Teknologi Nuklir Didorong Topang Sektor Medis dan Industri

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong perisetnya memanfaatkan program Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Indonesia akan semakin banyak pemanfaatan teknologi nuklir, khususnya untuk kebutuhan medis dan industri.

Fatkhul Maskur

24 Okt 2022 - 19.00
A-
A+
Teknologi Nuklir Didorong Topang Sektor Medis dan Industri

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko pada acara General Conference (GC) ke-66 IAEA di Vienna, Selasa (27/9/2022). - Foto BRIN

Bisnis, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong perisetnya memanfaatkan program Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Indonesia akan semakin banyak pemanfaatan teknologi nuklir, khususnya untuk kebutuhan medis dan industri.

International Atomic Energy Agency (IAEA) adalah organisasi internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memiliki mandat khusus terkait ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. 

Program-program IAEA mendorong pengembangan teknologi nuklir di seluruh dunia dengan kegiatan dan skema pendanaan yang dapat dimanfaatkan oleh mitranya. Salah satunya adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai badan pelaksana ketanaganukliran di Indonesia.

Kepala Pusat Riset Teknologi Akselerator Organisasi Riset Tenaga Nuklir Badan Riset dan Inovasi Nasional (ORTN BRIN) BRIN Muhammad Rifai mengatakan bahwa institusinya berupaya mendorong para perisetnya untuk memanfaatkan program IAEA dalam melakukan riset ketenaganukliran. 

“Teman-teman di Organisasi Riset Tenaga Nuklir, khususnya yang baru bergabung dapat memanfaatkan kegiatan IAEA dan skema-skema pendanaannya. Para periset terutama yang terkait dengan ketenaganukliran bisa mendapatkan dana anggaran, selain dari BRIN,” ujar Rifai pada acara Knowledge Sharing #3: International Atomic Energy Agency (IAEA), Jumat (21/10/2022).

Rifai berharap dari paparan dan diskusi yang intens dalam kegiatan ini diperoleh informasi bagaimana cara melakukan submit aplikasi dan membuat proposal yang baik untuk mendapatkan dana eksternal. “Jadi dana anggaran untuk kegiatan litbang tidak hanya dari internal BRIN, tetapi dari eksternal BRIN juga dapat digunakan,” tambahnya.

Professor riset bidang keselamatan reaktor nuklir BRIN Anhar Riza Antariksawan menyampaikan bahwa IAEA merupakan salah satu mitra internasional BRIN yang utama. Melalui IAEA, Indonesia bisa berperan aktif, sesuai yang diamanatkan undang-undang, bahwa politik luar negeri Indonesia adalah ikut berperan aktif dalam kegiatan internasional. "Nah, melalui IAEA ini peran Indonesia di bidang iptek nuklir bisa berkembang lebih baik,” katanya.

Anhar memaparkan misi IAEA yaitu untuk mengakselerasi dan memperluas kontribusi energi atom untuk perdamaian, untuk kesehatan, dan untuk kesejahteraan seluruh bangsa di dunia.

Totti Tjiptosumirat, Technical Cooperation National Liaison Officer (TC NLO) Indonesia untuk IAEA, menjelaskan bahwa tugas utama TC NLO adalah sebagai penghubung antara Pemerintah Republik Indonesia dan IAEA untuk hal-hal yang terkait dengan ketenaganukliran, khususnya program kerja sama teknis.

“Yang perlu dikoordinasikan atau di interface-kan adalah pelaksanaan program-programnya. Dalam setiap negara anggota IAEA mempunyai Country Programme Framework yang dalam pelaksanaannya dijaga oleh NLO agar selalu berjalan dengan baik, terimplementasikan dengan baik, dan terkoordinasikan dengan baik,” jelas Totti.

“Dalam pelaksanaanya, kaitannya lebih cenderung ke arah Technical Coorporation Programme atau kerja sama teknis antara pemerintah Indonesia dengan IAEA,” imbuhnya.

Terapi kanker payudara dan prostat menggunakan sumber radiasi laju dosis rendah. Seed I-125 sebagai sumber radiasi ditanamkan (implantasi) ke dalam jaringan kanker. - Foto Batan


SEKTOR MEDIA & INDUSTRI

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan, Indonesia telah menjadi anggota aktif IAEA sejak awal pendiriannya pada 1957. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia selalu dipandang sebagai anggota aktif dan kontributif atas semua kegiatan IAEA.

Sebagai satu-satunya lembaga riset di Indonesia yang salah satu tugas dan fungsinya melakukan riset di bidang ketenaganukliran, BRIN berkomitmen mendukung kegiatan IAEA. 

“Pasca pembentukan BRIN, Indonesia melalui BRIN untuk terus mendukung kegiatan IAEA. BRIN, sesuai UU 10/1997, melanjutkan tugas dan fungsi Badan Tenaga Nuklir sebelumnya sebagai badan pelaksana terkait teknologi dan pemanfaatan nuklir,” kata Handoko pada General Conference (GC) ke-66 IAEA di Vienna, Selasa (27/9/2022).

IAEA GC merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi terkait program, aktivitas, anggaran dan topik lainnya yang menjadi isu di berbagai negara anggotanya. GC juga membahas rencana strategi jangka menengah 2024-2029, sejumlah resolusi terkait nuclear safety, technical cooperation, nuclear application, nuclear safeguard, hingga restoration of sovereign equality.

“Sehingga dalam forum GC ke 66 tahun ini, dan lebih khusus pada saat penyampaian statement nasional, Indonesia kembali menguatkan komitmen atas pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai,” lanjut Handoko.

Handoko megatakan bahwa Indonesia akan semakin banyak pemanfaatan teknologi nuklir, khususnya untuk kebutuhan medis dan industri. Pada ajang GC ke-66, BRIN menyampaikan percepatan program penguatan teknologi nuklir di Indonesia, khususnya penguatan Poltek Nuklir di Kawasan Sains dan Edukasi Babarsari Yogyakarta, serta Kawasan Inovasi Siwabessy di Pasar Jumat untuk fasilitas bersama medis dan industri berbasis teknologi akselerator.

Handoko juga mengapresiasi kontribusi IAEA terhadap seluruh negara anggota di dunia terutama dalam penanganan pandemi Covid-19. “Indonesia menyampaikan penghargaan atas inisiatif program ZODIAC (Zoonotic Disease Integrated Action) IAEA, sebagai bagian dari kontribusinya terhadap upaya internasional untuk menangani pandemi Covid-19 dan akibatnya, dan yang akan membantu dunia menanggapi dan mencegah wabah penyakit zoonosis di masa depan,” ujarnya.

Terkait peningkatan kapasitas SDM, Handoko mengungkapkan, salah satu rencana strategis utama BRIN adalah pembentukan program peningkatan kapasitas sumber daya manusia, termasuk di bidang teknologi nuklir canggih. BRIN juga berencana untuk mengembangkan kompleks nuklir terintegrasi termasuk reaktor modular kecil, siklotron, dan mesin berkas elektron. 

“Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mengundang semua negara anggota IAEA untuk berkolaborasi dengan Badan kami, termasuk dalam pengembangan dan, kemudian, pemanfaatan kompleks nuklir terintegrasi ini”, pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Fatkhul Maskur

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.