Bisnis, JAKARTA — Peningkatan kinerja produksi siap jual atau lifting minyak dan gas bumi (migas) masih menjadi pekerjaan rumah yang tak kunjung dapat terselesaikan hingga akhir 2023. Capaian pada tahun ini pun diproyeksikan tidak begitu menggembirakan.
Kendati kegiatan pengeboran dan rencana investasi migas makin agresif, nyatanya proyeksi lifting migas sampai akhir tahun ini tetap dipatok lebih rendah dari yang ditargetkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Di sisi lain, pemerintah masih memiliki harapan untuk dapat mewujudkan target lifting 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada 2030. Hanya saja, dengan tren produksi migas yang kian turun, tentu akan sangat sulit untuk merealisasikan target besar tersebut.
Untuk tahun ini, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyetujui work program & budget (WP&B) 2024 untuk target lifting minyak di level 596.000 barel oil per day (bopd) atau lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam APBN di level 635.000 bopd.