merosot 24,5 persen.

Pelindo belum bersedia memberi penjelasan tentang alasan yang mendasari target produksi bongkar muat barang tahun ini.

Sebelumnya, Jumat (28/1/2022), Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan target pascamerger adalah memberikan pemahaman ke bawah (cascading internal), termasuk visi dan misi, arah strategi korporasi, serta transfer pengetahunan melakukan cascading internal, agar translasi arahan strategis ke detail perencanaan strategis hingga eksekusi dapat berjalan dengan baik.

Penggabungan Pelindo ditargetkan mampu menciptakan nilai (earning before tax) hingga 2025 sebesar Rp4,3 triliun hingga Rp7,4 triliun. Selama Pelindo merger mulai Oktober hingga 31 Desember 2021, efisiensi yang tercipta mencapai Rp600 miliar yang berasal dari optimalisasi financing cost dan pengadaan bersama.  

Sejumlah mantan Menteri BUMN berekspektasi Pelindo akan terus berkembang, bahkan go global, setelah merger.

“Karena, pertama, menurut saya Pelindo sudah memiliki skala. Kedua, Pelindo memiliki SDM yang sudah terlatih. Ketiga, Pelindo memiliki teknologi yang sudah sepadan dengan pemain global,” ujar Menteri BUMN pada masa-masa terakhir pemerintahan Presiden Soeharto, Tanri Abeng.

Sementara itu, Menteri BUMN pada periode kedua pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Dahlan Iskan, berpendapat saat ini adalah kesempatan emas Pelindo untuk menata diri sebaik-baiknya. Menurutnya, Pelindo harus bisa memuaskan pemerintah dan kalangan bisnis.

“Cara memuaskan pemerintah adalah dengan prestasi, sedangkan cara memuaskan kalangan bisnis adalah dengan efisiensi dan biaya yang murah,” ujarnya.

 Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan harapan negara menjadikan Pelindo pemain global maritim internasional sangatlah besar setelah BUMN pelabuhan itu dimerger. Dia berharap pendetailan seluruh program kerja di level holding dan subholding berjalan baik pada tahun ini yang merupakan tahun pertama Pelindo memulai dengan model bisnis baru.

Pembangunan Makassar New Port/Bisnis-Paulus Tandi Bone

DUA DIGIT LAGI

Sementara itu, Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memprediksi sejumlah sektor yang akan melanjutkan pertumbuhan dua digit tahun ini, seperti farmasi, peralatan medis, logistik, penyedia jasa ICT, fast moving consumer good (FMCG), dagang-el, dan mid/last mile logistics.

Sektor-sektor inilah yang berhasil keluar sebagai pemenang selama pandemi meskipun sempat terganggu kelangkaan kontainer dan kenaikan biaya angkutan laut domestik tahun lalu. Gangguan rantai pasok global di tengah ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku impor sempat memperlambat produksi dan pasokan barang jadi ke pasar.

"Meskipun secara keseluruhan terdapat gangguan atas pegerakan barang domestik maupun global, ada bidang-bidang khusus yang justru menikmati keuntungan dari adanya pandemi, seperti pelaku e-commerce dan last-mile delivery," kata Ketua Umum ALI Mahendra Rianto.

Walaupun demikian, beberapa tantangan membayangi potensi pertumbuhan dua digit, seperti rencana penerapan regulasi kelebihan dimensi dan muatan (overdimension and overload), penyesuaian harga BBM, dan penerapan standar uji emisi transportasi logistik. Beberapa rencana kebijakan pemerintah itu dapat mengubah struktur harga pokok barang. Belum lagi varian omicron yang bisa memicu kembali pembatasan kegiatan.

ALI memprediksi pemulihan ekonomi ke kondisi prapandemi paling cepat baru terjadi 2024.

Namun, operator kapal melihat industri pelayaran masih diliputi ketidakpastian karena virus Covid-19 yang terus bermutasi. Prospek pelayaran masih sulit ditebak, apalagi penularan varian omicron terus meluas.

“Selama penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional berjalan sesuai harapan, kami yakin pelayaran nasional mungkin akan lebih baik,” ujar Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto.

Sepanjang dua tahun pandemi ini, sektor pelayaran nasional mengalami tekanan yang sangat berat. INSA merekam kinerja pelayaran tertekan selama pandemi hingga terkoreksi 21 persen karena penurunan arus kapal 3 persen, penurunan arus barang 14 persen, penurunan arus peti kemas 11 persen dan, yang paling dalam, penurunan arus penumpang sebesar 57 persen.

Penurunan arus barang terjadi pada awal-awal pandemi saat banyak industri manufaktur menghentikan produksi. Untuk muatan ekspor-impor komoditas dengan peti kemas,  INSA prihatin atas kondisi kelangkaan kontainer.

“Kami prihatin dengan yang dialami oleh para eksportir kita yang mengalami kelangkaan peti kemas, serta peningkatan freight internasional sebagai akibat bola salju pandemi yang memaksa terjadinya lockdown di berbagai negara, blank sailling, dan kongesti di banyak pelabuhan dunia,” tuturnya.

INSA terus berkoordinasi bersama pemerintah termasuk dengan operator pelayaran utama (main line operator) untuk mencarikan solusi terbaik bagi eksportir nasional dalam upaya menjadikan Indonesia negara pengekspor yang besar. Sejauh ini armada pelayaran nasional anggota INSA berupaya terus melakukan repositioning kontainer eks impor milik MLO yang beredar di berbagai pelabuhan Indonesia dengan mekanisme free use untuk memenuhi kebutuhan peti kemas ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.