Tertekan Benang Filamen Buatan China

Asosiasi Pertekstilan Indonesia mendapati sebagian besar impor benang filamen artifisial tersebut berasal dari China mencapai 98,29%, dan sisanya 1,71% berasal dari negara lainnya.

Redaksi

28 Okt 2023 - 22.35
A-
A+
Tertekan Benang Filamen Buatan China

Karyawan mengoperasikan mesin bordir di salah satu rumah produksi tekstil yang ada di Jakarta, Senin (23/2)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis, JAKARTA - Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) mulai melakukan penyelidikan tindakan pengamanan perdagangan (safeguard measures) terhadap lonjakan jumlah impor benang filamen artifisial dari China sejak Jumat (27/10/2023).

Plt. Ketua KPPI Nugraheni Prasetya Hastuti menyebut komoditas yang diselidiki mencakup 5 kode HS 8 digit berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) antara lain HS 5403.10.00, HS 5403.31.10, HS 5403.31.90, HS 5403.32.90, dan HS 5403.41.90.

Penyelidikan itu dilakukan berdasarkan permohonan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sebagai perwakilan industri penghasil benang filamen artifisial di dalam negeri. Adapun permohonan dari API diterima oleh KPPI pada 18 September 2023.

Adapun berdasarkan dari bukti awal permohonan resmi yang diajukan API, kata Nugraheni, KPPI menemukan adanya lonjakan jumlah impor baran benang filamen artifisial.

"KPPI juga menemukan indikasi awal mengenai kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami industri dalam negeri sebagai akibat dari lonjakan jumlah impor barang benang filamen artifisial," ujar Nugraheni dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (28/10/2023).


Pekerja mengawasi mesin bordir komputer di rumah produksi bordir di Jakarta, Senin (15/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Indikasi kerugian dan risiko kerugian serius itu dapat dilihat dari beberapa indikator dalam kinerja industri domestik selama 2020-2022. Nugraheni menyebut sepanjang periode tersebut terjadi penurunan keuntungan pelaku usaha di sektor tersebut secara terus-menerus akibat penurunan volume produksi, penjualan domestik, produktivitas, kapasitas terpakai dan tenaga kerja, serta penurunan pangsa pasar API di pasar domestik.

Aliran deras impor pun tercatat pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam tiga tahun selama periode 2020-2022. Tercatat peningkatan jumlah impor barang benang filamen artifisial hingga 49,89% dalam periode tersebut.

Pada 2020, jumlah impornya mencapai  1.191 ton kemudian naik 51,48 persen menjadi 1.804 ton pada 2021. Kemudian, pada 2022 impor benang filamen kembali meroket hingga 48,32% menjadi 2.676 ton.

Data Asosiasi Pertekstilan Indonesia mendapati sebagian besar impor benang filamen artifisial tersebut berasal dari China mencapai 98,29%, dan sebesar 1,71% berasal dari negara lainnya.

"KPPI mengundang semua pihak yang berkepentingan untuk mendaftar sebagai Pihak yang Berkepentingan selambat- lambatnya 15 hari sejak tanggal pengumuman ini," katanya.

Pekan lalu, Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) juga menemukan adanya perbedaan data impor tekstil dan produk tekstil (TPT) dari China yang dicatat BPS dengan data ekspor China ke Indonesia yang tercatat di International Trade Center (ITC).

APSyFI merekam data ekspor TPT dengan kode HS 50-60 China ke Indonesia mencapai US$6,5 miliar pada 2022. Sedangkan BPS mencatat impor TPT dari China pada 2022 hanya US$3,55 miliar. Dengan begitu, ada selisih nilai US$2,94 miliar atau setara Rp43 triliun yang tidak tercatat oleh BPS dan diduga sebagai impor ilegal.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Askolani mengatakan perbedaan data tersebut memang mungkin terjadi. Namun, data ekspor China tidak bisa serta-merta disandingkan dengan data impor di Indonesia.

Musababnya, sejumlah faktor dapat memicu perbedaan data impor di Indonesia dengan data ekspor di negara asal. Seperti perbedaan kategori barang dalam HS, metodologi perhitungan hingga perbedaan harga barang. Menurutnya, selisih data itu tidak bisa langsung disebut sebagai ilegal, perlu dikaji lebih lanjut bersama berbagai pihak terkait.

"Itu perlu dikaji sebab banyak hal yang menyebabkan perbedaannya, jadi enggak bisa apple to apple," ujar Askolani saat ditemui di Gudang Penimbunan Pabean Bea Cukai Cikarang, Kamis (26/10/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rayful Mudassir
company-logo

Lanjutkan Membaca

Tertekan Benang Filamen Buatan China

Dengan paket langganan dibawah ini :

Tidak memerlukan komitmen. Batalkan kapan saja.

Penawaran terbatas. Ini adalah penawaran untuk Langganan Akses Digital Dasar. Metode pembayaran Anda secara otomatis akan ditagih di muka setiap empat minggu. Anda akan dikenai tarif penawaran perkenalan setiap empat minggu untuk periode perkenalan selama satu tahun, dan setelah itu akan dikenakan tarif standar setiap empat minggu hingga Anda membatalkan. Semua langganan diperpanjang secara otomatis. Anda bisa membatalkannya kapan saja. Pembatalan mulai berlaku pada awal siklus penagihan Anda berikutnya. Langganan Akses Digital Dasar tidak termasuk edisi. Pembatasan dan pajak lain mungkin berlaku. Penawaran dan harga dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Copyright © Bisnis Indonesia Butuh Bantuan ?FAQ
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.