Bisnis, JAKARTA — Beberapa pekan terakhir, khalayak cukup digemparkan dengan kabar pembelian Twitter, Inc. seharga US$44 miliar yang dibayar tunai oleh taipan global Elon Musk.
Namun, hingga saat ini, teka-teki mengenai masa depan Twitter di bawah kepemilikan bos Tesla, Inc.masih belum terpecahkan. Apakah benar media sosial berbasis teks singkat tersebut sanggup kembali berkibar di tengah kompetisi melawan platform berbasis konten audio visual?
Keputusan Musk membeli Twitter juga membetot perhatian para pakar digital di Indonesia. Namun, satu hal yang pasti, tidak sedikit yang berpendapat platform digital berlogo burung biru tersebut mulai ditinggalkan banyak penggunanya seiring dengan pamornya yang redup.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, misalnya, mengatakan bahwa bisnis media sosial berbasis teks bukanlah inti bisnis yang digeluti Musk. Selama ini salah satu orang terkaya sejagat tersebut lebih banyak bermain dengan bisnis teknologi luar angkasa dan mobil listrik.